Nakita.id - China dikabarkan berhasil menurunkan angka stunting.
Pemerintah China melalui program nasionalnya "Healthy China" berhasil menekan angka stunting hingga mencapai target SDGs yaitu di bawah 5.9 persen.
Menurut data Global Nutrition Report, angka stunting di China termasuk paling rendah dibanding negara-negara Asia lainnya.
Sebaliknya dengan di Indonesia, yang saat ini prevalensi stunting-nya masih sekitar 21 persen dan sedang berupaya mencapai target penurunan 14 persen di tahun 2024.
Status nutrisi yang baik pada anak-anak di China antara lain dipengaruhi oleh kemajuan ekonomi yang membuat konsumsi protein hewani terus meningkat.
Dijelaskan oleh pakar bidang perkembangan anak usia dini China, Dr. Jiang Jing Xiong, pemantauan kesehatan sudah dimulai sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu sejak ibu hamil hingga anak berusia dua tahun.
Selama kehamilan calon ibu diwajibkan melakukan pemeriksaan rutin sesuai panduan.
Berkat pemantauan yang ketat, angka kematian bayi di China saat ini berhasil diturunkan dari 79,2 persen di tahun 1991 menjadi 6,9 persen di tahun 2013.
Setelah lahir, setiap bayi akan dipantau tumbuh kembangnya secara berkala dan dilakukan intervensi jika ada penyimpangan dari kurva.
"Target dari pemenuhan nutrisi anak adalah untuk menjaga berat badan normal, status makro dan mikronutrien, hingga pola makan yang mendukung kecerdasan anak," papar Dr.Jiang dalam pertemuan ilmiah "Caring for the First 1000 Day of Life" di Beijing, China.
Dokter anak subspesialis neonatalogi dari Am Care Hospital di Beijing, Fan Xiyong PhD, mengatakan, ada intervensi khusus untuk bayi yang tergolong stunting.
Baca Juga: Mengetahui Gejala Stunting Panduan Kemenkes Terbaru untuk Penanganan
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR