Pengaruh Stunting Menurut BKKBN dan Upaya Penyelesaiannya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 29 Mei 2024 | 14:30 WIB
Pengaruh stunting menurut BKKBN (Freepik / jcomp)

Stunting tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Anak yang tumbuh stunting cenderung memiliki keterbatasan fisik dan kognitif yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja secara efektif di masa dewasa. Ini berimplikasi pada berkurangnya produktivitas tenaga kerja dan akhirnya berdampak pada perekonomian negara.

2. Beban Ekonomi Keluarga dan Negara

Keluarga yang memiliki anak stunting harus mengeluarkan biaya lebih untuk perawatan kesehatan. Selain itu, karena potensi produktivitas anak berkurang, kontribusi ekonomi mereka di masa depan juga akan lebih rendah. Negara pun harus menanggung biaya yang lebih besar untuk program kesehatan dan gizi dalam upaya mengatasi masalah ini.

Upaya BKKBN dalam Penanganan Stunting

BKKBN telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia, antara lain:

1. Kampanye Gizi Seimbang: Melalui kampanye ini, BKKBN berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak. Penyuluhan dan pendidikan gizi diberikan kepada masyarakat agar mereka memahami pentingnya asupan nutrisi yang cukup dan seimbang.

2. Program 1.000 Hari Pertama Kehidupan: Program ini menekankan pentingnya periode 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. BKKBN bekerja sama dengan berbagai instansi untuk memastikan ibu hamil dan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang memadai selama periode kritis ini.

3. Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif: BKKBN melakukan intervensi gizi spesifik seperti pemberian suplemen zat besi dan vitamin A, serta intervensi gizi sensitif yang meliputi perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.

4. Peningkatan Akses Layanan Kesehatan: BKKBN juga bekerja untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil. Dengan meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan, diharapkan ibu hamil dan anak-anak dapat menerima perawatan yang lebih baik.

Kesimpulan

Stunting adalah masalah gizi yang memiliki dampak luas pada kesehatan, perkembangan kognitif, dan produktivitas ekonomi anak di masa depan.

BKKBN terus berupaya mengatasi stunting melalui berbagai program dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Dengan upaya bersama, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat berkurang secara signifikan, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dengan sehat dan produktif.

Baca Juga: Upaya Kemenkes Cegah Stunting, Salah Satunya Ganti Biskuit dengan Makanan Lokal