Kenali Sebab Anak Stunting, Jangan Sampai Si Kecil Alami Gagal Tumbuh!

By Diah Puspita Ningrum, Selasa, 31 Oktober 2023 | 15:00 WIB
Sebab anak stunting (Freepik)

Nakita.id - Kenali apa saja sebab anak stunting yang perlu Moms ketahui. Perhatikan Moms!

Anak adalah generasi penerus yang akan membentuk masa depan.

Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting.

Di sisi lain, stunting adalah masalah serius yang harus ditangani.

Stunting adalah kondisi ketika seorang anak mengalami pertumbuhan yang tidak optimal, biasanya mengakibatkan tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya.

Stunting tidak bisa disembuhkan tapi bisa diperbaiki kondisinya.

Tapi, alangkah lebih baik jika Moms bisa melakukan pencegahan agar anak tidak mengalami stunting.

Melansir dari berbagai sumber, ini sebab anak mengalami stunting.

Berbagai Sebab Anak Stunting

1. Gizi Kurang Baik

Salah satu penyebab utama stunting adalah gizi yang buruk atau tidak memadai selama periode pertumbuhan awal seorang anak.

Gizi yang tidak cukup akan menghambat pertumbuhan tubuh dan otak anak.

Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Awal, Kenali Bahaya Stunting pada Pertumbuhan dan Perkembangan Jangka Panjang

Anak-anak yang menderita gizi buruk seringkali mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan mental mereka.

Anak-anak yang menderita gizi buruk cenderung memiliki berat badan lahir rendah, dan masalah ini bisa berlanjut hingga usia mereka tumbuh.

Kekurangan nutrisi seperti protein, zat besi, vitamin A, dan kalsium dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, mengakibatkan stunting.

Faktor ini sangat dipengaruhi oleh pola makan anak dan kualitas makanan yang mereka konsumsi.

2. Gizi Ibu Selama Kehamilan

Kondisi gizi ibu selama masa kehamilan juga memiliki dampak besar pada pertumbuhan janin.

Ibu yang tidak mendapatkan gizi yang cukup selama kehamilan dapat mengalami masalah kesehatan, seperti anemia atau kekurangan vitamin.

Kondisi ini dapat berdampak langsung pada janin dan menghambat pertumbuhan normalnya.

Ibu hamil yang tidak mendapatkan gizi yang cukup mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stunting pada anak.

Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi stunting harus mencakup aspek perawatan kesehatan ibu selama kehamilan dan menyediakan gizi yang cukup.

3. Infeksi dan Penyakit

Baca Juga: Lewat #KeluargaGemarIkan, Heinz ABC Indonesia Ajak Masyarakat Entaskan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

Infeksi dan penyakit yang menyerang anak-anak pada usia dini juga dapat menjadi penyebab stunting.

Ketika tubuh anak terinfeksi, energi dan nutrisi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan digunakan untuk melawan penyakit.

Ini menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan anak.

Infeksi yang sering ditemui pada anak-anak seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh, yang berdampak negatif pada pertumbuhan.

Oleh karena itu, langkah-langkah untuk mencegah dan mengobati infeksi pada anak sangat penting dalam upaya mengurangi stunting.

4. Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan

Ketika akses ke layanan kesehatan terbatas, anak-anak cenderung tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan.

Ini termasuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, imunisasi, dan perawatan gizi.

Ketika kondisi medis anak tidak terdeteksi atau tidak diobati, stunting dapat terjadi tanpa disadari.

Faktor sosio-ekonomi, seperti tingkat pendapatan dan lokasi geografis, seringkali mempengaruhi akses ke layanan kesehatan.

Anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan atau keluarga dengan pendapatan rendah mungkin memiliki akses yang terbatas ke fasilitas kesehatan, yang dapat menghambat upaya pencegahan dan penanganan stunting.

Baca Juga: Jarang Diketahui Orang Tua, Ternyata Begini Cara Mudah Mengatasi Stunting pada Anak

5. Kualitas Air Minum dan Sanitasi yang Buruk

Kualitas air minum dan sanitasi yang buruk juga berkontribusi pada stunting.

Ketika anak-anak terpapar pada air yang terkontaminasi oleh bakteri dan parasit, mereka dapat mengalami masalah kesehatan seperti diare, yang dapat menyebabkan hilangnya nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.

Selain itu, sanitasi yang buruk, seperti fasilitas buang air besar yang tidak higienis, dapat meningkatkan risiko infeksi pada anak-anak.

Infeksi yang berulang akibat sanitasi yang buruk dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

6. Faktor Sosial dan Ekonomi

Kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi dapat berperan besar dalam stunting.

Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga miskin seringkali memiliki akses terbatas ke makanan bergizi dan perawatan kesehatan yang diperlukan.

Faktor ini dapat menjadi penghalang bagi pertumbuhan yang optimal.

Pendidikan orang tua juga berperan dalam mengatasi stunting.

Orang tua yang tidak memiliki pengetahuan tentang gizi, perawatan kesehatan anak, dan praktik-praktik yang sehat dalam merawat anak cenderung memiliki anak yang rentan terhadap stunting.

Baca Juga: KG Media dan Kadin Indonesia Ajak Seluruh Pihak Turunkan Stunting Melalui Gerakan BERES

7. Praktik Pemberian ASI yang Tidak Optimal

Pemberian ASI (Air Susu Ibu) adalah faktor penting dalam pertumbuhan anak-anak.

ASI mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan awal mereka.

Praktik pemberian ASI yang tidak optimal, seperti memberikan susu formula atau makanan padat terlalu dini, dapat berkontribusi pada stunting.

Praktik pemberian ASI yang buruk atau pendek juga dapat mengakibatkan anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimal mereka.

Oleh karena itu, mendukung praktik pemberian ASI yang baik adalah langkah penting dalam mencegah stunting.