Mengenal Trauma Bonding yang Sering Dialami oleh Korban KDRT

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 25 Agustus 2024 | 11:00 WIB
Mengenal trauma bonding yang sering dialami korban KDRT (Freepik)

Nakita.id - Apa itu trauma bonding yang sering dialami oleh korban kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT?

Trauma bonding adalah fenomena psikologis di mana korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merasa terikat secara emosional dengan pelaku kekerasan.'

Ikatan ini sangat kuat sehingga korban sering kali sulit untuk meninggalkan hubungan yang merusak tersebut, meskipun mereka menyadari bahwa situasi tersebut berbahaya bagi mereka.

Trauma bonding bukanlah hubungan yang sehat, dan pemahaman tentang dinamika ini dapat membantu korban KDRT untuk keluar dari lingkaran kekerasan.

Bagaimana Trauma Bonding Terbentuk?

Trauma bonding terbentuk melalui beberapa tahap yang melibatkan siklus kekerasan. Berikut adalah proses terbentuknya trauma bonding:

- Siklus Kekerasan: Pelaku melakukan kekerasan fisik, verbal, atau emosional terhadap korban. Setelah kejadian ini, biasanya diikuti dengan fase rekonsiliasi di mana pelaku meminta maaf, berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya, dan menunjukkan perhatian yang berlebihan.

- Fase "Bulan Madu": Pada fase ini, pelaku mungkin menunjukkan perilaku yang sangat positif, seperti memberikan hadiah, perhatian, dan rasa cinta yang intens. Korban merasa diistimewakan dan mungkin percaya bahwa pelaku benar-benar berubah.

- Ketergantungan Emosional: Korban mulai merasa bahwa mereka membutuhkan pelaku, baik karena kasih sayang yang diberikan selama fase "bulan madu" atau karena mereka percaya bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa pelaku.

- Pengulangan Siklus: Sayangnya, fase "bulan madu" ini sering kali berakhir, dan kekerasan kembali terjadi. Korban merasa terjebak dalam siklus ini, dan setiap kali mereka mengalami kekerasan, mereka berharap pelaku akan kembali menjadi penuh perhatian seperti pada fase "bulan madu".

Mengapa Korban Sulit Meninggalkan Hubungan?

Trauma bonding membuat korban merasa sangat sulit untuk meninggalkan hubungan yang berbahaya.

Ada beberapa alasan mengapa korban tetap bertahan, meskipun mereka sadar bahwa hubungan tersebut tidak sehat:

Baca Juga: Mulan Jameela pada Kasus KDRT Cut Intan Nabila, Ternyata Ini Tugas Jabatan di DPR RI