Normalkah Bayi yang Marah Memukul Kepalanya Sendiri? Ini Faktanya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 14 Juni 2024 | 15:30 WIB
Amankah bayi marah memukul kepalanya sendiri? (Freepik)

Nakita.id - Melihat bayi memukul kepalanya sendiri bisa menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan bagi orang tua.

Perilaku ini, meskipun mungkin tampak aneh dan mengganggu, sering kali merupakan bagian dari perkembangan normal.

Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memahami apakah perilaku ini normal atau membutuhkan perhatian lebih lanjut.

Penyebab Bayi Memukul Kepala

1. Ekspresi Frustrasi atau Marah

Komunikasi Emosi: Bayi sering kali tidak memiliki cara lain untuk mengekspresikan frustrasi, kemarahan, atau ketidaknyamanan. Memukul kepala bisa menjadi salah satu cara mereka menunjukkan bahwa mereka merasa terganggu atau tidak nyaman.

2. Mencari Perhatian

Perilaku Mencari Perhatian: Kadang-kadang, bayi melakukan tindakan ini untuk menarik perhatian orang tua atau pengasuh mereka. Jika bayi melihat bahwa memukul kepala mendapatkan respons besar dari orang dewasa, mereka mungkin mengulangi perilaku tersebut.

3. Eksplorasi Sensorik

Stimulasi Sensorik: Beberapa bayi mungkin memukul kepala mereka sebagai cara untuk merasakan sesuatu atau memahami sensasi fisik baru. Ini bisa menjadi bagian dari eksplorasi sensorik mereka.

4. Mengatasi Rasa Sakit atau Ketidaknyamanan

Nyeri Tumbuh Gigi atau Infeksi Telinga: Bayi bisa memukul kepala mereka sebagai respons terhadap rasa sakit, seperti saat tumbuh gigi atau mengalami infeksi telinga. Perilaku ini mungkin merupakan upaya untuk mengatasi atau mengalihkan perhatian dari rasa sakit.

5. Menjaga Ritme

Kebiasaan Menenangkan Diri: Beberapa bayi menggunakan tindakan berulang seperti memukul kepala untuk menenangkan diri atau mengatur ritme tubuh mereka, mirip dengan cara beberapa bayi menghisap jempol.

Kapan Harus Khawatir?

Meskipun memukul kepala dapat menjadi bagian dari perilaku normal bayi, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa perilaku tersebut mungkin membutuhkan perhatian lebih lanjut:

1. Frekuensi dan Intensitas: Jika bayi sering dan dengan keras memukul kepala mereka, ini mungkin menunjukkan masalah yang lebih serius.

2. Perubahan Perilaku Lainnya: Perhatikan apakah ada perubahan perilaku lain, seperti masalah tidur, penurunan nafsu makan, atau kegelisahan yang meningkat.

Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Kecanduan Gadget Tanpa Tantrum, Simak Moms!

3. Keterlambatan Perkembangan: Jika bayi menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan, seperti keterlambatan berbicara atau berjalan, disertai dengan memukul kepala, konsultasikan dengan dokter anak.

4. Cedera Fisik: Jika memukul kepala menyebabkan cedera fisik, seperti memar atau luka, segera cari bantuan medis.

5. Kondisi Medis yang Mendasar: Beberapa kondisi medis, seperti gangguan spektrum autisme atau gangguan sensorik, dapat menyebabkan perilaku ini. Jika Anda mencurigai adanya kondisi medis yang mendasari, konsultasikan dengan profesional kesehatan.

Cara Mengatasi dan Mengelola Perilaku

1. Pantau dan Catat

Observasi: Pantau frekuensi, intensitas, dan situasi saat bayi memukul kepala. Catat pola dan pemicu perilaku tersebut.

2. Alihkan Perhatian

Distraksi Positif: Coba alihkan perhatian bayi dengan mainan, lagu, atau aktivitas lain yang mereka sukai ketika mereka mulai memukul kepala.

3. Berikan Kenyamanan

Pijatan Lembut: Memberikan pijatan lembut atau menggendong bayi bisa membantu menenangkan mereka dan mengurangi perilaku memukul kepala.

4. Konsultasi dengan Profesional

Dokter Anak: Jika Anda khawatir tentang perilaku ini, konsultasikan dengan dokter anak. Mereka dapat membantu mengevaluasi apakah ada masalah medis atau perkembangan yang perlu diatasi.

5. Lingkungan yang Aman

Keamanan: Pastikan lingkungan bayi aman untuk mencegah cedera jika mereka memukul kepala. Hindari benda tajam atau keras di sekitar mereka.

Kesimpulan

Memukul kepala pada bayi bisa menjadi bagian dari perilaku normal yang terkait dengan eksplorasi, komunikasi emosi, atau pencarian perhatian.

Namun, penting untuk memantau frekuensi dan intensitas perilaku ini serta memperhatikan tanda-tanda lain yang mungkin menunjukkan masalah yang lebih serius.

Jika memiliki kekhawatiran, selalu baik untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan saran dan dukungan lebih lanjut.

Baca Juga: Kenali 4 Tanda Bayi Marah dan Respon yang Tepat, Moms Wajib Tahu