Orang Tua Wajib Waspada! Inilah Ciri-ciri Anak Menjadi Korban Bullying di Sekolah

By Aullia Rachma Puteri, Sabtu, 23 September 2023 | 15:15 WIB
ciri-ciri anak menjadi korban bullying di sekolah (Freepik)

Nakita.id - Bullying di sekolah adalah masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan anak-anak.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam menangani masalah ini adalah deteksi dini.

Orang tua, guru, dan penyedia perawatan perlu memahami ciri-ciri anak yang menjadi korban bullying agar mereka dapat memberikan dukungan yang sesuai.

Artikel ini akan membahas ciri-ciri umum yang dapat membantu Anda mengidentifikasi anak yang mungkin menjadi korban bullying di sekolah.

Ciri-ciri Anak Menjadi Korban Bullying di Sekolah

1. Perubahan Perilaku yang Drastis

Salah satu tanda awal bahwa seorang anak mungkin menjadi korban bullying adalah perubahan perilaku yang drastis.

Anak yang sebelumnya ceria dan aktif tiba-tiba menjadi lebih pendiam, tertutup, atau cenderung menarik diri.

Mereka mungkin juga mengalami perubahan dalam minat dan hobi mereka, yang mungkin berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

2. Ketakutan atau Kecemasan yang Tidak Biasa

Anak yang menjadi korban bullying seringkali mengalami ketakutan atau kecemasan yang tidak biasa terutama sebelum pergi ke sekolah.

Mereka mungkin menghindari pergi ke sekolah atau mencoba mencari alasan untuk tidak pergi.

Kecemasan ini dapat berhubungan dengan ketakutan terhadap para pelaku bullying atau kecemasan tentang situasi di sekolah.

3. Perubahan dalam Kinerja Akademik

Korban bullying mungkin mengalami penurunan dalam kinerja akademik mereka.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak Agar Tidak Jadi Pelaku Bullying, Orangtua Harus Tahu

Mereka mungkin sulit berkonsentrasi di sekolah karena terganggu oleh stres dan kekhawatiran yang terkait dengan bullying.

Penurunan ini bisa menjadi ciri yang signifikan.

4. Perubahan Fisik

Beberapa korban bullying dapat mengalami perubahan fisik akibat stres yang berkepanjangan.

Ini dapat termasuk masalah tidur seperti insomnia, penurunan berat badan yang signifikan, atau masalah kesehatan lainnya seperti sakit perut atau sakit kepala yang sering.

5. Perubahan dalam Hubungan Sosial

Anak yang menjadi korban bullying seringkali mengalami perubahan dalam hubungan sosial mereka.

Mereka mungkin mulai menghindari teman-teman atau berusaha menjauh dari lingkungan sosial mereka di sekolah.

Selain itu, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun dan mempertahankan persahabatan.

6. Kekurangan Barang Pribadi atau Luka Fisik yang Tidak Biasa

Tanda-tanda fisik seperti luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan atau sering kehilangan barang pribadi seperti buku atau perlengkapan sekolah adalah ciri-ciri yang perlu diperhatikan.

Anak-anak yang menjadi korban bullying seringkali mengalami pelecehan fisik atau pemerasan terkait dengan barang-barang mereka.

7. Perasaan Rendah Diri atau Depresi

Bullying dapat menyebabkan perasaan rendah diri yang mendalam pada anak-anak.

Mereka mungkin merasa tidak berharga, malu, atau merasa bahwa mereka adalah masalah.

Baca Juga: Peserta Forum Anak Nasional 2023 Ungkap Motivasinya Perjuangkan Hak Anak, Mulai dari Kekhawatiran Pernikahan Dini hingga Pemerataan Pendidikan

Ini dapat berujung pada gejala depresi seperti perubahan dalam pola tidur, hilangnya minat dalam aktivitas yang sebelumnya dinikmati, atau perubahan nafsu makan.

8. Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan

Anak-anak yang menjadi korban bullying seringkali mencari pelarian dalam penggunaan media sosial.

Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu online sebagai cara untuk melarikan diri dari situasi di sekolah atau mencari dukungan dari teman-teman daring.

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menjadi indikator bahwa ada masalah yang perlu diatasi.

9. Gangguan Tidur atau Makan

Stres yang disebabkan oleh bullying dapat mengganggu pola tidur dan makan anak.

Mereka mungkin mengalami masalah tidur seperti insomnia atau mimpi buruk, serta perubahan dalam nafsu makan, baik berlebihan atau kurang makan.

10. Ketakutan terhadap Sekolah

Ketika seorang anak menjadi korban bullying, mereka mungkin mengembangkan ketakutan terhadap sekolah dan situasi yang terkait dengannya.

Mereka mungkin mencari alasan untuk tidak pergi ke sekolah atau berusaha menciptakan berbagai alasan agar bisa pulang lebih awal.

11. Ekspresi Kekerasan atau Agresi yang Tidak Biasa

Beberapa anak yang menjadi korban bullying dapat merespon dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menunjukkan ekspresi kekerasan atau agresi yang tidak biasa.

Mereka mungkin mencoba untuk membalas dendam atau melawan pelaku bullying dengan cara yang salah.

12. Kesulitan Berbicara atau Berbicara tentang Bullying

Anak-anak yang menjadi korban bullying mungkin menghadapi kesulitan dalam berbicara tentang pengalaman mereka.

Baca Juga: Jadi Orangtua Kedua, Ini Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak di Sekolah

Mereka mungkin merasa malu, takut akan pembalasan, atau tidak yakin kepada siapa mereka dapat berbicara.

Jadi, jika seorang anak mulai berbicara tentang pengalaman mereka terkait bullying, penting untuk mendengarkan dengan empati dan memberikan dukungan.

Mengidentifikasi ciri-ciri seorang anak yang mungkin menjadi korban bullying di sekolah adalah langkah penting dalam melindungi kesejahteraan dan kebahagiaan anak-anak.

Orang tua, guru, dan penyedia perawatan perlu waspada terhadap perubahan perilaku atau tanda-tanda lain yang mencurigakan.

Jika Anda menduga bahwa seorang anak menjadi korban bullying, sangat penting untuk bertindak dengan cepat untuk memberikan dukungan dan perlindungan yang diperlukan.

Melalui pemahaman dan tindakan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak mengatasi dampak negatif bullying dan memastikan bahwa sekolah adalah lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua anak.

Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Penyebab Anak Jadi Pelaku Bullying yang Harus Disadari Orangtua, Jangan Sampai Si Kecil Mengalaminya!