Empat Penilaian Penting Ketika Bayi Lahir

By Soesanti Harini Hartono, Sabtu, 18 Maret 2017 | 02:15 WIB
Empat Penilaian Penting Ketika Bayi Lahir (Santi Hartono)

Nakita.id – Menit-menit awal setelah kelahiran si kecil, dokter akan melakukan resusitasi. Tahapan ini adalah untuk memeriksa apakah bayi bisa bernapas dengan baik atau tidak. Selanjutnya, pada menit-menit tersebut, bayi akan menjalankan serangkaian tes. Empat pemeriksaan penting ketika bayi lahir ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan bayi baru lahir ketika menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tepat kehidupan di luar kandunngan. Apa sajakah penilaian itu? 1.  Tes Apgar Terdapat lima hal yang harus diperiksa, yaitu Activity (denyut otot--gerakan bayi yang dinilai berdasarkan aktif tidaknya tonus otot), Pulse (detak jantung per menit), Grimace (respons refleks--usaha bayi untuk bernapas yang dinilai dengan mendengarkan lemah atau kuat suara tangisan), Appearance (warna kulit) dan Respiration (denyut pernafasan. Salah satunya bisa diamati dari kuat lemahnya saat bayi menangis).

Tes ini dikembangkan dokter Virgina Apgar, pediatric dari Columbia University College of Physician and Surgeon pada tahun 1952. Berkat metode akses kesehatan pada bayi baru lahir yang dikembangkan oleh Apgar ini, angka kematian bayi baru lahir menurun drastis di seluruh dunia. Pasalnya, selain memeriksa kondisi fisik bayi baru lahir, tes Apgar bisa menentukan penanganan lebih lanjut yang mungkin diperlukan.

Jika bayi stabil atau nilai Apgar-nya baik, 10-7, misalnya, selanjutnya dilakukan pengukuran tubuh yang meliputi pengukuran berat dan panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, serta pemeriksaan umum termasuk mendeteksi ada tidaknya kelainan kongenital. Penilaian dan pemberian skor Apgar dilakukan dua hingga tiga kali. Pertama dilakukan pada menit pertama setelah si kecil lahir, dan kedua di menit kelima setelah lahir. Jika skor penilaian si kecil masih rendah, maka akan dilakukan tes kembali di menit ke sepuluh untuk memastikan.

Sistem nilai yang dilakukan adalah dengan memberi nilai pada masing-masing unsur  Activity, Pulse, Grimace, Appearance, dan Respiration  antara 0 (terendah) sampai 2 (kondisi terbaik), sehingga total nilai terbaik yang diperoleh adalah 10.

Untuk diketahui bersama, nilai Apgar rendah akan digunakan sebagai acuan awal untuk melakukan penanganan lebih lanjut atau melakukan tindakan medis spesifik yang diperlukan. Misalnya menyedot saluran pernapasan (mengeluarkan lendir) atau membantu dengan selang oksigen untuk membantu bayi bernapas. Ini dilakukan ketika bayi menunjukkan nilai Apgar 0 atau 1.

Biasanya setelah mendapat penanganan seperti itu, bayi saat tes Apgar di menit ke lima atau ke sepuluh nilainya akan naik, bahkan bisa mencapai di atas 7.  Jika tidak ada peningkatan, dokter akan melakukan tindakan yang lebih serius lagi, pernapasan si bayi dibantu mesin hingga pemberian infus. Kalau sudah seperti ini berarti si kecil menderita gangguan kesehatan tertentu.

Penting dipahami bahwa nilai Apgar dikembangkan untuk membantu tenaga medis memonitor kondisi bayi lebih dini. Tes ini tidak memprediksi kondisi jangka panjang bayi, tingkah laku, dan perkembangan intelektualnya. Singkatnya bayi yang mendapat nilai Apgar 9-10 bukan berarti orangtua boleh lalai menjaga kesehatannya atau lantas berharap menjadi anak cerdas/super.

Sebaliknya bilamana nilai Apgar awal bayi kita rendah, jangan langsung panik. Sebab hal itu bisa terjadi pada beberapa bayi. Khususnya pada bayi dari kehamilan berisiko tinggi, melalui operasi bedah atau dari ibu mengalami komplikasi saat melahirkan. Bayi yang lahir prematur pun kerap memiliki nilai Apgar yang rendah, seperti denyut otot yang rendah dan kemampuan bernafas yang lemah, mengingat paru-paru bayi prematur belum mencapai proses pertumbuhan yang sempurna.

Namun, dengan penanganan tim medis di ruang bersalin, mereka akan sigap melakukan tindakan medis yang harus diberikan agar bayi bisa tertolong/mencapai nilai Apgar lebih tinggi di pemeriksaan berikut. Dokter juga akan segera memberitahu dan menerangkan pada orangtua bila ada yang tak beres dengan si bayi, juga kemungkinan penyebab. Tapi secara mayoritas, bayi yang baru lahir akan mampu melalui awal kehidupan dengan baik.

2. Timbang badan Pemeriksaan ini merupakan salah satu dari empat pemeriksaan penting ketika bayi lahir untuk mengetahui kesehatan bayi. Bila berat badan si kecil tidak sesuai dengan usianya, bisa menjadi petunjuk adanya gangguan kesehatan fisiknya.

BB normal bayi ketika lahir berkisar antara 2,5 kg. Bila kurang dari itu, digolongkan sebagai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Keadaan sebaliknya juga bisa terjadi, yaitu bayi lahir dengan berat badan terlalu besar, di atas 4 kg (giant baby). Kedua kondisi tersebut akan mendapat perhatian khusus dari dokter, dan dokter akan mengusahakan mengejar hingga bayi mencapai BB normal sesuai umur bayi.

Biasanya, sampai hari ke-4 setelah lahir, BB bayi akan menurun antara 5-7% dari berat badan saat lahir. Tapi, secara berangsur-angsur beratnya akan meningkat kembali dalam waktu 2 minggu. Untuk itu, si ibu dianjurkan memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi.