Batasan Screen Time Anak Guna Mengelola Dampak Negatif Digital Parenting, Ini Kata Dokter

By Diah Puspita Ningrum, Senin, 15 Juli 2024 | 17:00 WIB
Mengelola dampak negatif digital parenting pada anak (Live Youtube Nakita)

Nakita.id - Digital parenting menjadi sebuah hal yang tidak bisa lepas dari pengasuhan modern di zaman sekarang.

Hal ini tidak lepas dari adannya kemajuan teknologi yang bisa diakses siapa saja, termasuk orang tua dan anak-anak.

Jika digunakan dengan baik dan benar, digital parenting sebenarnya bisa memberikan manfaat.

Namun jika tidak, digital parenting justru bisa membawa dampak negatif untuk anak.

Menjelang Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, Nakita berkesempatan untuk membahas mengenai digital parenting bersama dokter spesialis kedokteran jiwa, dr. Afinia Permanasari, Sp.KJ dari Rumah Sakit JIH Solo.

Apa Itu Digital Parenting?

Digital parenting adalah suatu inovasi pola asuh yang muncul setelah pandemi yang mengkhususkan anak-anak harus belajar dan beraktivitas dengan digital atau teknologi.

Menurut dr. Afinia pengasuhan paling tepat di era digital adalah dengan adanya peran kontrol dari orang tua.

Orang tua harus mengawasi ketika anak sedang menggunakan gadget.

"Kontrol dari orang tua, dengan batasan dari orang tua dan aturan yang pasti dari orang tua," papar dr. Afinia.

"Jadi anak tidak diperbolehkan menggunakan gadget sendirian, itu tidak boleh," sambungnya.

Aturan kontrol tersebut juga harus diterapkan orang tua dalam pemberian screen time anak.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2024: Pentingnya Digital Parenting Berperan Bagi Pendidikan untuk Guru dan Orang Tua

Batasan Screen Time untuk Anak

Dr. Afinia menjelaskan kalau ada batasan waktu dalam memberikan screen time untuk anak.

Ia menjelaskan kalau anak usia 0-2 tahun belum dibolehkan mendapatkan screen time.

"Anak 0-2 tahun zero screen time, amat sangat disarankan tidak ada waktu untuk menonton gadget," kata dr. Afinia.

"Untuk anak 2-5 tahun itu maksimal satu jam sehari, itu harus diperhatikan.

Sementara untuk anak usia 6-12 tahun maksimal screen time adalah 2 jam sehari.

 Sementara untuk anak pra-remaja, orang tua dibolehkan membuat aturan sendiri mengenai screen time.

Ini karena orang tua harus menyesuaikan dengan kebutuhan anak.

"Tanggung jawab mereka (anak) di era digital di era sekarang sudah banyak, seperti sudah ada zoom online, ada les online, pasti ada waktunya sendiri," jelasnya.

Mengelola Dampak Negatif Digital Parenting

Bicara soal kita menjaga anak di era digital, dr. Afinia Permanasari memberikan penjelasan.

Untuk mengurangi dampak negatif, dr. Afinia menyinggung mengenai penggunaan gadget.

"Jadi kalau era digital kita fokus pada penggunaan gadget," bukanya.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2024: Cara Orang Tua Menghindarkan Anak dari Bahaya Digitalisasi

Poin pertama adalah orang tua harus mendampingi anak ketika menggunakan gadget.

"Apalagi usia-usia 2-5 tahun kemudian usia 6-12 tahun," jelas dr. Afinia.

Poin kedua orang tua harus mengetahui dan memberikan informasi.

Ia menjelaskan bahwa orang tua mau tidak mau harus tetap up-to-date tentang informasi berkaitan dengan digital.

"Yang dimaksud memberikan informasi adalah kita memperkenalkan mana yang boleh dilihat dan yang tidak boleh dilihat," sambungnya.

Poin ketiga adalah orang tua tidak disarankan memberikan anak gadget secara khusus.

"Jadi yang dilakukan adalah meminjamkan gadget kita pada anak, bukan menyediakan untuk anak," kata dr. Afinia.

Ia menyebutkan hal tersebut sebagai kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua.

"Awal mula kesalahan adalah ketika kita memberikan gadget khusus untuk anak, jadi sangat riskan ketika kita memberikan khusus," tukasnya.

Untuk mengelola dampak negatif digital parenting yang dilakukan orang tua antara lain:

- mendampingi anak menggunakan gadget

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2024: Penerapan Digital Parenting dan Cara Tepat Membentuk Karakter Anak

- memberikan batasan waktu

- memberikan informasi yang benar dan salah

- tidak memberikan gadget secara khusus