Hati-hati, Kematian Janin, Kenali Penyebab dan Pencegahannya agar Tak Kecolongan

By Saeful Imam, Jumat, 11 Mei 2018 | 19:18 WIB
Ibu hamil yang stres dan mengalami inflamasi dapat memengaruhi perkembangan otak janin (iStockPhoto)

Nakita.id - Setiap ibu ingin kehamilannya sehat, lancar, dan aman. 

Sayangnya, kadang harapan itu tidak sesuai karena berbagai kondisi dan penyebab. 

Salah satu ancamannya adalah kematian janin di dalam kandungan. 

Janin yang Moms cintai dan rawat sepenuh hati haru mengakhiri hidupnya di dalam rahim karena berbagai penyebab. 

BACA JUGA : Ini Moms, Dampak Kehamilan Lewat Waktu Pada Moms dan Janin

Banyak faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, di antaranya: 

1. Ketidakcocokan rhesus maupun golongan darah ibu dengan janin.

2. Gerakan janin sangat berlebihan hingga membuatnya terlilit tali pusat.

3. Si ibu menderita penyakit seperti preeklamsia, diabetes, dan infeksi

4. Kelainan kromosom

5. Kelainan bawaan bayi seperti jantung atau paru-paru

6. Alami trauma (benturan, goncangan, dan lain-lain) saat hamil semisal kecelakaan hingga mengakibatkan lepasnya plasenta.

BACA JUGA : Catat, Ini Daftar Plus dan Minus Jika Hamil di Usia 30-an

SAAT TEPAT KE DOKTERSegera periksakan ke dokter bila ibu merasakan tak ada gerakan janin sama sekali, gerakan janin sangat hebat atau malah semakin pelan/melemah sebelum akhirnya diam sama sekali.

Hal ini menandakan janin mengalami kegawatan akibat gangguan transportasi oksigen dari si ibu.

Itulah mengapa, wajib bagi ibu hamil untuk selalu memantau gerakan janinnya. Gawat janin juga bisa terdeteksi melalui denyut jantung janin (DJJ) yang tak normal, yakni bila DJJ 180 denyut per menit.

Maupun bila terdapat gangguan irama jantung janin, yaitu bila dengan alat doppler terdengar bunyi aneh yang tak sesuai pola irama semestinya.

BACA JUGA : Belum Usai Kisah Perceraian Sule, Ibnu Jamil Digugat Cerai Sang Istri LagiTINDAK PERTOLONGANDokter harus segera melakukan pertolongan kegawatan janin dalam kandungan, di antaranya resusitasi intrauterin dengan meminta si ibu berbaring miring ke kiri dan pemberian oksigen maupun obat pereda kontraksi.

Selama 2 jam, ibu dan janin akan diobservasi terus. Bila tak ada perubahan positif, biasanya dokter akan mempertimbangkan janin dilahirkan lewat bedah sesar, karena bila dibiarkan akan berakhir dengan kematian janin dalam kandungan.