Cara Mencegah Stunting yang Bisa Dilakukan di Awal Sebelum Menikah, Masa Kehamilan Hingga Bayi Mahir

By Ruby Rachmadina, Kamis, 26 Januari 2023 | 14:09 WIB
Cara mencegah stunting bisa di awal saat perencanaan pernikahan hingga bayi lahir. (Nakita.id)

Nakita.id – Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Kondisi ini bisa membuat Si Kecil memiliki postur tubuh yang lebih pendek.

Jika dibandingkan dengan anak seusianya, anak stunting bisa dibilang kerdil.

Namun sayangnya, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki angka stunting cukup tinggi.

Meski pada beberapa waktu lalu Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia turun.

Pada tahun 2021 angka stunting menginjak angka 24,4%.

Sedangkan di tahun 2022 angka tersebut berubah menjadi 21,6%.

Presiden Joko Widodo juga telah menargetkan di tahun 2024 angka stunting turun menjadi 14%.

Pemerintah harus mencapai angka tersebut untuk membentuk generasi yang lebih produktif.

Semua angka ini tidak akan sulit dicapai asal semuanya bisa sama-sama saling bekerjasama.

Tidak hanya pemerintah, tetapi Moms dan juga Dads bisa menjadi bagian untuk mencegah terjadinya generasi stunting.

Baca Juga: Apakah Anak Perlu Suplemen untuk Mencegah Stunting?

Stunting bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi juga bisa memengaruhi kondisi intelektual seorang anak.

Anak stunting bisa memiliki kemampuan pemikiran yang lebih rendah.

Mereka juga akan memiliki keterbelakangan mental.

Sena Kartika Praba, S.Gz selaku ahli gizi di RSDC Kemayoran.

Lebih parahnya lagi anak yang stunting cenderung lebih berisiko terkena penyakit berbahaya.

Kondisi membahayakan seperti ini akan terus terjadi hingga usia dewasa.

Mencegah stunting pada anak bisa dilakukan sejak usia dini.

Hal ini juga disetujui oleh Sena Kartika Praba, S.Gz selaku ahli gizi di RSDC Kemayoran saat diwawancarai oleh tim Nakita, Selasa (17/1/2023).

Menurut Sena, pencegahan stunting bisa dijalankan di awal sebelum menikah dan merencanakan kehamilan, hingga bayi lahir.

"Bisa kita cegah dengan seawal mungkin dan sedini mungkin," ucap Sena.

Misalnya di masa awal kehamilan, Moms perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup selama hamil dan menyusui.

Baca Juga: Stunting Bisa Menyerang Anak, Segera Atasi dengan Makanan Murah Meriah Ini

Tetapi agar kebutuhan gizi ini tercukupi, Moms juga perlu melakukan intervensi sebelum kehamilan.

Saat remaja Moms harus sudah bisa memastikan jika tubuh tidak kekurangan gizi dan mengalami anemia.

Mengonsumsi makanan sehat, mulai dari makanan sumber nabati seperti sayur, buah-buahan, dan makanan pokok harus dicukupi.

Serta makanan sumber hewani yang bisa didapatkan dari susu, telur, daging, serta ikan.

Untuk mencegah terjadinya anemia, anak remaja perlu mengonsumsi tablet penambah darah.

Anjuran minumnya sebanyak 1 tablet per minggu.

Kondisi darah rendah bisa dihindari dengan konsumsi makanan bernutrisi guna membentuk produksi darah.

Sampai bayi baru lahir Moms juga perlu memastikan kondisi Moms dan sang buah hati dalam kondisi sehat.

Pada bayi baru lahir sangat diwajibkan untuk pemberian ASI eksklusif.

ASI eksklusif diberikan di 0-6 bulan pertama kehidupan.

ASI eksklusif bisa diteruskan hingga usia anak menginjak umur 2 tahun.

Baca Juga: Anak Mengalami Stunting Masih Bisa Diperbaiki? Menurut Ahli Gizi Pertumbuhannya Bisa Dikejar!

Namun jangan khawatir jika Moms tidak bisa memberikan ASI eksklusif.

Untuk pemenuhan gizinya, Moms bisa berikan susu formula.

Tetapi yang perlu diingat, pemberian susu formula Moms harus melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak.

Perlu diingat, tidak semua susu formula cocok untuk bayi baru lahir.

Jadi agar lebih aman, Moms bisa meminta arahan pada dokter terkait jenis susu apa yang cocok untuk sang buah hati.

"Pencegahan di awal, bisa dari awal kehamilan, kemudian di masa kehamilan, sampai bayi lahir," terang Sena.

Nah, ketika bayi menginjak usia 6 bulan, ini saatnya Moms mengenalkan beragam jenis makanan pendamping ASI (MPASI).

Sesuaikan menu MPASI yang diberikan dengan umur anak.

Untuk menu MPASI Moms bisa kok mengkreasikan berbagai macam menu yang berbeda-beda setiap harinya.

Hal ini dilakukan agar bayi tidak merasa jenuh dengan menu yang itu-itu saja.

Makanan MPASI yang baik itu harus padat energi yang bisa diperoleh dari pisang, alpukat, kentang, ati ayam, dan lainnya.

Baca Juga: Revolusi Pola Makan dan Perubahan Mindset Jadi Harapan BKKBN untuk Menurunkan Angka Stunting di Indonesia