Ayah Berperan Sama Tanamkan Nilai Disiplin pada Anak Tanpa Menghukum dan Memarahi

By Diah Puspita Ningrum, Rabu, 1 Februari 2023 | 15:15 WIB
Ayah berperan sama mengajarkan disiplin tanpa memarahi (Pexels/Monstera)

Nakita.id - Kedisiplinan merupakan salah satu nilai yang harus ditanamkan pada anak sejak kecil.

Tidak hanya Moms, ayah harus berperan sama mengajarkan disiplin pada anak.

Mengajarkan nilai disiplin memang tidak mudah.

Moms dan Dads tidak boleh terlalu keras sehingga membuat anak marah dan stres.

Mengajarkan disiplin membutuhkan waktu dan tenaga.

Itu sebabnya, menanamkan nilai disiplin akan lebih mudah jika dilakukan bersama.

Yang perlu diingat, Moms tidak dianjurkan mengajarkan disiplin pada anak dengan hukuman.

Baik itu hukuman fisik atau verbal yang bisa melukai hati si Kecil.

Jika anak merasa terluka, ini justru akan membuat hubungan orang tua dan anak merenggang.

Melansir dari laman Kompas dan Healthy Children, berikut cara tepat mendisiplinkan anak.

Yuk simak!

Baca Juga: Berperan Sama, Inilah Manfaat Anak Laki-laki Sering Habiskan Waktu Bersama Dads 

Cara Mengajarkan Disiplin pada Anak

1. Menjaga komunikasi

Ayah perlu memastikan bahwa tidak ada miskomunikasi antara orang tua dan anak.

Sebelum Dads dan Moms tersulut emosi akibat ulah anak-anak, mintalah mereka untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Bisa saja mereka melakukan kesalahan karena tidak tahu bahwa hal tersebut merupakan tindakan buruk.

Atau ketika anak rewel dan mengamuk, bisa saja karena dia sedang tidak enak badan.

Dengan begitu, ajak si Kecil berbicara bersama dan pertanyakan alasannya.

2. Penuhi kebutuhan atau berikan pilihan

Masalah yang kerap ditimbulkan anak-anak yaitu menangis karena menginginkan sesuatu.

Kalau memang yang diinginkan hanya sederhana, tidak ada salahnya untuk memenuhinya seperti membeli es krim atau mobil-mobilan dengan harga relatif murah.

Tetapi kalau permintaannya cukup menyulitkan, daripada Moms dan Dads marah-marah, berikan pengertian dan pilihan alternatif.

Misalnya Dads mengajak si Kecil jalan-jalan ke mal dan dia menangis karena ingin mainan dengan harga cukup mahal.

Dads bisa terus terang bahwa harganya cukup mahal sehingga tidak bisa dibeli hari itu juga.

Sebagai pilihan alternatifnya, Dads bisa menjanjikan seperti kalau si Kecil berhasil mendapatkan nilai sempurna untuk mata pelajaran tertentu maka dia bisa mendapatkan mainan tersebut.

Baca Juga: Berperan Sama Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri, Dads Perlu Pastikan Moms Menghindari 7 Makanan Ini

Tapi pastikan janji yang diberikan pasti bisa ditepati dan memang sesuai dengan keuangan keluarga saat itu.

3. Meminta perbaikan

Ketika sudah mengetahui penyebab tindakan buruk si Kecil, mintalah dia untuk memilih tindakan apa yang buruk.

Dengan begitu si Kecil akan lebih paham perihal perilaku baik dan buruk.

Setelah dia menyadari perilaku buruknya, mintalah mereka memikirkan cara apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Contohnya Dads mendapat aduan karena si Kecil mendorong teman sebayanya hingga terjatuh dan terluka.

Mulailah dengan menanyakan mengapa dia melakukannya karena bisa jadi si Kecil melakukannya sebagai bentuk pertahanan dirinya.

Setelah tahu penyebabnya, beri tahu apa saja kemungkinan terburuk yang bisa si Kecil dapatkan akibat melukai temannya.

Lalu, tanya si Kecil apa yang kira-kira perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Jangan lupa juga beri tahu tindakan apa yang sebaiknya ketika dia mengalami kejadian serupa.

Baca Juga: Ayah Berperan Sama dalam Parenting, Berikut Tips 1 Menit yang Harus Dads Tahu