3 Penyebab Anak Takut Air dan Cara Mengatasinya

By Ipoel , Rabu, 6 Maret 2013 | 04:00 WIB
Ketahui penyebab anak takut air dan cara mengatasinya. (Pexels)

Nakita.id - Mengapa ada anak batita takut air padahal sensasi air bagi anak sebetulnya sangat menyenangkan?

Tentu hal ini perlu dicari penyebabnya agar bisa ditemukan solusinya.

Kalau perilaku takut air ini keterusan, tentunya hal yang berkaitan dengan rutinitas mandi bisa terganggu.

Padahal mandi sebagai bagian dari kebersihan diri justru harus dibiasakan dari kecil.

Berikut beberapa penyebab anak takut air dan cara mengatasinya.

1. Kejadian tak menyenangkan

Bila ditelusuri, munculnya rasa takut sebagian besar bermula dari kejadian tak menyenangkan yang berhubungan dengan air.

Misalnya saja ada seorang ibu yang kemudian teringat bahwa anak batitanya pernah dimandikan di bak mandi, lalu terlepas dari tangan ibu yang memegangnya.

Akibatnya, si batita sempat terbenam di dasar bak mandi meski airnya sendiri dangkal.

Peristiwa tanpa sengaja tersebut telah membuat si anak panik dan mempunyai pengalaman buruk dengan air.

Apalagi kemudian air yang terisap masuk ke dalam hidungnya menimbulkan rasa sakit dan tak nyaman.

Kejadian tersebut cukup membuat si anak memiliki pengalaman traumatis yang masih terekam dalam memorinya.

2. Tidak nyaman

Kejadian lain yang mungkin dialami, ketika mandi airnya terlalu dingin sehingga membuatnya tak nyaman.

Bisa juga saat tangannya masuk ke ember, ternyata airnya masih terasa sangat panas sehingga membuat anak kaget.

Atau kejadian ketika si anak diajak berenang di kolam, airnya terhirup dan membuatnya tersedak.

Anak lain ada yang menjerit-jerit bila melihat shower menyala.

Padahal belum tentu shower itu akan digunakan untuknya.

Usut punya usut, ternyata si anak pernah terkena semprotan shower yang membuatnya gelagapan.

3. Kejadian traumatis

Kejadian yang lebih traumatis akibat air bisa menimpa anak-anak batita yang pernah mengalami langsung amukan air seperti banjir atau tsunami.

Apa pun penyebabnya, ketakutan atau trauma air ini patut diatasi.

Bila dibiarkan terus, akan terbawa sampai dewasa. Misalnya saja, selain takut mandi,  anak jadi takut berenang.

Padahal aktivitas ini bisa dijadikan ajang bersosialisasi atau untuk relaksasi sekaligus berolahraga.

Cara mengatasi

Umumnya seiring bertambahnya usia, dengan bimbingan, arahan, dan keyakinan yang ditumbuhkan orangtua, pengalaman tak menyenangkan dengan air itu perlahan akan menghilang dengan sendirinya.

Ini karena pada usia batita, pengalaman tak menyenangkan bisa dimodifisikasi dengan cepat sehingga secara perlahan anak tidak takut air lagi.

Namun untuk pengalaman traumatis yang berat karena pernah mengalami bencana air atau pernah tenggelam, tentunya perlu bantuan ahli untuk menanganinya melalui terapi.

Untuk mengatasi ketakutannya, pertama perlu diidentifikasi dulu penyebab si batita takut air.

Mulailah dengan menelisik kapan munculnya pada si batita. Lalu  memutus atau memodifikasi pengalaman tak menyenangkan tersebut pada anak. Salah satunya dengan teknik asosiasi.

Ketika anak akan mandi, gunakan air yang tidak terlalu dingin.

Basahi tubuh anak sedikit demi sedikit.

Mulailah dari bagian kaki dulu, jangan langsung mengguyur dari kepala.

Biasanya pengalaman yang tak menyenangkan muncul ketika anak gelagapan.

Lakukan sedikit demi sedikit. Begitu pun bila mandi di bak/bath up, jangan langsung masuk ke bath up.

Gosok-gosok saja kakinya dengan sabun dulu, misalnya. Lakukan sambil bernyanyi-nyanyi atau menjelaskannya soal mandi. Jika perlu, orangtua ikut berbasah-basahan.

Lakukan aktivitas mandi yang dirasakan fun dan menyenangkan bagi anak sehingga secara perlahan anak akan menjalani proses mandi tersebut dengan gembira.

Ketika berenang, anak diajak duduk-duduk di pinggir kolam terlebih dulu, mengajaknya memasukkan kakinya ke dalam kolam sebelum kemudian dituntun masuk atau digendong ke dalam kolam meski kolamnya berukuran kecil.

Bisa juga dengan melengkapi anak dengan peralatan renang seperti vest, ban, atau pengaman di lengan bergambar menarik supaya si batita merasa senang dan lebih yakin.

Ketika anak masih menolak, jangan dipaksa.

Apalagi memaksa sampai si batita berteriak-teriak.

Sebaiknya orangtua mengalah, menunggu saat yang tepat anak siap diajak bermain air.

Hadapi dengan sikap relaks dan santai.

Percayalah, dengan kesabaran dan ketekunan orangtua menanamkan rasa percaya diri anak, lama-lama si batita akan akrab dengan air.