Kenali Perbedaan Pemasangan IUD di Puskesmas dan Dokter Spesialis Kandungan, Mulai dari Harga hingga Jenisnya

By Aullia Rachma Puteri, Selasa, 20 Juni 2023 | 17:30 WIB
Perbedaan pemasangan KB IUD di puskesmas dan dokter spesialis (Nakita.id/Naura)

Nakita.id - Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan pemasangan IUD di Puskesmas dan dokter spesialis.

IUD (Intrauterine Device) adalah metode kontrasepsi yang efektif dan terpercaya yang digunakan oleh perempuan untuk mencegah kehamilan.

IUD merupakan alat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis yang terlatih.

Alat ini terbuat dari bahan yang aman seperti plastik atau tembaga yang tidak menimbulkan reaksi alergi pada tubuh.

IUD bekerja dengan beberapa cara, seperti mencegah pembuahan, mengubah lingkungan rahim agar tidak kondusif bagi sel telur dan sperma, serta menghambat perkembangan sel telur yang telah dibuahi.

IUD memiliki beberapa kelebihan, antara lain efektivitas yang tinggi, reversible (dapat dilepas kapan saja jika ingin hamil), dan tidak memerlukan tindakan harian seperti pil kontrasepsi.

Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah perbedaan pemasangan IUD di Puskesmas dan dokter spesialis, mulai dari harga hingga jenis yang digunakan.

Perbedaan Pemasangan IUD di Puskesmas dan Dokter Spesialis Kandungan

1. Puskesmas

- Pemasangan IUD : Rp60.000.

- Kontrol dan lepas IUD Rp.13.000, jika lepas IUD dengan penyulit: Rp39.000.

Jika sudah punya, segera ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang tertera pada kartu BPJS atau bisa cek di aplikasi Mobile JKN.

Apabila FKTP-nya adalah puskesmas, maka kita akan mendapatkan pelayanan pemasangan IUD secara gratis.

Baca Juga: Memilih Metode Kontrasepsi, Ini Beberapa KB yang Cocok untuk Ibu Melahirkan Caesar

Selain pemasangan, kontrol IUD berulang dan berkala juga gratis.

Namun, jika FKTP milik kita adalah klinik swasta, maka kita dapat melakukan cek ke klinik tersebut apakah terdapat pelayanan pemasangan IUD atau tidak.

Kalau ada, maka kita dapat mendapatkan fasilitas pemasangan IUD secara gratis sama halnya seperti di puskesmas.

Sebaliknya, jika di klinik swasta tempat FKTP kita tidak terdapat pelayanan pemasangan KB IUD, berarti kita harus bertanya mengenai ketersediaan bidan jejaring yang dapat melayani pemasangan KB IUD.

Karena pemasangannya dilakukan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS, maka tentunya kita tidak perlu membayar alias gratis.

2. Dokter Spesialis Kandungan

Berbeda lagi di dokter Sp.OG, biaya pasang dan pelayanan bisa mencapai jutaan rupiah.

Kurang lebih kisarannya Rp200.000 – Rp1.500.000.

Kenapa sangat berbeda ya Moms?

Hal ini bergantung pada jenis dan merek IUD yang dipakai.

Semakin mahal, tentu semakin bagus.

Berikut ini tipe KB IUD yang harus Moms ketahui:

Baca Juga: Rincian Biaya KB IUD di Puskesmas untuk Pasien Umum Tanpa BPJS

1. IUD Hormonal

IUD hormonal melepaskan progestin, yang merupakan versi sintetis dari hormon progesteron.

Progestin mengentalkan lendir di leher rahim, sehingga hampir mustahil sperma bisa mencapai sel telur.

Progestin juga menipiskan lapisan rahim.

Jika sperma tidak dapat melakukan perjalanan ke sel telur, lapisan tipis ini membuat telur sulit untuk ditanamkan di rahim dan menyebabkan kehamilan.

Ada empat merek IUD hormonal yang ada di pasaran:

- Mirena, mencegah kehamilan hingga 6 tahun

- Kyleena, mencegah kehamilan hingga 5 tahun

- Liletta, mencegah kehamilan hingga 4 tahun

- Skyla, mencegah kehamilan hingga 3 tahun

Nah, IUD hormonal juga punya efek samping yang mirip dengan pil KB, Moms.

Misalnya nyeri payudara, sakit kepala, mual, perubahan mood, penambahan berat badan, atau jerawat.

Baca Juga: Daftar Lengkap Alat Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui, Mau Pilih Mana?

2. IUD Nonhormonal atau Tembaga

IUD tembaga tidak menggunakan hormon, tetapi menggunakan tembaga untuk merusak sperma agar tidak sampai ke sel telur.

Tipe KB spiral ini juga menciptakan respons kekebalan yang menghentikan perkembangan telur yang sehat dan menghancurkan semua telur yang berkembang.

Ketika diletakkan dalam rahim, IUD tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun.

Jika Moms menggunakan IUD tembaga, kemungkinan Moms akan mengalami pendarahan lebih banyak dan kram lebih sering saat menstruasi.

Namun, rasa sakit dan banyaknya darah akan berkurang setelah beberapa bulan menggunakan IUD tembaga.

Adapun beberapa efek samping ketika menggunakan IUD tembaga:

- Anemia

- Sakit punggung

- Bercak di luar periode menstruasi

- Keputihan

- Rasa sakit saat berhubungan seks

Baca Juga: Ketahui Efek Pemakaian KB IUD, Apakah Bikin Badan Jadi Gemuk?