Nakita.id – Setelah si kecil lahir, berat dan panjangnya akan diukur.
Biasanya sanak kerabat atau teman yang datang berkunjung akan mengomentari tubuh si kecil. Tidak jarang mereka berkomentar, “Wah bayinya panjang, nanti gedenya pasti tinggi!” Benarkah?
Menurut para pakar, asumsi itu bisa dibenarkan. Bayi yang terlahir panjang memang cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi, asalkan pertumbuhannya optimal.
Baca juga: Cara Agar Tinggi Badan Anak Optimal
Tinggi Ayah dan Ibu juga bisa menjadi petunjuk lain apakah kelak si kecil akan menjadi anak yang cukup tinggi untuk bisa melakukan slam dunk di permainan bola basket dengan mudah. Selaku anak, bayi mewarisi tipe tubuh kedua orangtuanya—tinggi, pendek, gemuk, atau ramping.
Berdasarkan faktor genetik, Ibu bisa mengira-ngira tinggi anak saat dewasa dengan rumus berikut:
Untuk anak laki-laki, rumusnya adalah ((Tinggi badan Ayah + 13 cm) + Tinggi badan Ibu) : 2 = N +/- 8,5 cm.
Sementara bagi anak perempuan adalah ((Tinggi badan Ayah – 13 cm) + Tinggi badan Ibu) : 2= N +/- 8,5 cm.
Baca juga: Ternyata Tinggi Badan Anak Tidak Hanya Dipengaruhi Faktor Genetik
Jadi, misalnya, Ayah tingginya 173 cm dan Mama 165 cm, maka anak perempuan Ibu, jika tumbuh secara optimal, kemungkinan saat dewasa tingginya kira-kira ((173 - 13) + 165) : 2 =162.5, rentangnya antara 154 cm—171 cm.
Rumus praktis lainnya menyebutkan bahwa tinggi seseorang setelah tumbuh sempurna mencapai dua kali tingginya saat ia berumur 3 tahun.
Baca juga:Terbukti, Makanan Ini Mendorong Anak Tumbuh Lebih Tinggi!
Tentunya kita semua pernah melihat anak yang saat tumbuh, berpotensi menjulang seperti kedua orangtuanya, namun pada akhirnya tingginya lebih pendek daripada yang diperkirakan.
Atau anak-anak yang tampak pendek saat masih kanak-kanak, namun saat puber tingginya langsung meningkat drastis. Karena itu, semua rumus di atas tidak bisa dijadikan pegangan yang pasti.