Kalau Gendong Bayi Jangan Diayun! Ini Resikonya

By Ipoel , Kamis, 17 Desember 2015 | 22:00 WIB
Kalau Gendong Bayi Jangan Diayun! Ini Resikonya (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Saat tangisan bayi tak kunjung reda, Mama berusaha mencoba segala cara untuk menenangkannya. Salah satunya dengan menggendong dan mengayun bayi. Hal itu boleh-boleh saja. Meski begitu, Mama sebaiknya tidak mengayun bayi kelewat keras? Ini alasannya.

Ukuran kepala bayi cenderung lebih besar disbanding tubuhnya dan memiliki leher yang lemah sehingga tidak bisa menahan tekanan akibat guncangan. Otak bayi juga sangat rapuh, saat diayun otak dapat membentur tulang tengkorak dan menyebabkan lebam, bengkak, sampai perdarahan di otak atau retina mata.

Mengayun bayi merupakan salah satu penyebab atau pemicu terjadinya shaken baby syndrome. Apa itu shaken baby syndrome? Menurut Centers of Disease Control and Prevention yaitu bentuk trauma keras pada kepala (abusive head trauma) dan bentuk luka traumatik pada otak yang di akibatkan oleh orang lain secara sengaja (inflicted traumatic brain injury). Adapun akibat dari shaken baby syndrome ialah mengalami pendarahan pada otak, kebutaan, cidera pada bagian leher dan tulang belakang, dan kerusakan retina.

Shaken baby syndrome paling sering terjadi pada bayi berusia kurang dari 1 tahun karena mereka lebih sering menangis. Meskipun begitu, shaken baby syndrome dapat terjadi pada anak usia berapa pun.

Baca : Hati-hati pamer foto dan status anak di facebook. Seorang anak hampir diculik karena status facebook Mamanya

Akan tetapi biasanya kebanyakan akibat-akibat tersebut kadang tidak nampak. Untuk itu, Mama harus pandai-pandai mengenali gejala shaken baby syndrome yaitu:

1. Terjadi tangisan yang melengking pada sang bayi, karena ia merasakan sakit yang dahsyat di kepalanya.

2. Bayi kejang-kejang.

3.  Warna kulit bayi menjadi pucat.

4.  Melemahnya daya hisap bayi terhadap makanan atau ASI.

5.  Sesak napas dan menggigil yang cukup lama,

Karena itu, hindarilah mengayun bayi dengan terlalu keras agar sang bayi terhindar dari goncangan yang berakibat pendarahan otak.

Baca : Mama jangan lakukan ini saat bayi terjatuh. Ini bahayanya

CARA MENGAYUN BAYI YANG AMAN

Terdapat beberapa tip yang aman bila Mama  ingin mengayun sang bayi di antaranya:

1. Jika ingin mengayun, perhatikanlah posisi bayi, sebaiknya posisinya jangan melengkung.

2. Memperhatikan material yang di gunakan untuk ayunan, sebaiknya menggunakan material yang terbuat dari kain masih lebih aman dari pada ayunan yang terbuat dari kayu karena ayunan yang tebuat dari material kayu dapat mengakibatkan bayi terguling dan jatuh.

3. Gerakan ayunan si bayi perlu di perhatikan, mengayunlah secara perlahan-lahan

4. Agar aman saat di ayun: hindari meninggalkan bayi terlalu lama di ayunan, jangan biarkan anak kecil atau kakak dari si bayi mengayun tanpa sepengatahuan kedua orang tua, hindari benda-benda keras berada di dekat tempat ayunan bayi, di khawatirkan saat mengayun terbentur dan terkena sang bayi.

Selain itu, per diingat semua bayi menangis. Menangis merupakan cara bayi mengungkapkan perasaan dan keinginannya kepada Anda. Jika Anda bisa mencari tahu alasan bayi menangis, maka mereka akan berhenti menangis. Bayi biasanya menangis karena lapar, lelah, popok basah, takut, sakit, atau membutuhkan perhatian.

Merupakan hal yang normal bila bayi sehat menangis setiap 2-3 jam. Jika Mama sudah mencoba memberi perhatian, memberi makan, mengganti popok, namun bayi tetap menangis, ingatlah: seberapa pun lelah, marah, dan frustasinya Mama, jangan pernah mengayun atau mengguncang tubuh bayi! Yang mereka butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang.