Mitosnya Bisa Jadi Sarang Jin, Ternyata Tidak Mencuci Pembalut Haid Lebih Aman Bagi Kesehatan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 20 Mei 2024 | 15:30 WIB
pro dan kontra mencuci pembalut haid (Freepik.com)

Hal ini mengandung banyak protein, sehingga lokasinya ideal bagi bakteri berkembang biak.

Menurut dia, pembalut wanita bekas yang dicuci basah justru akan menjadi media yang tepat bagi bakteri berkembang biak.

Hal itu, rentan menjadi biang infeksi, apabila seseorang tidak rajin mencuci tangan dengan baik.

"Kalau (habis dicuci) tergenang air, airnya itu kalau dalam jumlah banyak atau tergenang bisa menjadi tempat penularan bakteri (jika tidak dibersihkan dengan seksama)," lanjutnya.

Dia menambahkan, pembalut wanita lazim didesain dengan gel-gel kecil yang dapat menyerap darah, sehingga tidak menginfeksi penggunanya dalam waktu singkat, dan lebih higienis.

Apabila dicuci, gel itu berisiko keluar dan dikhawatirkan beracun. Daripada dicuci, Andhika lebih menyarankan pembalut bekas dibungkus rapat dan langsung dibuang ke tempat sampah, terutama tempat sampah khusus pembalut.

"Gel tadi menginaktivasi dari zat darah tadi sehingga (menghasilkan) bahan yang tidak hazardous (berbahaya), tidak toksik bagi lingkungan," tambah dia. Tak hanya pembalut wanita, imbuh dia, prinsip pembuangan yang sama juga berlaku bagi menstrual cup dan tampon.

Andhika mengungkapkan, bakteri dari darah haid tidak akan menyebar melalui udara.

Karena itu, pembalut bekas yang dibiarkan kering tidak menyebabkan bakteri menguap ke udara dan menimbulkan infeksi.

Dia menambahkan, pembalut bekas yang dibuang sebaiknya dibungkus dulu lalu dimusnahkan dengan cara dibakar.

Hal ini tidak menimbulkan infeksi karena bakterinya mati akibat suhu panas.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah! Simak Cara Mencuci Pembalut Sekali Pakai dan Kain yang Benar