3. Peningkatan hormon
Hormon seperti kortisol, hormon stres, dapat memainkan peran dalam pembentukan stretch mark.
Tingkat kortisol yang tinggi dalam tubuh dapat melemahkan elastisitas kulit dan membuatnya lebih rentan terhadap peregangan.
Peningkatan hormon juga dapat terjadi selama masa pubertas.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan kepadatan kulit.
4. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa obat-obatan, terutama kortikosteroid, yang digunakan untuk mengobati kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko stretch mark.
Kortikosteroid dapat merusak kolagen dan elastin dalam kulit, yang dapat menyebabkan peregangan dan pembentukan striae.
Jika Moms mengonsumsi obat-obatan ini, konsultasikan dengan dokter mengenai efek samping yang mungkin terjadi.
5. Aktivitas fisik yang intensif
Orang yang terlibat dalam aktivitas fisik yang intensif atau melibatkan latihan berat secara reguler mungkin lebih rentan terhadap stretch mark.
Peningkatan massa otot atau penurunan lemak tubuh yang cepat dapat menyebabkan kulit meregang dan meninggalkan jejak striae.
Cara mengatasi dan mencegah stretch mark
1. Perawatan kulit yang teratur
Menggunakan krim atau minyak yang mengandung vitamin E, kolagen, dan elastin dapat membantu menjaga elastisitas kulit.
Selain itu, perawatan kulit juga bisa mengurangi risiko stretch mark.
Baca Juga: Wajib Tahu Apa Saja Tips Menghilangkan Stretch Mark di Perut