Amankah Penggunaan Cat Rambut pada Ibu Menyusui dan Pengaruh pada Bayi

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Kamis, 22 Agustus 2024 | 16:30 WIB
Cat rambut pada ibu menyusui (Pexels/Maria Geller)

Nakita.id - Bagi banyak wanita, menjaga penampilan adalah bagian penting dari rasa percaya diri, termasuk dalam hal merawat rambut.

Namun, ketika sedang menyusui, banyak ibu yang khawatir apakah pewarnaan rambut aman dilakukan ataukah bisa berdampak pada kesehatan bayi.

Berikut ini adalah panduan yang dapat membantu ibu menyusui memahami risiko dan keamanan penggunaan cat rambut selama masa laktasi, mengutip dari StyleCraze.

Apa yang Terkandung dalam Cat Rambut?

Cat rambut, baik permanen maupun semi-permanen, biasanya mengandung berbagai bahan kimia, seperti amonia, hidrogen peroksida, para-phenylenediamine (PPD), dan resin sintetis.

Beberapa cat rambut juga mengandung bahan-bahan alami, seperti henna atau ekstrak tumbuhan.

Amonia: Bahan kimia ini digunakan untuk membuka kutikula rambut agar pewarna dapat meresap lebih dalam.

Amonia memiliki bau yang kuat dan bisa menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.

Hidrogen Peroksida: Ini adalah zat pemutih yang digunakan untuk menghilangkan warna asli rambut sebelum aplikasi pewarna.

Para-phenylenediamine (PPD): Bahan ini digunakan untuk menghasilkan warna yang lebih gelap dan intens pada rambut.

Apakah Bahan Kimia dalam Cat Rambut Masuk ke dalam ASI?

Salah satu kekhawatiran terbesar adalah apakah bahan kimia dari cat rambut dapat diserap ke dalam tubuh dan masuk ke dalam ASI.

Menurut sebagian besar penelitian, sangat sedikit bahan kimia yang digunakan dalam pewarna rambut yang diserap melalui kulit kepala.

Baca Juga: Cara Alami Mengobati Masuk Angin pada Ibu Menyusui Tanpa Minum Obat

Oleh karena itu, kemungkinan besar hanya jumlah yang sangat kecil, jika ada, yang masuk ke dalam aliran darah dan ASI.

Namun, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Kulit Kepala yang Rusak atau Teriritasi: Jika kulit kepala mengalami luka atau iritasi, kemungkinan bahan kimia lebih mudah masuk ke dalam aliran darah.

Ini bisa meningkatkan risiko paparan bagi bayi.

Menghirup Uap Kimia: Ketika menggunakan cat rambut, terutama yang mengandung amonia, Moms mungkin menghirup uap kimia yang kuat.

Meskipun risiko ini rendah, ibu menyusui harus berhati-hati agar tidak terpapar secara berlebihan.

Tips Aman Mewarnai Rambut bagi Ibu Menyusui

Jika Moms memutuskan untuk mewarnai rambut saat menyusui, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko:

1. Pilih Produk Bebas Amonia

Banyak cat rambut sekarang yang tidak mengandung amonia.

Produk-produk ini cenderung lebih lembut pada rambut dan kulit kepala serta memiliki bau yang lebih sedikit.

2. Gunakan Pewarna Rambut Alami

Alternatif yang lebih aman adalah menggunakan pewarna rambut alami seperti henna, yang tidak mengandung bahan kimia keras.

Pastikan Moms memilih henna yang 100% alami tanpa campuran bahan kimia tambahan.

Baca Juga: 10 Cara Menurunkan Darah Tinggi pada Ibu Menyusui dengan Aman

3. Pewarnaan Parsial

Pertimbangkan untuk melakukan pewarnaan parsial seperti highlight atau lowlight, di mana cat rambut hanya diaplikasikan pada sebagian rambut dan tidak langsung menyentuh kulit kepala.

Ini bisa mengurangi risiko penyerapan bahan kimia.

4. Pastikan Ventilasi yang Baik

Ketika mewarnai rambut, pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik untuk mengurangi paparan uap kimia.

5. Tunggu hingga Bayi Tidak Menyusu dalam Jangka Waktu Lama

Jika Moms merasa khawatir, Moms bisa merencanakan pewarnaan rambut pada waktu di mana bayi tidak akan menyusu dalam beberapa jam ke depan, memberi waktu bagi bahan kimia untuk sepenuhnya terurai dalam tubuh.

Kesimpulan

Secara umum, menggunakan cat rambut saat menyusui dianggap aman oleh sebagian besar ahli kesehatan, asalkan ibu menyusui mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Sangat sedikit bahan kimia dari pewarna rambut yang kemungkinan besar akan masuk ke dalam ASI.

Namun, untuk meminimalkan risiko, ibu menyusui dapat memilih produk pewarna rambut yang lebih alami atau bebas amonia, menggunakan teknik pewarnaan yang tidak menyentuh kulit kepala, dan memastikan ruangan tempat mewarnai rambut memiliki ventilasi yang baik.

Jika masih ragu, konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan saran yang lebih personal sesuai dengan kondisi.