Meredam Amarah Batita

By Heni, Jumat, 4 Juli 2014 | 12:00 WIB
Meredam Amarah Batita (Heni)

Ketika amarah batita meningkat sehingga mereka mulai memukul, melempar, dan berteriak secara nonstop, angkat dan bawa batita ke tempat yang aman seperti kamar tidur mereka. Katakan alasan mereka dibawa kesana, dan beritahu mereka kalau Anda akan bersama denganya hingga mereka tenang. Jika Anda sedang di area publik, bersiaplah untuk meninggalkan tempat bersama batita sampai mereka tenang.

3. Ajak mereka bicara setelah usai.

Ketika badai sudah berlalu, peluk batita dan bicarakan tentang apa yang terjadi. Diskusikan mengenai emosi dengan bahasa yang sederhana dan pahami rasa frustrasi yang dialami batita. Bantu mereka menempatkan perasaan yang dialami dalam bentuk kata, seperti, “Kamu sangat marah karena tidak suka makanannya ya?”. Biarkan mereka melihat bahwa mengekspresikan perasaan dengan kata-kata akan memberikan hasil yang lebih baik. Katakan dengan senyuman,”Maaf Ibu tidak mengerti kamu. Kalau kamu tidak berteriak, ibu bisa mengerti apa yang kamu mau.”

4.  Beritahu batita kalau Anda mencintainya.

Ketika sudah tenang dan Anda memiliki kesempatan untuk berbicara tentang amarah mereka. Berikan batita pelukan dan katakan Anda mencintai mereka. Sangat penting untuk memberikan penghargaan akan sikapnya yang baik, termasuk ketika mereka bisa tenang.

5. Cari tahu pemicunya.

Perhatikan pada situasi apa ‘tombol’ amarah batita menyala. Jika muncul ketika batita lapar, selalu bawalah camilan bersama Anda. Apabila pemicunya karena mereka sulit melakukan transisi dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain, berikan mereka peringatan halus sebelum perubahan terjadi. Dengan memberikan ancang-ancang perpindahan dari tempat bermain menuju kamar mandi misalnya, akan memberikan mereka kesempatan untuk menyesuaikan diri ketimbang bereaksi.

Saat gejala amarah akan muncul, coba alihkan pikiran batita dengan membawanya berganti lokasi. Memberikan mereka mainan favorit, atau melakukan hal-hal yang mereka tidak perkirakan, seperti membuat ekspresi yang konyol atau menunjuk burung yang sedang ada di atas pohon, bica cukup membantu.

Batita Anda semakin lama akan semakin mandiri, jadi berikanlah pilihan selagi Anda bisa. Sebab tidak ada yang suka diberitahu apa yang harus dilakukan setiap saat. Lebih baik, “Mau pilih mana, jagung atau wortel?”, ketimbang, “Ayo makan wortelnya!”. Perhatikan juga seberapa sering Anda mengatakan, “Tidak” pada batita. Jika Anda merasa sering, berarti sebenarnya Anda sedang menciptakan stres yang tidak perlu untuk Anda dan batita. (AA)