Agar Bisa Segera Menangani, Begini Cara Mengetahui Gejala Stunting Sejak Bayi Lahir

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 18 Maret 2024 | 15:30 WIB
Gejala stunting saat bayi baru lahir (Freepik)

Nakita.id - Stunting merupakan kondisi yang menggambarkan pertumbuhan tubuh yang terhambat pada anak-anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada masa pertumbuhan pertama mereka.

Penting bagi para orangtua untuk mengenali gejala stunting sejak dini agar dapat melakukan intervensi yang tepat.

Dalam artikel ini, kami akan membahas cara mengetahui gejala stunting sejak bayi lahir.

1. Pengukuran Berat Badan dan Panjang Bayi

Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui kemungkinan stunting pada bayi adalah dengan memantau pertumbuhan mereka.

Dokter akan secara rutin melakukan pengukuran berat badan dan panjang bayi saat kunjungan rutin.

Jika pertumbuhan bayi terhambat atau tidak sesuai dengan perkiraan, hal ini dapat menjadi tanda awal stunting.

2. Penilaian Gizi Bayi

Dokter juga akan melakukan penilaian gizi secara menyeluruh pada bayi saat kunjungan rutin yang mencakup evaluasi asupan nutrisi bayi dan kondisi fisiknya.

Jika dokter mencurigai adanya kekurangan gizi atau stunting, mereka dapat merujuk bayi untuk evaluasi lebih lanjut.

3. Penyimpangan dari Kurva Pertumbuhan

Baca Juga: Hubungan Asam Folat dan Stunting Serta Pentingnya Mengonsumsi Asam Folat

Kurva pertumbuhan WHO digunakan sebagai acuan untuk memantau pertumbuhan bayi.

Jika bayi menunjukkan penyimpangan dari kurva pertumbuhan yang normal, ini dapat menjadi indikasi stunting.

Penyimpangan ini dapat berupa pertumbuhan berat badan dan panjang yang lambat atau tidak sesuai dengan perkiraan usia bayi.

4. Gejala Klinikal

Beberapa gejala klinikal stunting yang dapat diperhatikan sejak bayi lahir meliputi:

- Tubuh yang Kurus atau Kurang Berisi: Bayi dengan stunting cenderung memiliki tubuh yang kurus dan kurang berisi, meskipun panjang tubuh mereka mungkin terlihat normal.

- Keterlambatan dalam Capaian Melek Fungsional: Bayi dengan stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai milestone perkembangan seperti mengangkat kepala, berguling, atau duduk.

- Kurangnya Energi dan Aktivitas: Bayi yang mengalami stunting mungkin tampak lebih lesu atau kurang aktif dibandingkan dengan bayi lain seusianya.

5. Riwayat Kesehatan dan Nutrisi Moms

Faktor-faktor risiko seperti riwayat kehamilan yang buruk, kelahiran prematur, atau rendahnya asupan nutrisi ibu selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko stunting pada bayi.

Mengidentifikasi faktor-faktor risiko ini dapat membantu dalam pengenalan dini dan intervensi yang tepat.

Baca Juga: Bisakah Stunting Menurun ke Anak? Kenali Potensi dan Peran Orang Tua