Mengapa Stunting Tidak Bisa Disembuhkan? Ini Penyebab dan Pencegahan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Kamis, 29 Agustus 2024 | 12:30 WIB
Penyebab stunting tidak bisa disembuhkan (Freepik)

Nakita.id - Stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan anak yang terhambat sehingga memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari rata-rata usianya.

Kondisi ini biasanya terjadi akibat kekurangan gizi kronis pada masa awal kehidupan, terutama pada 1.000 hari pertama, yang mencakup periode kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Stunting memiliki dampak jangka panjang yang sangat signifikan terhadap perkembangan fisik, kognitif, dan kesehatan anak secara keseluruhan.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa stunting tidak bisa disembuhkan.

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita pahami lebih dalam mengenai stunting dan dampaknya.

Dampak Stunting dan Pencegahannya

1. Pertumbuhan Terganggu Secara Permanen

Ketika seorang anak mengalami stunting, pertumbuhan fisiknya, terutama tinggi badan, telah terhambat secara permanen.

Meski anak yang mengalami stunting mungkin masih bisa bertambah tinggi, ia tidak akan pernah mencapai potensi tinggi badan maksimal sesuai dengan genetiknya.

Hal ini karena periode kritis untuk pertumbuhan tulang panjang yang menentukan tinggi badan sudah lewat.

2. Kerusakan pada Fungsi Organ dan Sistem Tubuh

Stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan organ dan sistem tubuh lainnya.

Misalnya, otak anak yang mengalami stunting cenderung tidak berkembang optimal, yang mengakibatkan keterlambatan kognitif dan rendahnya kemampuan belajar.

Kerusakan ini bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki meskipun nutrisi yang cukup diberikan di kemudian hari.

Baca Juga: Mengapa Anak Stunting Membahayakan Keturunannya Kelak? Ini Alasannya

3. Masa Kritis 1.000 Hari Pertama

1.000 hari pertama kehidupan, yang meliputi masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, adalah periode yang sangat krusial untuk perkembangan anak.

Pada periode ini, sel-sel tubuh, terutama otak dan organ lainnya, berkembang dengan sangat cepat.

Kekurangan gizi atau paparan infeksi pada masa ini dapat menyebabkan dampak yang tidak bisa diperbaiki setelah masa tersebut berlalu, yang membuat stunting tidak bisa disembuhkan.

4. Dampak Gizi yang Tidak Dapat Dipulihkan

Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang berlangsung dalam jangka waktu lama.

Meskipun anak-anak yang stunting bisa mendapatkan gizi yang lebih baik di kemudian hari, tubuh mereka tidak dapat mengembalikan perkembangan yang terlewatkan.

Ini karena tubuh telah melewati masa-masa penting di mana pertumbuhan dan perkembangan yang optimal seharusnya terjadi.

5. Risiko Jangka Panjang Terhadap Kesehatan

Anak-anak yang mengalami stunting berisiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan di masa dewasa, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.

Risiko-risiko ini juga sulit untuk dihilangkan karena kerusakan pada organ dan sistem tubuh telah terjadi sejak dini, menjadikan stunting sebagai kondisi yang tidak dapat disembuhkan.

6. Keterbatasan Perbaikan Kognitif

Salah satu dampak yang paling serius dari stunting adalah terganggunya perkembangan otak, yang mengakibatkan keterlambatan kognitif.

Anak-anak yang stunting cenderung memiliki IQ yang lebih rendah dan kesulitan dalam proses belajar.

Sekalipun anak menerima pendidikan dan gizi yang lebih baik di kemudian hari, kerusakan yang sudah terjadi pada perkembangan otaknya tidak bisa sepenuhnya dipulihkan.

Baca Juga: Bahaya Jika Anak Stunting Tidak Segera Diberi Penanganan Tepat

7. Pengaruh Terhadap Produktivitas

Dampak stunting tidak hanya dirasakan pada masa kanak-kanak, tetapi juga berlanjut hingga dewasa.

Individu yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas kerja yang lebih rendah dan pendapatan yang lebih sedikit.

Kondisi ini memperparah siklus kemiskinan dan kekurangan gizi di masyarakat.

8. Pengaruh Sosial dan Ekonomi

Stunting juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.

Anak-anak yang stunting cenderung memiliki peluang lebih rendah untuk menyelesaikan pendidikan tinggi, yang berdampak pada kemampuan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Hal ini pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka dan kontribusi mereka terhadap masyarakat.

9. Ketergantungan pada Faktor Lingkungan

Stunting sering kali disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor lingkungan, seperti kemiskinan, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, dan sanitasi yang buruk.

Lingkungan yang tidak mendukung ini memperburuk kondisi stunting dan membuat pemulihan menjadi hampir mustahil.

10. Kurangnya Pendidikan dan Kesadaran

Banyak orang tua dan pengasuh yang tidak menyadari pentingnya nutrisi yang baik selama masa kehamilan dan awal kehidupan anak.

Kurangnya kesadaran ini menyebabkan keterlambatan dalam intervensi, yang berkontribusi pada stunting dan dampaknya yang tidak bisa disembuhkan.

11. Pengaruh Stunting Terhadap Sistem Imun

Stunting juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh anak.

Baca Juga: Cara Mencegah Stunting Sebelum Menikah: Persiapan Kesehatan yang Penting

Anak yang stunting memiliki sistem imun yang lebih lemah, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit infeksi.

Kekebalan yang lemah ini sering kali tidak bisa diperbaiki sepenuhnya meskipun asupan gizi ditingkatkan di kemudian hari.

12. Keterbatasan Upaya Perbaikan Pasca-Stunting

Meski ada beberapa intervensi yang dapat membantu memperbaiki sebagian kecil dampak stunting, upaya ini biasanya hanya efektif jika dilakukan dalam masa pertumbuhan kritis.

Setelah periode ini berlalu, perbaikan yang bisa dilakukan sangat terbatas.

13. Pentingnya Pencegahan daripada Pengobatan

Mengingat stunting tidak bisa disembuhkan, pencegahan menjadi kunci utama.

Upaya untuk memastikan gizi yang baik selama kehamilan dan masa awal kehidupan anak sangat penting untuk mencegah stunting dan dampak jangka panjangnya.

14. Kontribusi Stunting terhadap Ketidaksetaraan Sosial

Stunting memperburuk ketidaksetaraan sosial, karena anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan mengalami stunting.

Kondisi ini memperparah ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat.

15. Tantangan dalam Penanganan Stunting

Mengatasi stunting memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Tantangan ini membuat penanganan stunting menjadi sangat kompleks dan membutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga internasional.

16. Stunting sebagai Indikator Kesehatan Masyarakat

Stunting sering kali digunakan sebagai indikator kesehatan masyarakat karena mencerminkan kualitas gizi, sanitasi, dan perawatan kesehatan di suatu wilayah.

Baca Juga: Pengaruh Stunting pada Pertumbuhan dan Kemampuan Berpikir Anak

Angka stunting yang tinggi menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.