Angka Kematian Ibu di Negara Maju, Amerika Serikat Peringkat Satu, Norwegia Nol Kematian

By David Togatorop, Kamis, 6 Juni 2024 | 07:10 WIB
Negara maju mencatat angka kematian ibu yang cukup mengkhawatirkan. (Pixabay)

Nakita.id - Angka kematian ibu menjadi masalah besar bagi negara-negara di dunia, khususnya di negara berkembang dan berpenghasilan rendah.

Namun bagaimana dengan di negara maju, apakah juga mengalami masalah yang sama?

Ternyata untuk negara-negara maju, Amerika Serikat mencatat angka kematian ibu yang lebih tinggi selama kehamilan, persalinan, atau masa nifas dibandingkan dengan semua negara maju berpenghasilan tinggi lainnya.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Commonwealth Fund, terdapat sekitar 22 kematian ibu untuk setiap 100.000 kelahiran hidup di Amerika Serikat pada tahun 2022.

Angka ini lebih dari dua kali lipat, bahkan tiga kali lipat, dari yang terlihat di sebagian besar negara berpenghasilan tinggi lainnya pada tahun yang sama.

Penelitian itu juga menemukan bahwa angka kematian ibu di Amerika Serikat paling rendah terjadi pada wanita keturunan Asia Amerika dan paling tinggi pada wanita kulit hitam.

Tingkat kematian ibu di antara wanita kulit hitam di Amerika Serikat bahkan lebih tinggi, mencapai hampir 50 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Penyebab Utama Kematian Ibu

Pada minggu pertama postpartum, penyebab paling umum dari kematian ibu adalah pendarahan hebat, tekanan darah tinggi, dan infeksi.

Sementara itu, kardiomiopati — penyakit otot jantung — menjadi penyebab utama kematian pada periode postpartum selanjutnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setidaknya empat kali kontak kesehatan dalam enam minggu pertama setelah melahirkan.

Baca Juga: Menurunkan Angka Kematian Ibu Jadi Salah Satu Target SDGs, Ini Penyebab Kenapa Angka Masih Tinggi

Angka kematian ibu meningkat di beberapa negara seperti Australia, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat selama puncak pandemi, antara tahun 2020 dan 2021.

Dalam laporan terbaru mengenai kesehatan ibu, tiga negara yang mencatat angka kematian ibu terendah adalah Norwegia, Swiss, dan Swedia.

Norwegia menempati posisi teratas dengan angka kematian ibu nol. Tidak ada kasus kematian ibu yang tercatat dalam 100.000 kelahiran hidup. Ini menunjukkan efektivitas sistem kesehatan ibu di Norwegia dalam memberikan perawatan yang optimal bagi ibu hamil dan melahirkan.

Swiss mencatat angka kematian ibu sebesar 1 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sangat rendah dan menunjukkan bahwa Swiss memiliki standar perawatan kesehatan yang sangat tinggi dan akses yang baik terhadap fasilitas kesehatan bagi para ibu.

Swedia berada di posisi ketiga dengan sekitar 3 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Norwegia dan Swiss, angka ini tetap merupakan salah satu yang terendah di dunia. Swedia dikenal memiliki sistem kesehatan yang komprehensif dan dukungan kuat bagi ibu selama kehamilan dan masa postpartum.

Tidak seperti Norwegia dan beberapa negara sebanding lainnya, Amerika Serikat menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja perawatan ibu, yang menurut laporan tersebut diperkirakan akan semakin memburuk.

Hampir dua dari tiga kematian ibu di Amerika Serikat terjadi selama periode postpartum, hingga 42 hari setelah melahirkan. Dibandingkan dengan wanita di negara lain, wanita di Amerika Serikat paling kecil kemungkinannya mendapatkan dukungan seperti kunjungan ke rumah dan cuti berbayar selama periode kritis ini.

Amerika Serikat dan Kanada memiliki jumlah bidan dan dokter spesialis kandungan yang paling sedikit. Di Amerika Serikat, Kanada, dan Korea, dokter spesialis kandungan lebih banyak daripada bidan.

Baca Juga: Kemenkes Lakukan Hal Ini Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak