Kenali dan Bentengi Tubuh Anak dari Infeksi Flu Burung

By Ipoel , Senin, 21 Maret 2016 | 05:46 WIB
Kenali dan Bentengi Tubuh Anak dari Infeksi Flu Burung (Ipoel )

Baca juga: Banyak Mama tidak tahu, ini beda gejala flu burung dan flu biasa

Gejala

Pengobatan dan pencegahan

Seperti penyakit virus lainnya, sebenarnya penyakit ini belum ada obat yang efektif. Penderita hanya akan diberi untuk meredakan gejala yang menyertai penyakit flu itu, seperti demam, batuk atau pusing. Obat-obatan itu hanya meredam gejalanya, tapi tidak mengobati. Tetapi Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah merekomendasikan 4 jenis obat antiviral untuk pengobatan dan pencegahan influenza A.

Jenis obat tersebut diantaranya adalah M2 inhibitors (amantadine and rimantadine) dan neuraminidase inhibitors (oseltamivir and zanimivir). Kadangkala beberapa galur virus influenza menjadi resisten terhadap satu atau lebih jenis obat tersebut. Misalnya, virus influenza A (H5N1) yang berhasil diidentifikasi dari penderita di Asia tahun 2004 – 2005 ternyata resisten terhadap obat amantadine dan rimantadine.

Orang yang berisiko mendapat flu burung atau yang terpajan harus mendapat pencegahan dengan oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 1 minggu. Jika vaksin untuk flu burung ini telah tersedia, dapat diberikan pada semua orang yang diduga kontak dengan unggas atau peternakan unggas yang terinfeksi dengan avian influenza (H5N1).

Orang yang diindikasikan kontak khususnya orang yang bertugas memisahkan unggas yang sakit atau yang terlibat dalam pemusnahan unggas dan orang yang hidup dan bekerja di peternakan unggas dimana telah dilaporkan terdapat atau dugaan H5N, tenaga kesehatan yang menangani kasus influenza H5N1 pada manusia dan tenaga kesehatan yang bekerja pada sarana pelayanan darurat di daerah terjadinya influenza H5N1 pada burung juga dianggap orang yang beresiko.

Sejauh ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah penyakit flu burung galur H5N1 pada manusia. Beberapa ahli di berbagai negara maju telah melakukan penelitian untuk menemukan vaksin untuk tersebut. WHO bersama Global Influenza Surveillance Network saat ini mengembangkan prototip virus H5N1 untuk mengungkap lebih jauh penemuan vaksin tersebut. Hingga sekarang belum ada vaksin yang tepat untuk influenza, termasuk avian influenza.

Karena waktu perubahan mutasi virus sangat singkat yakni dalam kurun waktu tiga tahun, perubahan cepat model virus inilah yang menyebabkan para peneliti kesulitan untuk menemukan antiviral yang efektif jangka panjang. Vaksin prototip virus yang telah ditemukan dan dikembangkan tahun 2003 ternyata tidak dapat digunakan lagi, pada evaluasi awal tahun 2004 ternyata virus telah bermutasi secara bermakna.

Pencegahan umum penyakit ini adalah mengurangi kontaminasi dengan binatang, bahan dan alat yang dicurigai tercemar virus. Tahapan Kewaspadaan Universal Standar perlu dilakukan untuk tindakan tersebut. Diantaranya adalah cuci tangan dilakukan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun dan sikat selama kurang lebih 5 menit, yaitu dengan menyikat seluruh permukaan telapak tangan maupun punggung tangan. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita atau kontak dengan unggas yang dicurigai terinfeksi. Pakaian yang digunakan adalah pakaian bedah atau pakaian sekali pakai. Memakai masker N95 atau minimal masker bedah.Menggunakan pelindung wajah atau kaca mata goggle, apron atau gaun pelindung, sarung tangan, pelindung kaki atau sepatu boot.

Menghadapi masalah timbulnya flu burung di Indonesia, sebaiknya masyarakat tidak terlalu panik. Masyarakat dalam beberapa tahun terakhir ini telah menghadapi banyak cobaan masalah kesehatan yang tidak kalah ganasnya, seperti DBD, SARS dan Poliomielitis. Berbekal pengalaman itu, dengan kewaspadaan, tawakal dan berusaha keras menggunakan pola hidup sehat, ternyata keadaan yang mengkawatirkan itu akhirnya dapat dilalui.

Ipoel

Sumber:

Wawancara dr. Karel Staa, Sp.A,

Doktersehat.com

Foto : johansurya.com