Rangkuman Subbab Mensyukuri Nikmat, Materi PAI Kelas XI SMA Kurikulum Merdeka

By Aullia Rachma Puteri, Senin, 19 Februari 2024 | 10:00 WIB
Berikut ini materi mensyukuri nikmat, PAI kelas XI SMA Kurikulum Merdeka (Pexels.com)

Nakita.id - Berikut rangkuman PAI Kelas XI SMA pada Kurikulum Merdeka.

Penjelasan selengkapnya mengenai mensyukuri nikmat akan diulas dalam artikel ini.

Yuk, disimak!

Nikmat, menurut bahasa adalah pemberian, anugerah, kebaikan, dan kesenangan yang diberikan manusia, baik berupa rezeki, harta, keluarga, maupun segala kesenangan yang lain.

Seringkali kita diingatkan oleh khatib atau dai, bahwa nikmat terbesar itu adalah Iman dan Islam, termasuk juga nikmat sehat wal ‘afiat.

Berdasarkan penjelasan tersebut, mensyukuri nikmat adalah berterima kasih kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita.

Caranya adalah menggunakan segala nikmat tersebut, sesuai dengan tujuan nikmat itu diberikan.

Misalnya nikmat tangan, mata, dan kaki, semuanya digunakan untuk hal-hal yang benar menurut Allah Swt, bukan keinginan nafsu, syahwat, apalagi perbuatan maksiat.

Contoh tidak baik dilakukan umat Yahudi, yang dikisahkan oleh AlQur’an (misalnya dalam Q.S. al-Baqarah/2: 49, dan Q.S. al-Qashas/28: 4), sebagai umat yang paling kufur nikmat.

Bersama Nabi Musa a.s. umat Yahudi menikmati begitu banyak nikmat, khususnya nikmat keberhasilan menghadapi Fir’aun dan bala tentaranya yang menindas dan membunuh setiap anak laki-lakinya yang baru lahir.

Lalu Allah Swt. menyelamatkan mereka, namun semua itu diingkari, bahkan di satu masa, sampai berani membunuh nabi mereka.

Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka Pengertian Janji hingga Balasan Janji

Melalui gambaran ini, kita sebagai umat Islam diingatkan, agar jangan menjadi umat yang kufur nikmat.

Jadilah umat atau pribadi yang pandai mensyukuri nikmat (Q.S al-Baqarah/2: 152 dan 172).

Sadar dan paham bahwa begitu banyak nikmat Allah Swt. yang sudah dianugerahkan kepada kita.

Hanya sayangnya, seringkali kita memahami nikmat itu hanya berupa harta benda, uang, dan fasilitas mewah lainnnya, padahal yang termasuk nikmat adalah hidup sehat, keluarga bahagia, menjalankan shalat secara istiqamah, terhindar dari segala cobaan, terhalang melakukan dosa dan kemaksiatan.

Perwujudan Syukur

Tidak terhitung banyaknya nikmat yang sudah kita terima (Perhatikan isi kandungan Q.S. Ibrahīm/14: 34), lalu bagaimana caranya mewujudkan bahwa kita menjadi pribadi yang bersyukur?

Jawabannya adalah syukur harus dilakukan dengan 3 hal, yakni: melalui lisan, hati, dan anggota badan.

Pribadi yang bersyukur kepada Allah Swt., ditandai dengan pengakuan, kerelaan, dan kepuasan hati atas segala nikmat yang diterima, dilanjutan dengan lisan yang selalu mengucapkan syukur, misalnya banyak-banyak mengucapkan hamdalah dan kalimat-kalimat pujian yang disampaikan (Q.S. ad-Dhuhā/93: 11).

Setelah itu, semua nikmat tersebut diwujudkan dan difungsikan oleh anggota tubuhnya dalam ketaatan hanya kepada Allah Swt.

Imam al-Ghazali membagi syukur itu, menjadi 3 bagian, yaitu: ilmu, hal (keadaan), dan amal (perbuatan).

Melalui ilmunya, seseorang menyadari bahwa segala nikmat yang diterima itu semata-mata berasal dari Allah Swt.

Keadaannya menyatakan kegembiraan. Selanjutnya, amal perbuatannya sesuai dan sejalan dengan fungsi nikmat tersebut diberikan.

Baca Juga: Lengkap! Kunci Jawaban Halaman 27-80 PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka

Tersimpul bahwa, wujud syukur harus menyatu antara hati, lisan dan perbuatan.

Bukan bersyukur yang benar, jika sering mengucapkan hamdalah, lalu hatinya masih belum puas dengan yang diterima, atau masih iri dan dengki dengan harta benda milik tetangga.

Begitu juga, jika kalian memiliki akal yang cerdas, tetapi kelebihan itu hanya disimpan sendiri, tidak disebarkan kepada teman kalian yang masih membutuhkan bantuan dan bimbingan.

Jadi, pribadi yang bersyukur itu, ditandai menyatunya hati, lisan dan perbuatan.

Tidak boleh terpisah, atau terpotong-potong, sehingga jika kesatuan itu dapat dilakukan, muncul kepribadian muslim yang utuh, bukan pribadi pecah yang hanya sesuai.

Misalnya, antara lisan dan perbuatan, melupakan hati.

Begitu juga, hati dan lisan menyatu, tetapi perbuatannya tidak sesuai. 

Keuntungan Menjadi Orang Bersyukur

1. Jauh Lebih Produktif

2. Lebih Bahagia dan Optimis

3. Mafaatnya kembali ke Diri Sendiri

Nah, itu dia materi tentang mensyukuri nikmat dalam pelajaran PAI kelas XI SMA Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Mengidentifikasi Tajwid dalam Surat Ar-Rahman Ayat 33 serta Isi dan Kandungan Ayatnya, Rangkuman Materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka