Di sisi lain, pola asuh permisif adalah ketika orang tua cenderung terlalu longgar dan tidak menetapkan batasan yang jelas untuk anak.
Dalam pola asuh ini, orang tua lebih sering membiarkan anak melakukan apa saja yang mereka inginkan tanpa memberikan panduan atau batasan yang tepat.
Meskipun niatnya mungkin untuk membuat anak merasa bebas, anak yang tumbuh dalam lingkungan permisif sering kali merasa bingung dan tidak memiliki arah yang jelas.
Tanpa adanya struktur atau batasan yang konsisten, anak-anak bisa merasa tidak aman dan kehilangan kendali atas situasi.
Ketika mereka mengalami kegagalan atau menghadapi tantangan di luar rumah, anak-anak ini mungkin tidak tahu bagaimana cara menghadapi masalah dengan baik.
Dalam jangka panjang, ini bisa menimbulkan masalah emosi, rasa tidak aman, atau kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Untuk mencegah trauma, orang tua perlu menemukan keseimbangan antara memberikan kebebasan dan menetapkan batasan yang sehat.
Anak-anak memerlukan panduan dan dukungan untuk memahami batasan yang wajar, tetapi juga membutuhkan kesempatan untuk belajar mandiri dalam lingkungan yang aman.
Pola asuh abai terjadi ketika orang tua tidak memberikan perhatian, kasih sayang, atau dukungan emosional yang cukup pada anak.
Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti kesibukan yang berlebihan, masalah kesehatan mental, atau karena orang tua tidak memahami kebutuhan anak secara emosional.
Anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh seperti ini sering kali merasa tidak dicintai, tidak berharga, dan tidak diperhatikan.
Baca Juga: Tips Mendidik Anak Supaya Bisa Akur dan Kompak dengan Saudaranya
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR