Tes Kesehatan Prakehamilan, Pentingkah?

By Heni, Senin, 30 Juni 2014 | 13:00 WIB
Tes Kesehatan Prakehamilan, Pentingkah? (Heni)

- Pemeriksaan panggul dan Pap’s smear. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi munculnya sel-sel tidak normal yang bisa berkembang menjadi kanker di daerah leher rahim.

- Pemeriksaan kesuburan terutama bagi yang berumur 35 tahun ke atas. Kehamilan pada umur 35 tahun atau lebih memiliki risiko bayi lahir dengan masalah kromosom, contohnya down syndrome.

- Pemeriksaan TORCH: Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus,  dan Herpes Simplex Virus. Calon Mama yang mengidap salah satu virus tadi  kemungkinan besar mengalami keguguran, bayi lahir prematur, atau bayi lahir cacat.- Tingkat depresi atau masalah kesehatan mental.- Kondisi berat badan: Obesitas atau terlalu kurus.- Gangguan tiroid.

Tes genetik. Untuk beberapa perempuan, dokter akan merekomendasikan tes genetik yang sifatnya opsional ini. Tes dilakukan untuk mengetahui apakah Anda dan pasangan memiliki gen yang dapat membuat bayi memiliki kondisi medis tertentu.  Siapa yang dianjurkan melakukan tes genetik? Jika ternyata Anda berdua memiliki kemungkinan menurunkan penyakit genetik, selanjutnya Anda akan dianjurkan berkonsultasi dengan ahli genetika klinis. Anda akan diberi tahu beberapa tes lanjutan untuk mengatasi masalah tadi.  Dokter biasanya merekomendasikan uji genetik ini pada perempuan yang mengalami kesulitan hamil, pernah keguguran beberapa kali, atau bayi lahir mati.

Hasil tes kesehatan prakehamilan merupakan bukti nyata kondisi kesehatan kita. Bila ternyata ditemukan masalah, penanganan jadi bisa dilakukan segera. Ingat, beberapa masalah kesehatan harus segera diatasi karena dapat membuat Anda sulit hamil, berisiko menyebabkan keguguran, atau bayi lahir cacat.

Deasy Christina Siallagan