Makanan untuk Mencegah Bayi Lahir Prematur, Ibu Hamil Wajib Tahu!

By Diah Puspita Ningrum, Sabtu, 6 Januari 2024 | 20:00 WIB
Makanan untuk mencegah bayi lahir prematur (Freepik)

Nakita.id - Kehamilan adalah perjalanan yang penuh kegembiraan, tetapi bagi beberapa ibu, risiko bayi lahir prematur dapat menjadi kekhawatiran yang serius.

Bayi yang lahir prematur memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dan memerlukan perhatian medis ekstra.

Namun, ada langkah-langkah yang dapat diambil oleh ibu hamil untuk membantu mencegah bayi lahir prematur, salah satunya adalah melalui pemilihan makanan yang sehat dan bergizi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas makanan yang dapat membantu mencegah bayi lahir prematur dan memberikan nutrisi penting selama masa kehamilan.

Makanan untuk Mencegah Bayi Prematur

1. Asupan Gizi yang Adekuat

Asupan gizi yang cukup selama kehamilan menjadi faktor utama dalam mencegah bayi lahir prematur.

Nutrisi yang tepat memberikan pondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Makanan yang kaya akan zat besi, kalsium, vitamin D, asam folat, dan omega-3 sangat penting untuk kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin.

- Zat Besi: Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Sumber zat besi yang baik meliputi daging merah, ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

- Kalsium dan Vitamin D: Kalsium dan vitamin D penting untuk perkembangan tulang dan gigi bayi.

Sumber kalsium meliputi susu, yogurt, dan sayuran berdaun hijau. Paparan sinar matahari adalah cara alami untuk mendapatkan vitamin D.

Baca Juga: Ciri-ciri Bayi Prematur Sehat, Berat Badan yang Stabil Salah Satunya

- Asam Folat: Asam folat adalah nutrisi yang sangat penting selama awal kehamilan untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin.

Sumber asam folat termasuk sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, jeruk, dan sereal yang diperkaya.

- Omega-3: Asam lemak omega-3, terutama DHA (asam docosahexaenoic), memiliki peran penting dalam perkembangan otak dan mata janin. Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna adalah sumber omega-3 yang baik.

2. Konsumsi Protein yang Cukup

Protein adalah blok bangunan esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan sel.

Selama kehamilan, kebutuhan protein meningkat, dan konsumsi yang cukup dapat membantu mencegah bayi lahir prematur.

Daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu adalah sumber protein yang baik.

3. Perbanyak Konsumsi Buah dan Sayuran

Buah-buahan dan sayuran kaya akan serat, vitamin, dan mineral penting. Mereka juga memberikan antioksidan yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.

Pilih berbagai jenis buah dan sayuran berwarna-warni untuk mendapatkan manfaat gizi yang maksimal.

Buah dan sayuran yang kaya akan vitamin C, vitamin A, dan folat dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memastikan perkembangan janin yang optimal.

Baca Juga: Cara Merawat Bayi Prematur agar Naik Berat Badan dengan Optimal, Simak Moms!

4. Hindari Makanan Berisiko Tinggi Bakteri atau Toksin

Beberapa makanan dapat membawa risiko tinggi terhadap bakteri atau toksin yang berpotensi membahayakan kehamilan.

Hindari makanan mentah atau setengah matang seperti daging mentah, telur mentah, dan produk susu mentah.

Ikan yang mengandung tingkat merkuri tinggi, seperti tuna besar atau mackerel raja, sebaiknya juga dihindari.

5. Cukup Asupan Cairan

Kehamilan meningkatkan kebutuhan cairan tubuh. Memastikan asupan cairan yang cukup dapat membantu mencegah dehidrasi, yang dapat meningkatkan risiko kontraksi prematur.

Air, jus buah tanpa gula tambahan, dan susu adalah pilihan cairan yang baik.

6. Pertimbangkan Suplemen

Meskipun sebaiknya mendapatkan nutrisi dari makanan, terkadang sulit untuk memenuhi semua kebutuhan hanya dari pola makan.

Dokter atau ahli gizi dapat merekomendasikan suplemen prenatal yang mengandung asam folat, zat besi, kalsium, dan DHA untuk memastikan asupan yang cukup selama kehamilan.

7. Hindari Kafein dan Alkohol

Baca Juga: Risiko Ibu Hamil Kurang Berat Badan, Waspadai Si Kecil Bisa Lahir Prematur

Kafein dan alkohol sebaiknya dihindari selama kehamilan atau dikonsumsi dalam batas yang sangat terbatas.

Kafein dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, sedangkan alkohol dapat menyebabkan kelainan perkembangan pada janin dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan