Dampak Buruk Screen Time Berlebihan untuk Anak, Awas Rentan Alami Mata Kering

By Ratnaningtyas Winahyu, Selasa, 30 Juli 2024 | 15:19 WIB
Screen time yang berlebihan bisa menyebabkan mata anak kering (Pixabay.com)

Dengan banyaknya risiko yang ada, dr. Manda pun mengingatkan para orang tua untuk lebih waspada akan kondisi mata anak.

Pasalnya, mata kering kerap tidak disadari penderitanya. Selain itu, mata kering yang tidak segera ditangani juga bisa menimbulkan peradangan, sehingga mengakibatkan kerusakan permukaan mata, yang bersifat ringan hingga berat, temporer, atau permanen.

“Di sini kepekaan orang tua sangatlah krusial. Orang tua harus tanggap dan kritis jika mendapati anak mulai menunjukkan gejala-gejala mata kering. Termasuk segera memeriksakan ke dokter mata. Lebih dari itu, orang tua harus tegas memberlakukan batasan screen time kepada anak. Dengan disiplin menjalankan screen time yang bijak, harapannya anak bisa terhindar dari risiko mata kering.” jelas dr. Manda.

Dr. Niluh Archi S. R., SpM (dr. Manda) , selaku Dokter Mata Kering dan Lensa Kontak, JEC Eye Hospitals and Clinics pada saat sesi media JEC Eye Talks, Peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering, di Jakarta (30/7)

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak di bawah 1 tahun dilarang menatap layar gawai.

Untuk anak usia 1-3 tahun, screen time tidak boleh lebih dari 1 jam dengan beberapa catatan. Khusus batita 1-2 tahun hanya boleh menatap layar yang berupa video chatting (untuk berkomunikasi).

Bagi anak usia 3-6 tahun (pra-sekolah), waktu screen time maksimal adalah satu jam per hari, dan semakin singkat semakin baik.

Untuk anak usia 6-12 tahun (masa sekolah), screen time yang disarankan adalah maksimal 90 menit per hari. Untuk anak usia sekolah 12-18 tahun (sekolah menengah), waktu screen time tidak lebih dari 2 jam per hari.

Sayangnya, realita screen time anak masih jauh dari rekomendasi ideal tersebut. Catatan JEC sendiri, di dua cabangnya (RS Mata JEC @ Kedoya dan JEC @ Menteng), selama 2022 terjadi lonjakan pasien mata kering sebesar 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara jumlah, dalam kurun empat tahun terakhir (2019-2022), JEC telah menangani lebih dari empat ribu pasien gangguan mata kering. 

“Jika tidak segera ditangani, kondisi mata kering kronis dapat mengakibatkan peradangan atau infeksi pada konjungtiva, peradangan pada kornea, ulkus kornea atau luka terbuka pada kornea. Dampak lanjutan mata kering yang belum tertangani tak jarang berupa pandangan kabur - yang membuat anak kesulitan membaca. Mengantisipasi itu, pemeriksaan mata secara dini dan berkala menjadi solusi untuk mencegah dampak mata kering pada anak,” tambah dr. Manda.

Baca Juga: Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Dampak Memberikan Screen Time untuk Anak Usia di Bawah 2 Tahun