Nakita.id - Orang tua harus tahu apa saja pola asuh yang bisa menimbulkan trauma pada anak.
Pola asuh merupakan bagian penting dalam tumbuh kembang anak, karena pengasuhan yang baik akan membantu membentuk karakter, kepribadian, dan kesejahteraan emosional anak.
Namun, pola asuh yang salah bisa berdampak buruk bagi perkembangan psikologis mereka dan dapat menimbulkan trauma yang mungkin terbawa hingga dewasa.
Trauma pada anak akibat pola asuh yang tidak sehat sering kali tidak langsung terlihat, namun dampaknya bisa sangat mendalam.
Berikut adalah beberapa pola asuh yang dapat menimbulkan trauma pada anak dan cara untuk menghindarinya.
Pola Asuh yang Menimbulkan Trauma pada Anak
1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pendekatan di mana orang tua cenderung bersikap terlalu keras, tegas, dan menuntut kepatuhan tanpa mempertimbangkan perasaan atau pendapat anak.
Orang tua dengan pola asuh ini sering kali menggunakan hukuman fisik atau verbal sebagai cara untuk mengendalikan perilaku anak.
Meskipun tujuan utama dari pendekatan ini adalah mendisiplinkan anak, cara ini justru dapat merusak rasa percaya diri anak dan menimbulkan trauma emosional.
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung merasa takut untuk mengungkapkan perasaan atau pendapat mereka, yang akhirnya bisa menyebabkan kecemasan, rendah diri, dan depresi.
Untuk menghindari trauma, orang tua sebaiknya menerapkan pola asuh yang lebih demokratis, di mana disiplin tetap diterapkan, tetapi dengan pendekatan yang penuh pengertian dan komunikasi yang baik.
Anak-anak perlu diberi ruang untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut akan hukuman yang berlebihan.
Baca Juga: Cara Terbaik Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak, Pastikan Nutrisi, Stimulasi, dan Pola Asuhnya Tepat