Anak Stunting Memiliki IQ yang Lebih Rendah, Bisakah Memiliki Kecerdasan Otak Seperti Anak Lain?

By Ruby Rachmadina, Jumat, 27 Januari 2023 | 15:05 WIB
Anak stunting memiliki IQ yang lebih rendah dan cenderung lebih sulit untuk bisa memiliki kecerdasan otak yang sama dengan anak yang tidak stunting. (Nakita.id)

Nakita.id – Stunting jadi kondisi masalah kesehatan yang membuat pertumbuhan anak terlambat.

Stunting juga bisa memengaruhi kecerdasan anak dalam berpikir.

Si Kecil yang stunting memiliki kecerdasan yang lebih rendah di bawah rata-rata.

Akibat dari kekurangan gizi membut IQ anak menjadi menurun.

IQ anak yang stunting rendah sebesar 20 persen di bawah rata-rata.

Anak stunting memiliki kemampuan intelektual di bawah anak-anak yang tidak mengalami stunting.

Lantas bisakah anak stunting memiliki kecerdasan otak seperti anak lainnya?

Untuk menjawab hal ini, tim Nakita berhasil mewawancarai Gracia Ivonikas, M.Psi,  selaku Psikolog Klinis di Rumah Bicara, pada Kamis (12/1/2023).

Perlu diketahui sebelumnya, perkembangan otak anak dicetak sejak di masa 100 hari pertama kehidupan.

Ini dimulai sejak janin masih berada di dalam kandungan hingga ia menginjak usia 2 tahun.

Ketika di masa emas ini janin kekurangan gizi, ini bisa menyebabkan bayi stunting.

Baca Juga: Stunting Jadi Ancaman Kualitas Kehidupan Anak Indonesia, Sanitasi Buruk dan Kurang Gizi Pemicu Stunting Pada Balita

Kekurangan gizi dapat memengaruhi kecerdasan dan tumbuh kembangnya.

Ivon menyebutkan, jika belum dapat dipastikan apakah anak yang sudah terlanjur mengalami stunting bisa menyamai kecerdasan anak yang tidak stunting.

"Sebenarnya untuk melesat sama, belum bisa dipastikan," ucap Ivon.

Gracia Ivonikas, M.Psi, Psikolog Klinis di Rumah Bicara.

Menurut Ivon kondisi ini sangat sulit karena kecerdasan anak dibentuk sejak di 1000 hari kehidupan.

Jika sudah melewati masa periode emas kesempatan anak stunting bisa menyamai kecerdasan anak tidak stunting justru berkurang.

"Kemungkinann akan sulit karena perkembangan otak anak 80 persen sangat pesat pada saat 1000 hari  kehidupan anak. Sehingga kalau baru mau ditangani ketika itu lewat, kesempatannya pun sudah berkurang secara psikologis," ujar sang psikolog.

Namun kondisi ini bukanlah akhir dari segalanya.

Kecerdasan anak stunting masih bisa dikembangkan.

Menurut Ivon orangtua masih bisa berupaya agar kecerdasan anak bisa ditingkatkan.

Meski tidak terlalu signifikan, stimulasi yang diberikan memberikan dampak yang baik bagi anak dengan stunting.

Baca Juga: BKKBN Ditunjuk Sebagai Ketua Pelaksana Penurunan Stunting, Dibantu Sejumlah Kementerian untuk Membangun Generasi yang Lebih Berdaya Saing di Masa Depan

80 persen otak anak berkembang pada periode emas dan jika mengalami ketertinggalan, masih ada 20 persen untuk Moms melatih perkembangan otaknya.

Moms bisa menstimulasi anak stunting dari berbagai aspek, termasuk kondisi kognitifnya.

"Anak masih bisa distimulasi karena walaupun 80 persen sudah berkembang, masih ada 20 persennya dan kapasitas kapasitas yang masih bisa dikembangkan. Jadi stimulasilah anak dalam berbagai aspek termasuk kognitifnya semaksimal mungkin," lanjutnya.

Namun tentu saja Moms tidak bisa menyamaratakan anak stunting dengan anak lainnya yang tidak stunting.

Setiap kemampuan anak memiliki batasnya masing-masing.

Orangtua diharapkan untuk paham batas kemampuan sang anak seperti apa.

Ivon menyarankan jika kemampuannya diluar batas, sebaiknya tidak dipaksakan.

Apabila Moms terlalu memaksakan segala sesuatunya pada anak stunting ini hanya bisa memicu masalah lainnya.

"Kalau misalnya memang itu diluar batas jangan dipaksakan juga karena itu malah akan menghambat aspek-aspek perkembangan lainnya dan malah menimbulkan masalah yang lain," tutur Ivon.

Memang dirasa sangat sulit sekali untuk memperbaiki dampak anak yang sudah stunting.

Begitu juga untuk meningkatkan kecerdasan atau IQ pada anak stunting.

Baca Juga: BKKBN Tekankan Calon Pengantin Wajib Periksakan Kondisi Kesehatan, Guna Cegah Melahirkan Bayi Stunting

Satu-satunya cara pasti adalah dengan melakukan upaya pencegahan.

Moms bisa mencegah kejadian stunting dengan memastikan nutrisi Si Kecil tercukupi.

Sadari jika orangtua perlu mencukupi kebutuhan nutrisi anak hingga usia dua tahun.

Ini dikarenakan dampak yang terjadi akibat tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi di masa emas tidak bisa diubah lagi.

Mencukupi kebutuhan nutrisi anak-anak bisa dengan pemberian makanan bergizi.

Berikan makanan yang mengandung lemak, karbohidrat, atau protein hewani.

Bukan hanya itu, Moms juga perlu melakukan pemantauan tumbuh kembang.

Moms bisa cek pertumbuhan Si Kecil di fasilitas kesehatan yang ada.

Seperti posyandu, puskesmas, atau rumah sakit terdekat.

Lakukan pengecekan secara berkala sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kesadaran serta kemawasan diri dari setiap orangtua bisa mencegah terjadinya stunting dan melahirkan anak yang berpotensi unggul di masa yang akan datang.

 Baca Juga: Program BKKBN Inovasi Telponi Dapat Menekan Angka Kenaikan Stunting, Ini Mekanisme dan Upaya yang Dijalankan