Pantas Dianjurkan Para Ahli, Ternyata Sehebat Ini Manfaat Menyusui bagi Anak dan Sang Ibu

By Shannon Leonette, Jumat, 25 Agustus 2023 | 22:11 WIB
Moms wajib tahu apa saja dampak positif dari menyusui untuk psikologis ibu maupun bayi itu sendiri. Berikut penjelasan menurut psikolog. (Nakita.id)

Nakita.id - Setiap tahunnya di tanggal 1-7 Agustus memperingati Pekan ASI Sedunia atau World Breastfeeding Week.

Melalui rangkaian Pekan ASI Sedunia ini, para Moms diingatkan kembali akan pentingnya menyusui selama 2 tahun bagi busui maupun bayi. Khususnya, pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan yang tak kalah pentingnya untuk tumbuh kembang bayi secara optimal.

Lantas, apa saja dampak positif dari menyusui itu sendiri untuk psikologis ibu dan bayi? Yuk, simak penjelasan berikut menurut psikolog ini!

Dampak Positif dari Menyusui untuk Psikologis Ibu dan Bayi

Monica Sulistiawati, M.Psi, Psikolog Klinis mengatakan, manfaat dari menyusui sendiri tentu sangat besar untuk ibu maupun anak itu sendiri.

Berikut penjabaran selengkapnya dari psikolog yang berpraktik di Personal Growth ini.

1. Membuat Ibu Semakin Rileks

Pada saat ibu menyusui, Monica menjelaskan bahwa ada hormon oksitosin yang dihasilkan tubuh.

"Hormon oksitosin, atau hormon cinta dinamakannya, itu fungsinya adalah menumbuhkan perasaan rileks sebetulnya di dalam tubuh ibu," ungkap Monica dalam wawancara eksklusif Nakita, Kamis (24/8/2023).

"Sehingga, semestinya ketika menyusui si anak atau bayi, si ibu merasa rileks," lanjutnya menerangkan.

2. Menurunkan Risiko Kecemasan

Dampak positif menyusui lainnya menurut Monica adalah dapat menurunkan risiko kecemasan hingga depresi pada ibu.

"Jadi, kalau banyak yang mengatakan bahwa menyusui bisa menyebabkan depresi, itu salah besar," kata Monica dengan tegas.

"Justru, menyusui membantu ibu coping dengan depresinya," lanjutnya.

Baca Juga: Dampak yang Dirasakan Bayi dan Busui Jika Tidak Menyusui secara Optimal 2 Tahun

3. Bayi Merasa Dicintai Ibunya

Monica pun menambahkan, menyusui juga membuat bayi merasa semakin dicintai ibunya sendiri.

Monica Sulistiawati, M.Psi, Psikolog Klinis adalah psikolog yang saat ini berpraktik di Personal Growth.

"Dengan dia (ibu) menyusui si bayinya ini, bayi juga akan mendapatkan hormon oksitosin yang dihasilkan si ibu dan di dalam dia sendiri. Sehingga, (bayi) akan tumbuh perasaan merasa dicintai dan dihargai," katanya menerangkan.

4. Sebagai Proses Pembentukan Attachment

Monica menjelaskan, proses menyusui di usia 0-2 tahun, terutama saat masa ASI eksklusif di 6 bulan pertama, adalah pembentukan attachment antara ibu dan anak.

"Anak bisa merasa dirinya aman, karena tahu ada ibu yang mencintai dia," jelasnya.

"Sebaliknya, dia akan merasakan detach, merasa tidak dicintai, merasa tidak dipedulikan, atau insecure apabila tidak menyusu selama 2 tahun itu," lanjutnya.

Alhasil, bayi bisa menumbuhkan perasaan merasa tersakiti, tidak aman, bahkan lebih rewel.

Sehingga, bayi juga akan mengalami sulit menyusui bahkan sulit melakukan MPASI nantinya, dan berisiko alami stunting.

Dampak dari Tidak Dapat Menyusui secara Optimal selama 2 Tahun

Dampak dari tidak menyusui bagi bayi maupun ibunya tentu sangat beragam. Berikut penjabarannya.

