Sadar Akan Pentingnya Kesehatan Mental, Sekolah Cikal Lakukan Program Ini untuk Para Peserta Didik dan Guru

By Shannon Leonette, Selasa, 1 Agustus 2023 | 14:38 WIB
Sekolah Cikal selalu menjaga kesehatan mental peserta didiknya. Kuncinya adalah balance (seimbang) antara satu hal dengan hal lain. (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Nakita.id - Setiap tahunnya, Hari Anak Nasional diperingati pada tanggal 23 Juli.

Hari Anak Nasional ini menjadi ajang penting untuk mengingat kembali harapan bangsa terhadap anak di masa depan, yakni generasi yang sehat, hebat, dan cerdas.

Oleh sebab itu, jangan heran apabila Hari Anak Nasional diperingati sebagai bentuk kepedulian seluruh masyarakat Indonesia atas keamanan, kesejahteraan, serta kebahagiaan kehidupan anak.

Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional, Nakita mengangkat topik tentang menjaga kesehatan mental anak dan remaja.

Selain di lingkungan keluarga, kesehatan mental juga bisa dibentuk di lingkungan sekolah melalui peran guru, teman sebaya, hingga staf-staf sekolah lainnya.

Lantas, apa saja peran sekolah untuk menjaga kesehatan mental peserta didiknya?

Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Peran Sekolah Cikal dalam Menjaga Kesehatan Mental Peserta Didik

Menurut Tari Sandjojo, kesehatan mental itu bisa terbentuk dengan baik apabila suatu komunitas atau lingkungan secara kondusif membantu orang-orang di sekitarnya untuk bisa seimbang.

"Seimbang dalam hal apa saja? Banyak. Kalau dari secara fisik adalah, imbang antara physical activities dengan makanan sehat dan menu yang imbang," sebut Tari saat diwawancarai secara eksklusif oleh Nakita, Senin (31/7/2023).

"Kemudian juga, kegiatan-kegiatan yang memberikan kesempatan untuk anak untuk betul-betul bisa sadar diri. Kegiatan mindfulness gitu, ya. Dan kemudian, kegiatan-kegiatan yang membuat anak tuh bisa melihat dampak perilaku dengan lingkungan sekitar," tambahnya lagi.

Sebagai contoh adalah membuat tema-tema kegiatan yang memikirkan bumi atau lingkungan sekitar secara mendalam dan secara utuh.

Baca Juga: Peran Serta Guru di Sekolah dalam Menjaga Kesehatan Mental Para Siswa

Tari bahkan menyampaikan bahwa sekolah tidak dibangun untuk sekadar tujuan akademis saja. Tapi juga, bertujuan untuk mengajarkan anak melihat keseimbangan secara keseluruhan.

Tari Sandjojo selaku Head of School Cikal

"Apabila itu (sekolah) dijaga dengan baik, maka anak itu juga akan punya kesempatan atau ruang untuk berpikir mengenai apa sih yang baik buat dirinya secara mental," terang Head of School Cikal ini.

Di sisi lain, lanjutnya lagi, sehat secara mental itu sebenarnya membicarakan dari sisi psikologi, dimana berkaitan dengan cara menjaga keselarasan antara perasaan, pikiran, dan perilaku.

"Bagaimana suatu emosi itu kemudian diterima, di-acknowledge, kemudian diproses dalam suatu proses berpikir yang thorough atau menyeluruh, dan kemudian menjadi dasar pertimbangan perilaku yang kemudian muncul gitu," ungkap Tari.

Agar bisa melakukan hal tersebut, maka sekolah harus mempu memberikan perkembangan yang seimbang dan menyeluruh dari berbagai hal.

Mulai dari fisik, makanan, serta pilihan-pilihan lainnya.

"Itu yang terus-menerus dicoba dengan berbagai inovasi di Sekolah Cikal. Ada hal-hal yang memang sudah bagus dan kita akan kembangkan.

Tapi, karena Cikal sejak awal berkomitmen untuk menjadi sekolah yang penuh dengan inovasi, jadi sekolah pionir, sekolah yang punya many steps ahead dibandingkan sekolah lain, kita terus mengeksplorasi apa lagi yang bisa kita lakukan untuk membantu anak-anak ini," ujar Tari.

Ditambah sejak pandemi kemarin, dimana isu kesehatan mental menjadi isu yang paling utama sampai sekarang ini.

