Peringati HUT ke-17, AIMI Gelar Talkshow 'Raising The Better Version of Us'

By Ratnaningtyas Winahyu, Senin, 22 Juli 2024 | 12:53 WIB
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) merayakan hari jadi ke-17 (Nakita.id/Tyas)

Nakita.id – Bertahan selama belasan tahun sebagai organisasi nirlaba tentu bukan hal yang mudah, tapi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) berhasil mematahkannya.

Berdiri pada tanggal 21 April 2007, saat ini AIMI telah berusia 17 tahun dan terdapat di 19 daerah/provinsi serta memiliki cabang di 11 kotamadya/kabupaten di luar ibu kota provinsi.

Dengan, semakin banyaknya anggota dan relawan, AIMI pun terus berusaha untuk menyebarluaskan pengetahuan dan informasi tentang menyusui serta meningkatkan angka ibu menyusui di Indonesia.

Karena merayakan ulang tahun ke-17, perayaan yang dilakukan tentunya sangat spesial.

Ada tiga acara yang digelar sebagai rangkaian acara 17 tahun AIMI sekaligus menuju perayaan Pekan Menyusui Dunia 2024.

Acara tersebut yaitu Lactation Massage Training for Breastfeeding (13-16 Juli), The International Baby Food Action Network (IBFAN) Southeast Asia Meeting (17-18 Juli), dan talkshowRaising The Better Version of Us” pada 20 Juli.

Talkshow bertajuk “Raising The Better Version of Us” digelar pada Sabtu (20/7/2024) lalu di Sekolah Cikal Lebak Bulus dan mengundang pembicara yang istimewa, yakni Najeela Shihab, dr. Tan Shot Yen, dan Nia Umar.

Menariknya, ketiganya turut membawa anak perempuannya masing-masing, yaitu Nishrin, Cilla, dan Najya.

Untuk menandai 17 tahun AIMI, Najeela Shihab, dr. Tan Shot Yen, dan Nia Umar melakukan pemotongan tumpeng.

Najeela Shihab sebagai salah satu pendiri AIMI mengatakan, kekuatan AIMI berasal dari gotong royong para relawannnya.

“Sebetulnya AIMI bisa menjadi organisasi yang besar dan berdampak, itu kekuatannya adalah kerelawanannya. Hal itu tidak banyak terjadi di komunitas dan organisasi lain. Rata-rata umur suatu komunitas itu hanya 2-5 tahun. Jadi, biasanya begitu pendirinya sibuk dengan hal lain, kegiatan komunitasnya juga berhenti, tidak ada kader yang kemudian melanjutkan. Beruntungnya, pendiri AIMI ada 22, kemudian ada pendiri yang konsisten di sini.” ujar Najeela Shihab.

Baca Juga: Begini Peran AIMI dalam Mendukung Para Ibu Pekerja yang Menyusui di Kantornya

Tapi, lagi-lagi kalau cuma tentang satu atau 22 orang, tidak mungkin bisa memberi dampak ke 83 juta anak Indonesia. Justru karena gotong royong dan kolaborasi antar relawan yang saling menguatkan di perjalanan super panjang. Mudah-mudahan estafet dari satu relawan ke relawan lain, dari satu kepengurusan ke kepengurusan lain, itu yang akan selalu jadi kekuatannya AIMI.” sambungnya.

Nia Umar selaku Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui juga merasa terharu saat mengingat perjuangan seluruh anggota dan relawan AIMI.

Ia merasa segala usaha yang dilakukan oleh AIMI mulai menunjukkan perubahan yang nyata.

“Selama 17 tahun berdiri, saya melihat perubahan yang semakin nyata. Awareness tentang menyusui sekarang semakin meningkat. Masyarakat yang berusaha menyusui anaknya juga semakin banyak, begitu juga permintaan konseling. Mungkin besar kecilnya peran AIMI ada di situ.” ujar Nia Umar.

Tak berhenti sampai di situ, pencapaian lain yang membuat Nia merasa bangga adalah dicantumkannya nama dan peran AIMI dalam salah satu laporan tingkat dunia.

“Tapi, yang paling membuat bangga adalah ada nama AIMI di report Euro Monitor, yaitu laporan keuangan untuk perusahaan-perusahaan yang disebar setiap tahun untuk memberikan proyeksi penjualan produk-produk di sebuah negara. Di report tahun 2019 yang menunjukkan bahwa penjualan susu bubuk di Indonesia ada penurunan, tertulis penurunan ini terjadi karena semakin gencarnya promosi menyusui yang dilakukan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, dan didukung juga oleh publik dan pemerintah Indonesia.

Jadi, walaupun AIMI beranggotakan ibu-ibu rumah tangga maupun bekerja, juga volunteer, ternyata bisa punya dampak yang diakui dunia. Saya sangat terharu melihat para ibu, relawan, yang rela meluangkan waktunya, hati, juga pikirannya untuk mengurus AIMI.” ucap Nia.

AIMI mengadakan talkshow

Berbicara mengenai menjadikan diri versi yang lebih baik, Najeela Shihab mengatakan para ibu bisa melakukannya melalui proses menyusui.

Ya, menurutnya menyusui tidak hanya tentang nutrisi, tapi ada banyak hal yang diajarkan dari prosesnya.