Dampak bagi Bayi

Menurut dr. Putri Maulina, bayi yang tidak disusu secara optimal tentu lebih berisiko untuk mendapatkan infeksi.

"Infeksi apa saja? Infeksi pencernaan, infeksi pernapasan," sebut dr. Putri saat diwawancarai eksklusif oleh Nakita, Senin (14/8/2023).

Baca Juga: Manfaat Menyusui untuk Ibu dan Bayi, Kesehatan dan Kebersamaan yang Lebih Baik

"Karena, adanya zat-zat alergi yang akan masuk apabila kita (busui) berikan susu lain selain ASI," kata dr. Putri menerangkan.

dr. Putri Maulina selaku dokter laktasi di RSIA Tambak.

Selain itu, dokter laktasi yang berpraktik di RSIA Tambak ini juga menyebut bayi yang tidak mendapat ASI secara optimal juga lebih cenderung alami obesitas.

Terutama, jika bayi tersebut sudah diberi susu formula sejak dini.

"Memberikan susu formula itu kan komposisinya kebanyakan adalah gula, jadi menimbulkan obesitas," jelas dr. Putri.

Selain itu, lanjutnya, imunitas bayi juga akan lebih menurun.

"Karena, kita tahu bahwa di dalam ASI itu terdapat banyak zat antibodi atau imunoglobulin yang akan mencegah tubuh bayi kemasukan penyakit," terangnya.

Tak sampai di situ. Kurangnya pemberian ASI pada bayi secara optimal juga dapat berdampak pada tumbuh kembangnya, Moms.

dr. Putri menekankan bahwa di 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan hari-hari yang spesial bagi tumbuh kembang anak.

"Pertumbuhan otak bayi sangat pesat, berat badan bayi itu sedang pesat-pesatnya," sebut dr. Putri.

Tentu jika bayi kekurangan ASI selama dua tahun, perkembangan otak dan penambahan berat badan bayi tentu tidak optimal, sehingga berisiko stunting kedepannya.

Baca Juga: Bukan Hanya untuk Anak, Menyusui Juga Bisa Berikan Keuntungan Tak Terduga untuk Moms, Salah Satunya Langsing Alami

Moms harus ingat, anak yang stunting tidak akan mampu bersaing dengan baik ketika beranjak dewasa nanti.

Dampak bagi Ibu Menyusui

Selain berdampak bagi bayi, kurangnya menyusui secara optimal selama 2 tahun juga ternyata dapat berdampak bagi ibu menyusui, Moms.

Salah satunya adalah pendarahan pasca persalinan yang tidak berhenti-henti.

"Kita tahu bahwa menyusui itu menyebabkan kontraksi rahim. Artinya, pendarahan postpartum atau pasca persalinan itu akan berhenti apabila kita rajin menyusui," ungkap dr. Putri.

Selain itu, kurang menyusui secara optimal juga dapat membuat Moms kesulitan menurunkan berat badan.

"Pada masa kehamilan, berat badan ibu itu kan naik drastis. Nah, dengan menyusui, itu akan membantu ibu menurunkan berat badannya yang tadi naik," katanya menerangkan.

Dampak lainnya adalah dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya postpartum depression atau depresi pasca melahirkan.

dr. Putri mengatakan, menyusui ternyata bermanfaat untuk mencegah terjadinya postpartum depression.

"Karena, adanya ikatan pada saat bayi menyusu. 

Ada bonding dengan anaknya, sehingga ibu jadi lebih percaya diri untuk mengASIhi bayinya," katanya menjelaskan.

Dampak yang terakhir adalah, adanya risiko ibu menyusui terserang penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga kanker payudara dan kanker serviks.

Baca Juga: Satu Indonesia Salah! Bukannya Berbahaya Justru Menyusui Saat Puasa Ada Manfaatnya untuk Moms, Bonusnya Bisa Bikin Semua Ibu-ibu Panjang Umur dan Sehat