Sehingga, kurang melakukan kebiasaan atau berlatih untuk berinteraksi satu sama lain.

Baca Juga: Adakah Layanan Khusus dari KemenPPPA untuk Remaja dengan Gangguan Kesehatan Mental? Cari Tahu di Sini!

"Jadi, memang banyak hal yang masih kita pikirkan untuk membuat sekolah, terutama Sekolah Cikal ini menjadi sekolah yang membantu kesehatan mental semua individu di dalamnya," kata Tari.

Pentingnya Guru di Sekolah Cikal Mendapat Edukasi Kesehatan Mental

Selain pada peserta didik, Tari menyampaikan bahwa edukasi kesehatan mental juga dilakukan kepada para pendidik maupun staf Sekolah Cikal itu sendiri.

"Kalau kita pengen anak-anak kita sehat mental, maka orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya, yang menjadi fasilitatornya mereka itu juga harus sehat mental," sebutnya.

"Jadi memang program-program di HR untuk membantu semua stafnya tuh punya kesehatan mental itu selalu berusaha kita perbaiki tahap demi tahap.

Apalagi, pekerjaan sebagai guru itu kan pekerjaan yang sama sekali tidak mudah ya," ungkapnya.

Ditambah, ketika para guru memberikan banyak pilihan pada anak, tentu harus betul-betul melakukan personalisasi pada setiap muridnya satu per satu.

Upaya ini tentu membutuhkan kapasitas yang baik dalam berbagai aspek, termasuk kepala dan hati.

"Jadi balance antara beban guru itu untuk bisa menurunkan atau memfasilitasi materi belajar. Itu juga harus dibuat seimbang dengan apa yang dia butuhkan untuk membuat kesehatan mentalnya juga cukup baik. Dan kita masih seperti itu," kata Tari menyampaikan.

Salah satu program HR yang dijalankan untuk menjaga kesehatan mental para guru Sekolah Cikal adalah Pojok Kopi.

Pojok Kopi ini diadakan sebulan 1-2 kali, pada hari Jumat tertentu.

"Itu (Pojok Kopi) dimana semua staf kita nih ada corner di semua sudut ya. Misalnya, ada pojok yang isinya es kopi atau es kopi susu yang kemudian bisa dinikmati oleh teman-teman guru," ujar Tari.

Baca Juga: Peran Penting KemenPPPA dalam Mencegah Kekerasan di Keluarga Demi Menjaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja

"Mungkin sangat simpel. Tapi itu sebetulnya bukan sekadar minum kopinya ya. Tapi, satu momen dimana semua orang yang ada di satu sudut Sekolah Cikal datang ke pojok itu mengambil kopinya. Kemudian, berdiskusi sebentar tentang berbagai hal yang mungkin di luar pekerjaan," lanjutnya.

Kopi yang dibagikan di Pojok Kopi Sekolah Cikal ini mulai dilakukan menjelang jam makan siang.

Tari berharap, dengan hadirnya Pojok Kopi ini para guru bisa minum di tempat sambil mengobrol atau berbagai cerita dan keluh kesah yang dialaminya selama 5-15 menit.

"Tapi itu adalah salah satu upaya untuk membuat teman-teman punya break sebentar dan berbagi satu sama lain," katanya.

Selain Pojok Kopi, Tari pun menyebut bahwa HR juga membuat beberapa kegiatan sesuai dengan minat guru dan staf Sekolah Cikal.

Biasanya kegiatan ini dilakukan setelah jam sekolah selesai.

"Ada kegiatan yoga, lalu bermain bola bersama, main basket bersama. Itu semua bisa ikut dan kita memang menghadirkan profesional untuk mengajar," sebutnya.

Jadi dalam kata lain, tak hanya pelatihan saja yang dilakukan HR Sekolah Cikal untuk menjaga kesehatan mental para guru dan staf sekolahnya.

Semoga artikel diatas bermanfaat ya, Moms.

Untuk informasi lebih lengkap terkait Sekolah Cikal bisa langsung mengunjungi situs resmi http://www.cikal.co.id.

Atau, bisa juga mengunjungi akun resmi Instagram Sekolah Cikal @sekolahcikal.

Baca Juga: Demi Persiapkan Generasi Muda yang Sehat Jiwa, Pemerintah Gelar Sosialisasi Berbasis Posyandu