Stunting Masih Tinggi di Indonesia, Kemenkes Dorong 3 Upaya Penanganan dan Pengobatan

By Shannon Leonette, Kamis, 30 Mei 2024 | 10:30 WIB
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dorong beberapa upaya berikut sebagai bentuk penanganan dan pengobatan stunting di Indonesia. (Nakita.id/Nita)

Alat cek HB ini telah tersedia dan siap didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia.

“Pemerintah pusat sudah membeli 10 ribu HB Meter mobile untuk seluruh puskesmas, yang bisa dibawa ke sekolah-sekolah untuk mengikuti apakah sudah cukup zat besinya. Kalau belum berarti setiap hari harus minum TTD,” lanjut Budi menjelaskan.

Sementara untuk ibu hamil, pengukuran zat besi dan gizi dilakukan dengan penyediaan USG di semua puskesmas.

Melalui alat ini, perkembangan dan pertumbuhan bayi bisa terpantau, sehingga jika ada kondisi yang tidak sesuai dapat segera terdeteksi.

“Pengadaan USG ini akan dilakukan bertahap. Tahun ini 60 persen, tahun depan sisanya 40 persen,” terang Budi.

USG dipilih, karena bisa mengukur panjang bayi di dalam janin.

“Kalau saat diukur tubuhnya pendek, kita jadi tahu ibunya kekurangan gizi jadi kita lakukan intervensi lebih banyak untuk menambah gizi sang ibu,” jelas Budi.

Dengan dukungan dan kolaborasi lintas sektor dan program, beliau optimis ketiga program intervensi tersebut dapat berhasil dan mampu mengurangi angka kejadian stunting di Indonesia.

“Kalau ketiganya bisa kita lakukan, InsyaAllah stuntingnya bisa turun, dukungan seluruh pihak sangat penting untuk memastikan intervensi ini berjalan optimal,” tutup Budi.

Yuk, kita sama-sama cegah stunting sejak dini.

Sehingga, kita bisa lahirkan generasi Indonesia emas sesuai yang sudah diharapkan pemerintah. (*)

Baca Juga: Anak Stunting Bisa Disebabkan oleh Pola Asuh yang Salah, Benarkah?