Perjalanan Sukses Tari Sandjojo Bangun Sekolah Cikal Jadi Sekolah yang Berkontribusi untuk Indonesia

By Shannon Leonette, Rabu, 2 Agustus 2023 | 17:01 WIB
Berikut cerita lengkap mengenai perjalanan sukses Tari Sandjojo sebagai Head of School Cikal membangun Sekolah Cikal sebagai sekolah yang banyak berkontribusi untuk masyarakat Indonesia. Berikut selengkapnya. (Nakita.id/Shannon)

"Dan kemudian, kegiatan-kegiatan yang membuat anak tuh bisa melihat dampak perilaku dengan lingkungan sekitar. Membuat tema-tema yang memikirkan bumi ini secara utuh atau lingkungan sekitar secara mendalam begitu ya," tambah Tari.

Sementara itu untuk para guru Sekolah Cikal, Tari mengungkap bahwa ada program-program yang diadakan untuk membantu mereka memperbaiki kesehatan mentalnya secara bertahap.

"Apalagi, pekerjaan sebagai guru itu kan pekerjaan yang sama sekali tidak mudah ya. Apalagi kalau kita mau memberikan banyak pilihan pada anak, kita mau betul-betul melakukan personalisasi pada setiap murid-murid kita satu per satu.

Itu juga butuh kapasitas kepala, kapasitas hati, dan kapasitas semuanya dari guru-guru kita yang cukup baik," katanya menerangkan.

Salah satu program yang diadakan adalah Pojok Kopi, yang diadakan sebulan 1-2 kali pada hari Jumat.

Berdasarkan penjelasan Tari, Pojok Kopi ini merupakan suatu pojok yang tersebar di Sekolah Cikal dan menyediakan minuman kopi yang bisa dinikmati para guru menjelang jam makan siang.

"Mungkin sangat simpel, tapi itu sebetulnya kayak bukan sekadar (minum) kopinya ya. Tapi, satu momen dimana semua orang yang ada di satu sudut Sekolah Cikal datang ke pojok itu dan mengambil kopinya. Kemudian, berdiskusi sebentar tentang berbagai hal yang mungkin di luar pekerjaan," jelasnya.

"Kita sih maunya minumnya di situ ya. Sambil ngobrol, sambil saling berbagi mungkin sekitar 5-15 menit. Tapi, itu adalah salah satu upaya untuk membuat teman-teman punya break sebentar gitu dan berbagi satu sama lain," lanjutnya berharap.

Tips Membagi Waktu Antara Pekerjaan dan Keluarga Menurut Tari Sandjojo

Sebagai seorang psikolog maupun seorang ibu, Tari tentu harus pintar-pintar membagi waktunya antara pekerjaan dengan keluarganya.

"Karena kebetulan saya juga psikolog, jadi saya harus punya waktu untuk mengeluarkan semua masalah yang ada di dalam kepala. Baik milik saya sendiri maupun milik orang lain. Psikolog itu punya psikolog juga," ungkapnya.

Kemudian selain itu, Tari membuat sekaligus mengatur rencana yang cukup fleksibel untuk melihat atau melakukan beberapa penyesuaian kedepannya. Misalnya, ada sesuatu yang lebih urgent dibandingkan rencana lain, sehingga harus dibuat penyesuaian.

Baca Juga: Dukung Transformasi Pendidikan, Belajaraya 2023 Kembali Diadakan dan Dorong Kolaborasi Lintas Sektor