Manakah yang Lebih Aman dan Minim Risiko, Utang Uang untuk Bangun Rumah atau KPR?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Kamis, 3 Oktober 2024 | 17:30 WIB
Demi mendapatkan keluarga sehat anak berprestasi, aman yang mana dalam membeli rumah? Utang uang di bank atau KPR? (Freepik / jcomp)

Nakita.id - Untuk mendapatkan keluarga sehat anak berprestasi, pasangan mengelola keuangan dengan baik.

Salah satunya jika memilih cara mendapatkan rumah dengan mengajukan kredit.

Sudah pasti, memiliki rumah sendiri adalah impian banyak orang.

Ketika dihadapkan dengan pilihan untuk membangun rumah atau membeli rumah lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sebagian besar orang akan mempertimbangkan dua opsi utama: meminjam uang untuk membangun rumah atau mengambil KPR.

Kedua pilihan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pertanyaannya, manakah yang lebih aman?

Melansir dari berbagai sumber, berikut jawabannya.

1. Utang Uang untuk Membangun Rumah

Keuntungan:

Kontrol Penuh pada Desain dan Kualitas Rumah

Dengan membangun rumah dari awal, Moms bisa mengontrol desain, tata letak, dan kualitas material yang digunakan.

Rumah yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pribadi juga memberikan kepuasan tersendiri, karena sesuai dengan preferensi dan gaya hidup.

Fleksibilitas dalam Anggaran

Baca Juga: Biaya Oper Kredit Rumah KPR, Cocok untuk yang Tidak Ingin Mengurus dari Awal

Membangun rumah memungkinkan fleksibilitas dalam menyesuaikan anggaran.

Moms bisa menyesuaikan proses pembangunan sesuai dengan kemampuan finansial saat itu.

Jika kekurangan dana, pembangunan bisa ditunda sementara tanpa khawatir rumah akan diambil alih pihak lain.

Tidak Tergantung pada Bank

Meminjam uang untuk membangun rumah biasanya melibatkan pinjaman dari sumber yang lebih fleksibel, seperti keluarga, teman, atau lembaga keuangan yang lebih kecil.

Proses ini lebih sederhana karena tidak melibatkan syarat ketat seperti KPR, yang biasanya membutuhkan dokumen lengkap dan riwayat kredit yang baik.

Kerugian:

Risiko Biaya Tak Terduga

Salah satu risiko utama membangun rumah adalah kemungkinan munculnya biaya tak terduga, seperti kenaikan harga bahan bangunan atau biaya tambahan akibat perubahan desain.

Ini bisa mengganggu anggaran dan membuat utang semakin membengkak.

Proses Pembangunan yang Rumit

Membangun rumah membutuhkan perencanaan yang matang, mulai dari mencari lahan, mengurus izin bangunan, hingga mengelola kontraktor.

Baca Juga: Apa Akibat Kurangnya Literasi Finansial? Salah Satunya Terjebak Utang

Proses ini bisa memakan waktu dan energi.

Jika tidak dikelola dengan baik, biaya pembangunan bisa lebih tinggi daripada yang diperkirakan.

Risiko Finansial

Jika Moms meminjam uang dari sumber pribadi tanpa perjanjian yang jelas atau meminjam dari lembaga dengan bunga tinggi, ada risiko tidak mampu membayar kembali utang tersebut.

Hal ini bisa menimbulkan masalah di masa depan, terutama jika tidak ada perjanjian yang jelas tentang syarat pembayaran.

2. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Keuntungan:

Proses yang Terstruktur

KPR adalah produk yang sudah terstruktur dengan baik, dengan ketentuan yang jelas mengenai bunga, tenor, dan jumlah angsuran.

Ini memberikan kepastian dan stabilitas dalam merencanakan keuangan karena Moms tahu berapa jumlah yang harus dibayar setiap bulannya.

Dukungan Bank dalam Proses Pembelian

Bank yang menawarkan KPR biasanya juga bekerja sama dengan pengembang perumahan, sehingga proses pembelian rumah lebih cepat dan mudah.

Selain itu, bank biasanya sudah melakukan evaluasi terhadap kualitas rumah dan pengembang, sehingga mengurangi risiko masalah dalam pembangunan.

Baca Juga: Biaya DP KPR Bisa Mulai dari 0%, Ini Faktor yang Berpengaruh

Keamanan Hukum

KPR dilindungi oleh hukum, di mana hak dan kewajiban antara pihak bank dan pembeli diatur secara jelas dalam perjanjian.

Selain itu, bank juga akan membantu dalam pengurusan dokumen legal seperti sertifikat rumah, sehingga Moms tidak perlu khawatir tentang aspek hukum properti.

Suku Bunga yang Kompetitif

Banyak bank yang menawarkan suku bunga kompetitif untuk KPR, terutama bagi mereka yang memiliki rekam jejak kredit yang baik.

Hal ini memungkinkan pembeli mendapatkan pinjaman dengan bunga lebih rendah, sehingga total biaya yang harus dibayar bisa lebih terjangkau.

Kerugian:

Tenor yang Panjang

KPR biasanya memiliki tenor yang panjang, bisa mencapai 15 hingga 30 tahun.

Meskipun angsuran per bulannya mungkin terlihat ringan, secara total mungkin membayar lebih banyak dibandingkan harga rumah asli karena bunga yang harus dibayarkan selama masa kredit.

Keterikatan pada Bank

Selama periode KPR, rumah  akan menjadi agunan bagi bank.

Baca Juga: Penting untuk Paham, Ini Besaran Biaya Notaris KPR dan Cara Hitungnya

Jika terjadi keterlambatan pembayaran atau ketidakmampuan melunasi cicilan, ada risiko rumah akan disita oleh bank.

Proses Administrasi yang Rumit

Mengajukan KPR melibatkan banyak persyaratan dan dokumen, seperti laporan keuangan, riwayat kredit, dan bukti penghasilan.

Selain itu, tidak semua orang bisa mendapatkan persetujuan KPR, terutama jika mereka memiliki riwayat kredit yang buruk atau penghasilan tidak tetap.

Mana yang Lebih Aman?

Keamanan antara meminjam uang untuk membangun rumah dan KPR tergantung pada situasi finansial dan preferensi pribadi.

Jika Moms menginginkan kendali penuh atas desain rumah dan fleksibilitas dalam pengeluaran, meminjam uang untuk membangun rumah bisa menjadi pilihan yang lebih sesuai.

Namun, ini datang dengan risiko biaya tak terduga dan kemungkinan masalah keuangan jika perencanaan tidak matang.

Di sisi lain, KPR menawarkan keamanan dari segi perencanaan keuangan yang lebih terstruktur dan perlindungan hukum yang jelas.

Moms bisa mendapatkan rumah lebih cepat tanpa harus khawatir tentang proses pembangunan yang rumit.

Namun, KPR memiliki risiko dalam hal bunga yang tinggi dan keterikatan yang panjang dengan bank.