Meneladani Ulama Islam yang Mendunia, Hamzah Al-Fansuri Buku PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

By Diah Puspita Ningrum, Jumat, 27 Oktober 2023 | 16:00 WIB
Ulama Islam yang mendunia dalam buku PAI kelas XI kurikulum merdeka (Freepik)

Nakita.id - Hamzah Al-Fansuri dikenal sebagai salah satu ulama Islam yang mendunia dalam buku PAI kelas XI kurikulum merdeka.

Hamzah al-Fansuri juga akrab disebut Syekh Hamzah Fansuri.

Nama al-Fansuri berasal dari kata Pancur yang mendapatkan nuansa Arab.

Pancur adalah kota kecil di pantai barat Sumatra yang kini terletak di antara Aceh dan Sibolga.

Kampung Fansur terkenal sebagai pusat pendidikan agama Islam di bagian Aceh Selatan.

Beliau berasal dari Barus yang kini merupakan bagian provinsi Sumatera Utara.

Pada zaman tersebut, wilayah Barus sering disinggahi oleh saudagar dan musafir mancanegara.

Ada riwayat lain bahwa Syekh Hamzah lahir di Ayuthia yang merupakan ibukota lama kerajaan Siam, Thailand.

Keluarga Syekh Hamzah memang berasal dari Barus, tapi beliau lahir di Syahr Nawi pada tahun 1350.

Syekh Hamzah tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tapi juga bahasa Jawa, Siam, Hindi, Arab dan Persia.

Syekh Hamzah menggunakan bahasa Melayu dalam karya-karyanya yang dianggap terbaik dalam ragam bahasa Melayu.

Baca Juga: Meneladani Ulama Islam yang Mendunia, Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani Buku PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

Seperti sudah disebutkan, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tetapi juga Jawa, Siam, Hindi, Arab, dan Persia.

Bahasa Arab dan Persia, merupakan bahasa penting pada abad ke-16, termasuk mengenai tasawuf Islam.

Di Barus pada masa itu, sudah berkembang suatu dialek bahasa Melayu yang unggul, di samping dialek Malaka dan Pasai.

Oleh karena itu, bahasa Melayu yang dipakai Hamzah Fansuri dalam karya-karyanya dapat dianggap contoh terbaik ragam bahasa Melayu Barus.

Semua pegiat Sastra Nusantara menyebut bahwa Hamzah Fansuri adalah penyair agung di rantau Sumatera.

Disebutkan oleh A Teeuw, ketika Valentijn (seorang sarjana Belanda) mengunjungi Barus pada 1706, ia membuat catatan yang menunjukkan kekagumannya kepada sang penyair.

Ini tidak lepas dari syair dan puisi Syekh Hamzah yang menakjubkan.

Syekh Hamzah terkenal sebagai figur penting dalam sejarah kebudayaan Melayu-Indonesia.

Kemasyhurannya meliputi banyak bidang, yakni kesusastraan, tasawuf, dan dakwah Islam.

Namun, sedikit sekali yang dapat memastikan detail riwayat hidup sang perintis tradisi penulisan syair berbahasa Melayu itu.

Hamzah Fansuri banyak melakukan kreasi atau inovasi baru, yang sebelumnya tidak dikenal dalam sastra Melayu lama.

Baca Juga: Jejak dan Langkah Syekh Abdurauf bin Ali Al-Singkili, Ulama Islam yang Mendunia Buku PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

Misalnya, memperkenalkan bentuk puisi baru untuk mengekspresikan diri.

Inovasi lain adalah pemakaian bahasa yang kreatif.

Nah, berikut ini adalah beberapa karya Syekh Hamzah Fansuri yang sampai ini masih bisa dikaju dan dinikmati:

Kelompok Puisi

1) Syair Burung Unggas

2) Syair Dagang

3) Syair Perahu

4) Syair Si Burung pipit

5) Syair Si Burung Pungguk

6) Syair Sidang Fakir

Kelompok Prosa

Baca Juga: Jejak dan Langkah Syekh Abdus Samad, Ilmuwan Islam yang Mendunia di Buku PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

1) Asrār al-‘Ārifīn

2) Sharab al-‘Āsyikīn

3) Kitab al-Muntahi/Zinat al-Muwahidīn