Langkah BKKBN dalam Menangani Stunting di Indonesia dan Pencegahannya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 17 Mei 2024 | 18:30 WIB
Langkah BKKBN menangani stunting (Nakita/Nita Febriani)

Nakita.id - Stunting, atau kekerdilan pertumbuhan pada anak, merupakan masalah serius kesehatan masyarakat yang mempengaruhi jutaan anak di Indonesia.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di Indonesia.

Mengutip dari laman resmi BKKBN, berikut langkah dalam menangani masalah stunting.

Langkah BKKBN Menangani Stunting

1. Edukasi dan Penyuluhan

BKKBN mengadakan program-program edukasi dan penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang baik bagi pertumbuhan anak.

Program ini menyasar para orang tua, khususnya ibu hamil dan menyusui, serta keluarga dengan anak-anak balita.

Melalui kampanye penyuluhan ini, BKKBN berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang kepada anak-anak.

2. Pemeriksaan dan Pelayanan Kesehatan

BKKBN bekerja sama dengan layanan kesehatan lokal untuk memberikan pemeriksaan rutin dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, bayi, dan balita.

Pemeriksaan kesehatan rutin ini meliputi monitoring pertumbuhan anak, pemantauan status gizi, serta pemberian suplemen dan makanan tambahan jika diperlukan.

Dengan mendeteksi stunting secara dini, BKKBN dapat memberikan intervensi yang tepat waktu untuk mencegah kondisi tersebut semakin parah.

3. Pemberian Suplemen Gizi

BKKBN juga terlibat dalam program pemberian suplemen gizi kepada anak-anak di daerah-daerah yang rawan stunting.

Suplemen gizi ini mengandung nutrisi penting seperti zat besi, vitamin A, dan vitamin D yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Baca Juga: Pengaruh Stunting pada Kemampuan Berpikir Anak yang Harus Ditangani

Pemberian suplemen gizi ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak yang kurang.

4. Pelatihan Kader Posyandu

BKKBN memberikan pelatihan kepada para kader Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di tingkat desa atau kelurahan.

Para kader Posyandu dilatih untuk melakukan monitoring pertumbuhan anak, memberikan penyuluhan gizi kepada ibu hamil dan menyusui, serta memberikan konseling kepada keluarga tentang pola makan yang sehat.

Dengan pelatihan ini, diharapkan kader Posyandu dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka dan membantu mengurangi angka stunting.

5. Pengembangan Program Keluarga Berencana

Selain upaya langsung dalam menangani stunting, BKKBN juga mengembangkan program Keluarga Berencana yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan keluarga.

Dengan mengatur jumlah kelahiran yang sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga, diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian dan nutrisi yang cukup bagi setiap anggota keluarga, termasuk anak-anak.

6. Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait

BKKBN bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Pangan dan Gizi, organisasi non-pemerintah, dan lembaga internasional, dalam upaya penanggulangan stunting.

Kolaborasi ini mencakup pertukaran pengetahuan dan pengalaman, serta koordinasi program-program yang bersifat lintas sektoral untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap gizi yang baik.

Kesimpulan

Stunting adalah masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Indonesia.

BKKBN memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melalui berbagai program edukasi, pelayanan kesehatan, pemberian suplemen gizi, pelatihan kader Posyandu, pengembangan program Keluarga Berencana, dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait.

Dengan kerja keras dan komitmen yang terus menerus, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus menurun dan kesejahteraan anak-anak dapat terjamin.

Baca Juga: Mengatasi Stunting Sejak Remaja untuk Pertumbuhan yang Optimal