“Proses menyusui mengajarkan banyak hal untuk menjadi ibu. Dan, kebiasaan mendengarkan anak dari bayi juga sangat membantu ketika anak sudah mulai sekolah, remaja, hingga dewasa. Memang kita bisa belajar pada saat anak sudah umur 3 tahun atau sudah lewat periode menyusuinya, tapi kalau belajar dari hari pertama, pasti akan jauh lebih cepat mahir dan dekat koneksinya.” jelas Najeela.

Baca Juga: Dalam Rangka Acara Pekan Menyusui Dunia 2021, AIMI Gencarkan Perlindungan Menyusui di Tengah Pandemi Covid-19 yang Ternyata Bukan Hanya Menjadi Tanggung Jawab Moms Seorang

Dan, ternyata hal itu pun tidak hanya berdampak pada sang ibu, tapi juga anak-anak.

Salah satu dampak positifnya adalah membuat anak menjadi lebih disiplin dalam berbagai aspek.

“Anak yang mendapat ASI juga akan disiplin dari dalam dirinya karena terbiasa meregulasi dirinya sendiri. Itu akan terlihat dari perilaku makannya, dan akan menular ke proses belajarnya. Jadi, menyusui itu betul-betul lebih dari sekadar nutrisi atau kesehatan.” sambungnya.

Tips berikutnya yang tidak kalah penting adalah mengajarkan anak tentang nilai-nilai kehidupan (value).

Menurut Najeela, membicarakan value tidak seharusnya menjadi hal yang berat, karena para Moms bisa melakukannya dalam berbagai kesempatan bersama anak.

“Berbicara value itu tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang berat, karena kita bisa melakukannya dengan anak sehari-hari. Jadi, hal-hal yang penting harus dilakukan berulang-ulang dan terus menerus.” kata Najeela.

Namun, Najeela tidak memungkiri bahwa mengajarkan nilai-nilai baik pada anak juga membutuhkan peran pemerintah dan berbagai pihak.

“Kedua, kolaborasi dengan pemerintah maupun pemangkau kepentingan. Karena, anak bisa mendapat value dari banyak hal, bisa dari industri kreatif seperti film, penyanyi, dan masih banyak lagi. Jadi, ini adalah tugas bersama dan dikerjakan bareng-bareng.” sambungnya.

Sejalan dengan AIMI, Nia Umar pun berharap Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia bisa turut memberikan nilai-nilai baik pada banyak orang, terutama ibu menyusui.

Salah satu harapan Nia adalah AIMI bisa semakin menjangkau daerah-daerah terpencil.

“Itulah pentingnya kehadiran AIMI juga. Harapannya semakin bertambah usia, semakin bertambah awareness dan melebarkan sayap ke provinsi lain. Semoga semakin banyak juga kolaborasi dengan organisasi-organisasi lain.” ujar Nia Umar.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-14, AIMI Gelar Webinar Internasional untuk Kupas Tuntas Makanan Ultra-Proses Bayi dan Anak-anak

“Kerjasama dengan pemerintah juga sangat penting, karena pemerintah yang mengeluarkan aturan. Semoga AIMI juga bisa segera mencapai daerah-daerah terpencil.” sambungnya.

Tips ketiga menjadi pribadi yang lebih baik bagi orang tua dan anak adalah komunikasi.

Sebagai orang tua, dr. Tan Shot Yen menyadari bahwa ia dan sang anak, Cilla, lahir di generasi yang berbeda.

Untuk mendekatkan hubungannya dengan Cilla, ia melakukan komunikasi yang tepat untuk menengahi perbedaan yang ada.

“Pasti akan ada jarak antara orang tua dan anak, karena kita lahir dari generasi yang berbeda, cara berkomunikasinya pun berbeda. Untuk itu, diperlukan komunikasi yang tepat untuk menjembatani perbedaan tersebut.” ujar dr. Tan.

Selain komunikasi, Nia Umar juga mengingatkan para orang tua untuk tidak lupa selalu meluangkan waktu bersama anak.

Menurutnya, me time bersama anak sangatlah penting dilakukan.

Pasalnya, dengan meluangkan waktu bersama, Moms bisa bicara dengan terbuka dan akhirnya mengetahui apa yang ada di pikiran setiap anak.

“Membesarkan anak perempuan di zaman sekarang, saya rasa yang paling menantang adalah adanya media sosial. Takut sekali anak-anak kita salah langkah dan mengambil keputusan. Agar anak mengerti, saya sering ajak ngobrol tentang satu contoh kejadian, untuk mengetahui pendapatnya dan kemudian kita diskusikan, bagaimana caranya agar tidak terjadi pada dia.

Saya bicarakan seterbuka mungkin supaya saya tahu apa yang ada di kepala anak. Saya juga usahakan untuk selalu punya me time sama anak berdua saja supaya bisa tahu insight dari masing-masing anak.” jelas Nia Umar.

Wah, bermanfaat sekali ya, Moms, tips-tips dari Najeela Shihab, dr. Tan Shot Yen, dan Nia Umar. Jangan lupa diterapkan bersama Si Keci ya, Moms! (*)

Baca Juga: Peringati HUT ke-14, AIMI Pusat Gelar Webinar Internasional dengan Tema 'AIMI bahag14', Catat Tanggalnya Moms