Risiko Terkena Stunting pada Bayi Prematur, Cari Tahu Penjelasannya

By Aullia Rachma Puteri, Senin, 27 Februari 2023 | 15:28 WIB
Bayi prematur berisiko stunting (Freepik.com)

Nakita.id - Ternyata bayi prematur berisiko stunting lebih banyak dibanding bayi yang lahir normal setelah 9 bulan dalam kandungan.

Simak penjelasan dari ahli berikut ini.

Risiko Bayi Prematur Terkena Stunting

Memiliki bayi yang lahir prematur memang mengkhawatirkan, apalagi risiko stunting yang bisa saja terjadi.

Hal ini diterangkan oleh Dokter Anak Konsultan Neonatologi Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, Sp. A(K), melansir Kompas.

Ia mengatakan, bahwa bayi prematur bisa stunting jika tidak ditangani secara tepat.

Bahkan, kondisi prematur bisa berpotensi menjadi penyumbang stunting terbesar bila penanganannya salah.

"Bayi prematur memang belum waktunya, belum siap. Ini kalau tidak ditangani dengan benar, dia akan menjadi potensial penyumbang stunting terbesar," terang Rinawati.

Studi di 137 negara berkembang yang dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine menyebutkan, sebanyak 32,5 persen kasus stunting disebabkan oleh kelahiran prematur.

Mengutip data Kementerian Kesehatan tahun 2018, ada 29,5 persen prevalensi bayi prematur di Indonesia.

Sementara, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) memengaruhi 20 persen dari terjadinya stunting di Indonesia.

"Prematur itu, bayi yang lahir sebelum waktunya. Kalau bayi berat lahir redah hanya kecil. Kecil sudah pasti prematur? Belum tentu. Bisa saja dia cukup bulan tapi enggak tumbuh," jelas Rinawati.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Susu untuk Bayi Prematur, Tumbuh Menjadi Lebih Sehat

"Tapi apakah bayi prematur pasti kecil? Iya, karena belum cukup waktunya. Ada juga bayi prematur yang kekurangan gizi," lanjutnya.

Dia menambahkan, kelahiran prematur terjadi karena pertumbuhan janin yang lebih lambat jika dibandingkan pertumbuhan normal saat masih di dalam kandungan.

Kendati demikian, apabila bayi prematur masih mampu bertahan hidup dan ditangani secara baik, maka ia dapat terhindar dari risiko stunting.

Bayi prematur dilihat dari waktu kelahiran dengan usia gestasi kurang dari 37 minggu, sedangkan BBLR dilihat dari berat lahir yang kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia gestasi.

Selain risiko stunting, Moms harus tahu risiko kesehatan lainnya jika melahirkan bayi prematur.

1. Operasi sesar

Jika Moms berisiko seperti plasenta previa atau tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan kelahiran prematur, dokter akan lebih memilih operasi sesar.

Pada minggu ke-35, janin tidak akan siap untuk menjalani persalinan normal.

2. Masalah pernapasan

Paru-paru mencapai pertumbuhan penuh pada akhir periode kehamilan.

Jadi, bayi yang lahir lebih awal pada minggu ke-35 akan menderita banyak masalah pernapasan.

Dalam kasus tertentu, jika persalinan dini sudah direncanakan, dokter memberikan obat untuk mempercepat pematangan paru-paru.

3. Kuning

Bayi kuning adalah gejala umum yang dapat dilihat pada bayi prematur.

Baca Juga: 4 Tanda Melahirkan Secara Prematur yang Harus Moms Tahu

Ini membutuhkan perhatian medis dan akan menuju ke tahap normal dengan perawatan medis yang tepat.

4. Penyakit jantung

Mungkin ada kondisi seperti Paten Ductus Arteriosus (PDA) dan tekanan darah rendah (hipotensi).

Masalah-masalah jantung ini biasanya diperbaiki sendiri jika perawatan medis yang tepat diberikan tepat waktu.

Jika tidak dirawat dengan baik, kelebihan darah akan mengalir melalui jantung yang dapat menyebabkan gagal jantung pada tahap selanjutnya.

5. Masalah otak

Peluang perdarahan intraventrikular lebih banyak terjadi pada bayi prematur.

Ini biasanya diselesaikan dengan sendirinya.

Namun, perawatan medis segera adalah kunci dalam kasus tersebut.

6. Masalah kontrol suhu

Karena bayi prematur yang lahir pada usia 35 minggu memiliki jumlah lemak yang disimpan lebih sedikit, peluang mereka untuk kehilangan panas tubuh lebih cepat.

Hipotermia ini juga dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kadar gula darah rendah.

7. Infeksi

Karena bayi prematur memiliki sistem kekebalan yang belum matang, peluang mereka untuk terkena infeksi lebih besar.

Jika tidak ditangani tepat waktu, infeksi ringan dapat berlanjut ke kondisi serius seperti sepsis.

Baca Juga: Bayi Menangis Sampai Tremor, Apa Penyebabnya? Bayi Prematur Sering Mengalaminya