Nakita.id - Stunting merupakan kondisi gizi buruk kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Kondisi ini terjadi akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Selain dampak fisik, stunting juga memiliki dampak serius pada perkembangan kognitif anak, termasuk kecepatan berpikir.
Perkembangan otak anak sangat pesat pada tahun-tahun pertama kehidupan.
Nutrisi yang memadai selama masa ini sangat penting untuk memastikan otak dapat berkembang secara optimal.
Anak-anak yang mengalami stunting umumnya mengalami defisit nutrisi penting seperti protein, zat besi, yodium, dan asam lemak omega-3, yang semuanya sangat penting bagi perkembangan otak.
Kekurangan nutrisi ini dapat mempengaruhi pembentukan sinapsis (koneksi antar-neuron) di otak.
Akibatnya, anak yang stunting memiliki jumlah sinapsis yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh normal.
Jumlah sinapsis yang lebih sedikit ini dapat berdampak pada kemampuan otak untuk memproses informasi dengan cepat, yang pada gilirannya memengaruhi kecepatan berpikir.
Kecepatan berpikir adalah kemampuan otak untuk mengolah informasi secara cepat dan efisien.
Pada anak-anak yang mengalami stunting, kemampuan ini sering kali terganggu.
Baca Juga: Mencegah Stunting, Kandungan Telur vs Daging, Manakah yang Lebih Bermanfaat?
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR