Pola Asuh yang Bisa Menimbulkan Trauma pada Anak, Termasuk Overprotektif

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 6 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Pola asuh yang bisa menimbulkan trauma anak (Freepik)

Orang tua bisa memberikan dukungan tanpa mengambil alih, sehingga anak dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian.

5. Pola Asuh yang Tidak Konsisten

Ketidakkonsistenan dalam pola asuh, di mana aturan dan batasan sering berubah tanpa alasan yang jelas, bisa sangat membingungkan bagi anak.

Misalnya, ketika orang tua kadang-kadang bersikap lembut dan di lain waktu sangat tegas tanpa penjelasan, anak-anak bisa merasa bingung dan tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka.

Ketidakpastian ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada anak, karena mereka tidak tahu bagaimana cara bersikap atau berperilaku untuk menyenangkan orang tua.

Trauma emosional dapat terjadi ketika anak merasa terus-menerus berada dalam ketidakpastian dan ketakutan akan reaksi orang tua.

Untuk menghindari trauma ini, penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang konsisten.

Aturan dan batasan harus jelas dan diterapkan secara adil. Anak-anak membutuhkan stabilitas dan kepastian agar dapat tumbuh dengan rasa aman dan percaya diri.

Pola asuh yang tidak sehat dapat berdampak buruk pada perkembangan emosional anak dan menimbulkan trauma yang terbawa hingga dewasa.

Penting bagi orang tua untuk memahami dampak dari pola asuh yang otoriter, permisif, abai, terlalu protektif, dan tidak konsisten.

Dengan mengenali kesalahan-kesalahan ini, orang tua bisa berusaha untuk menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih, dan mendukung bagi anak-anak mereka, sehingga mereka dapat tumbuh dengan rasa percaya diri, kemandirian, dan kesejahteraan emosional yang sehat.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan