Jangan Menyusui Kalau Mama Sakit ini

By Ipoel , Rabu, 16 Desember 2015 | 23:07 WIB
Jangan Menyusui Kalau Mama Sakit ini (Ipoel )

Baca juga : Jangan main gadget saat menyusui, ini dampak negatifnya.

Saat Ibu menderita beberapa penyakit berikut , maka disarankan sementara berhenti menyusui : 

1. Ibu menderita penyakit berat seperti Sepsis , septicemia dan harus diopname serta tidak diperbolehkan membawa bayi bersama Ibu.

2. Menderita cacar air dan Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) pada payudara, bayi tidak boleh menyusu langsung pada payudara hingga lesi / blister sembuh. Ibu dapat memerah dan memberikan ASI perahnya. Tapi bila saat Ibu memerah dengan  tangan dan atau alat pompa menyentuh lesi/blister di payudara, maka ASI perah harus dibuang. Payudara yang tidak terdapat lesi/blister boleh disusui langsung oleh bayi.

3. Ibu mengonsumsi obat-obatan seperti obat psikoterapi, antiepilepsi, golongan opioid, dan lain-lain.

Mengenai Ibu yang terinfeksi HIV, secara umum sarannya Ibu tidak boleh menyusui. Namun beberapa negara mulai menerapkan Panduan terbaru dari WHO-UNICEF tahun 2010 (Guidelines on HIV and Infant Feeding 2010). Panduan tersebut menyatakan bahwa setiap negara memiliki wewenang untuk memutuskan asupan untuk bayi dari Ibu yang terinfeksi HIV, pilihannya : Ibu boleh tetap menyusui dengan pemberian obat antiretroviral / ARV pada bayi, atau tidak menyusui sama sekali. Bila ARV tersedia, maka Ibu yang terinfeksi HIV direkomendasikan untuk menyusui hingga bayi berusia 12 bulan. Pengganti ASI (PASI) tidak boleh diberikan jika tidak tersedia PASI yang memenuhi syarat AFASS (Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable , Safe).

Sementara saat Ibu yang menderita TB/Tuberkulosis atau TBC, panduan di Amerika masih menyarankan Ibu yang menderita TB aktif agar dipisahkan dari bayi dan tidak boleh menyusui. Ibu baru boleh menyusui setelah minimum selama 2 minggu menjalani pengobatan TB (OAT/Obat Anti TB). Sementara menurut panduan WHO- Breastfeeding and Maternal Tuberculosis , Ibu tetap dapat menyusui dengan meminimalkan kontak dekat dengan bayi, salah satunya dengan selalu mengenakan masker saat menyusui serta menjaga agar tangan selalu bersih. Anggota keluarga lain juga perlu diketahui statusnya menderita TB / tidak. Sementara bayi menjalani pengobatan pencegahan/profilaksis TB selama 6 bulan. 

Jadi saat Ibu menderita penyakit umum (common problem) seperti batuk-pilek (selesma/common cold), radang tenggorokan, diare, dan lain-lain, tidak ada alasan untuk menghentikan menyusui. Bila dokter meresepkan obat-obatan, pastikan bahwa obat-obatan tersebut sesuai panduan tatalaksana penyakitnya serta aman untuk Ibu menyusui. Penting diperhatikan agar Ibu rajin mencuci tangan, mengenakan masker saat batuk-pilek, membatasi kontak dekat dengan muka bayi, memperbanyak minum air putih/asupan cairan lainnya.

Baca : Agar ASI deras, lakukan hal ini ya Mam

KEUNTUNGAN IBU TETAP MENYUSUI BAYI SAAT SAKIT

Lalu apa manfaat bagi Ibu sendiri bila tetap menyusui saat sakit? Ini dia manfaatnya: