Anggota Lengkap BPUPK Beserta Denah Tempat Duduknya Saat Sidang, Materi Pendidikan Pancasila Kelas X SMA Kurikulum Merdeka

By Ratnaningtyas Winahyu, Jumat, 8 September 2023 | 10:28 WIB
Suasana sidang pertama BPUPK, materi Pendidikan Pancasila kelas X SMA Kurikulum Merdeka (Freepik.com/bearfotos)

Nakita.id – Saat ini, mata pelajaran Pendidikan Pancasila tengah membahas mengenai dinamika kelahiran Pancasila.

Pada artikel Kurikulum Merdeka sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang dinamika dalam sidang BPUPK pertama.

Kini, kita akan lanjut membahas tentang suasana sidang BPUPK.

Dalam buku Pendidikan Pancasila SMA/MA/SMK/MAK kelas X Kurikulum Merdeka 2023, dijelaskan siapa saja anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan (BPUPK).

Adapun yang menjadi Ketua BPUPK (Kaico) adalah dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, sedangkan Wakil Ketua/Ketua Muda (Fuku Kaico) adalah Itjibangase Yosio dan R.P. Soeroso.

BPUPK terdiri dari 60 anggota (Iin).

Anggota BPUPK berjumlah 60

Anggota tambahan yang menjadi anggota pada masa sidang kedua, 10–17 Juli 1945 berjumlah 6 orang, dan anggota istimewa (Tokubetsu Iin) berjumlah 7 orang.

Anggota tambahan dan istimewa BPUPK

Sebagai gambaran bagaimana suasana sidang BPUPK, berikut adalah desain tempat duduknya.

Denah tempat duduk sidang BPUPK

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Uji Kompetensi 1.1 Halaman 11, Pendidikan Pancasila Kelas X SMA Kurikulum Merdeka

Dengan disusunnya meja dan kursi seperti itu, proses komunikasi dan musyawarah dapat berlangsung lebih baik karena setiap pembicara yang tampil di depan (dekat dengan tempat duduk ketua dan wakil ketua) dapat melihat ke setiap peserta di berbagai sudut secara lebih mudah.

Sementara itu, para peserta yang tengah duduk di kursinya masing-masing akan lebih mudah menyimak seseorang yang sedang menyampaikan pandangannya di bagian tengah ruang persidangan.

Dalam sejarahnya, BPUPK mengadakan dua kali sidang. Sidang pertama yang berlangsung 29 Mei–1 Juni 1945 memiliki agenda pembahasan mengensai dasar negara.

Lalu, pada sidang kedua yang berlangsung pada 10–17 Juli 1945, para anggota BPUPK memiliki agenda untuk membahas rancangan undang-undang dasar.

Dengan adanya agenda tersebut, maka persoalan soal sejarah kelahiran Pancasila pun lebih terkait dengan sidang pertama BPUPK dibanding dengan sidang keduanya.

Sebagaimana telah disinggung pada subbab sebelumnya, dalam rangka menjawab pertanyaan yang diusung oleh dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat tentang dasar negara pada pidato pembukaannya tanggal 29 Mei 1945, selama empat hari berturut-turut beberapa anggota BPUPK mengeluarkan gagasan-gagasannya secara terbuka.

Menurut Ananda B. Kusuma (2004), sebagaimana dapat dilihat dari Tabel 1.2 di bawah, sejak tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 sekurang-kurangnya terdapat lebih dari 35 orang pendiri bangsa yang menyampaikan pendapatnya dalam sidang BPUPK yang pertama.

Termasuk di antaranya Sukarno yang berpidato tentang Pancasila pada hari Jumat, tanggal 1 Juni 1945 sebagaimana yang telah kita ulas.

Menurut catatan yang diberikan oleh Daradjadi dan Osa Kurniawan (2020), sekalipun para pendiri bangsa memberikan pandangan-pandangan yang berbeda di dalam sidang tersebut, semuanya menggarisbawahi tentang kehendak untuk merdeka secepat-cepatnya dan perlunya meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa untuk mencapai kemerdekaan tersebut.

Dengan demikian, meskipun para anggota BPUPK terkadang memperlihatkan argumen untuk mendebat gagasan lain yang dimunculkan dalam sidang, mereka semua nampak memperhatikan betul sikap kebangsaan Indonesia yang mesti didasari pada rasa saling menghargai terhadap berbagai perbedaan yang ada.

Ini membuktikan bahwasanya semangat kebangsaan Indonesia yang diikrarkan dalam Kongres Pemuda II Tahun 1928 telah meresap ke dalam setiap cara pandang anggota BPUPK.

Baca Juga: Isi Pidato Sukarno 1 Juni 1945 tentang Dasar Negara, Materi Pendidikan Pancasila Kelas X SMA Kurikulum Merdeka