Dokter Gizi Ini Jelaskan Hubungan Nutrisi dan Kecerdasan Otak Anak, Para Orangtua Wajib Baca untuk Cegah Stunting Sejak Dini

By Shannon Leonette, Selasa, 31 Januari 2023 | 10:42 WIB
Lantas, apa hubungan nutrisi dan kecerdasan otak anak itu sendiri? Simak penjelasannya menurut dokter spesialis gizi klinik ini ya, Moms dan Dads. (Nakita.id/Shannon)

Nakita.id - Dalam rangka peringati Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari, sebagai orangtua, Moms dan Dads perlu memperhatikan asupan gizi yang baik untuk Si Kecil.

Pasalnya, pemberian gizi yang berkualitas tentu sangat berperan dalam tumbuh kembang Si Kecil.

Dengan mendapatkan gizi yang berkualitas, Si Kecil dapat bertumbuh serta berkembang secara optimal dan maksimal, sehingga kelak menjadi anak yang cerdas.

Namun sayangnya, ternyata masih banyak orangtua yang belum memberikan gizi seimbang untuk anaknya sendiri. Khususnya di 1000 hari pertama kehidupannya.

Sebab, 1000 hari pertama kehidupan anak itu memiliki pengaruh yang sangat krusial dalam tumbuh kembangnya, termasuk dalam perkembangan otak.

Jika orangtua gagal memenuhi kebutuhan gizi anak di 1000 hari pertama kehidupan tersebut, anak bisa memiliki efek jangka pendek maupun jangka panjang.

Stunting menjadi salah satu efek jangka panjang yang wajib Moms dan Dads tangani mulai dari sekarang, karena bisa berdampak pada masa depan Si Kecil itu sendiri.

Lantas, apa hubungan nutrisi dengan kecerdasan otak anak itu sendiri?

Yuk, kita intip penjelasan berikut menurut dokter spesialis gizi klinik ini dalam rangkaian acara 'Referenata: Gizi Berkualitas untuk Mencetak Anak yang Cerdas' pada Rabu (25/1/2023).

Hubungan Nutrisi dan Kecerdasan Otak Anak untuk Mencegah Stunting

Menurut dr. Amalia, Sp.GK, nutrisi tentu sangat berkaitan erat dengan kecerdasan otak anak itu sendiri.

Khususnya, dalam peran untuk mencegah stunting sejak dini.

Baca Juga: Pemenuhan Gizi Selama Masa Kehamilan Bisa Mencegah Kelahiran Generasi Stunting

"Secara umum, prinsipnya ketika anak bertumbuh dan berkembang itu jangan disepelekan. Kenapa? Karena, ketika organ-organ tersebut bertumbuh dan berkembang, itu membutuhkan gizi dong pastinya," jelas dr. Amalia.

Dokter yang saat ini berpraktik di RSIA Bina Medika Bintaro ini juga membenarkan, anak pendek itu kemampuan kognitifnya kurang atau seakan-akan bodoh.

"Karena prinsipnya begini, kalau seorang anak itu kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, efeknya di tinggi badan nih yang bisa kita lihat," jelas dr. Amalia lagi.

"Tapi sebenarnya, di dalamnya, organ-organ si anak itu juga kan tidak berkembang dan bertumbuh dengan sempurna, termasuk otaknya," lanjutnya menjelaskan.

Dokter spesialis gizi klinik ini menerangkan, saat bertumbuh, justru kebutuhan kalori anak itu cukup besar untuk pertumbuhan otak.

Sehingga, kalori pada anak itu harus tercukupi dari makanan, Moms dan Dads.

"Ketika kalorinya cukup, berarti otak juga dapat asupan energi, asupan nutrisi yang mencukupi. Dan disitulah dia (nutrisi) pakai untuk otak," kata dr. Amalia menerangkan.

Selain itu, dr. Amalia juga menerangkan hubungan nutrisi dan kecerdasan otak anak secara khususnya.

"Secara khususnya, ada zat-zat yang berkaitan dengan kecerdasan otak. Misalnya, yang sering didengar atau dibaca itu Omega 3 atau DHA," ungkapnya.

"Itu memang benar, bahkan sudah banyak di penelitian. Akan tetapi, jangan hanya mengejar Omega 3 atau DHA saja dan lupa dengan yang secara umumnya," katanya sambil menegaskan.

dr. Amalia justru menegaskan orangtua diluar sana untuk tetap memenuhi asupan kalorinya.

Baca Juga: Makanan MPASI untuk Menaikkan Berat Badan Anak yang Mengalami Ketertinggalan, Jadi Solusi Cegah Stunting

"Kalau misalnya kurang, pada akhirnya nanti terutama si otak itu akan kekurangan nutrisi untuk bertumbuh," terang dr. Amalia.

"Jadi, nutrisi itu sangat berkaitan sekali dengan kecerdasan anak. Karena, tanpa nutrisi yang adekuat dan tepat, perkembangan otak tidak akan optimal," lanjutnya menerangkan.

Asupan gizi yang berkualitas untuk Si Kecil jelas terdiri dari makronutrien serta mikronutrien, yang bisa didapatkan langsung dari makanan sehari-hari.

Untuk makronutrien sendiri terdiri dari karbohidrat, protein, serta lemak yang mempunyai kalori. Sementara itu, untuk mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral

Asupan ini sangat diperlukan tubuh setiap harinya, khususnya di 1000 hari pertama kehidupan Si Kecil.

Sebagai informasi, 1000 hari pertama kehidupan itu dimulai ketika bayi berada di dalam kandungan sampai bayi berusia 2 tahun.

dr. Amalia menjelaskan, 1000 hari pertama kehidupan itu merupakan usia emas anak karena yang dilihat itu adalah dari perkembangan otaknya.

Apalagi, menurut dr. Amalia, otak memiliki pertumbuhan yang lebih pesat dari organ tubuh lainnya.

"Jadi, jangan sia-siakan golden age (usia emas) tersebut. Jika asupan gizinya terpenuhi setiap harinya, anak bisa cepat cerdas, kemampuan kognitifnya meningkat, serta tidak mengganggu proses belajar di sekolah," terang dr. Amalia.

"Maka dari itu, saat pertama hamil, nutrisi itu harus mulai diperhatikan," katanya berpesan.

Yuk, kita wujudkan generasi anak Indonesia cerdas mulai dari memperhatikan nutrisi makanannya sejak dini!

Baca Juga: Cara Mencegah Stunting yang Bisa Dilakukan di Awal Sebelum Menikah, Masa Kehamilan Hingga Bayi Mahir