5 Manfaat Mengajarkan Keteraturan Pada Anak

By Ipoel , Kamis, 12 Juli 2012 | 22:00 WIB
Penting bagi Dads Berperan Sama mengajarkan anak disiplin (Pexels)

Nakita.id - Anak perlu diajarkan keteraturan supaya ia bisa melakukan banyak hal dengan baik.

Berikut manfaat mengajarkan keteraturan pada anak.

1. Penanaman Disiplin

Melakukan urut-urutan aktivitas secara tidak langsung membentuk kedisiplinan pada anak.

Jika ada aktivitas yang terlewat, anak akan merasa kehilangan dan muncul tanggung jawabnya untuk memenuhi apa yang belum ia lakukan.

2. Aturan Hidup

Tanpa disadari, penerapan rutinitas akan membuat anak belajar mengatur kehidupannya sendiri.

Mulai bangun tidur, makan/mandi, bermain, hingga tidur malam.

Awalnya mungkin masih ada orang yang perlu membangunkan anak, memintanya makan/mandi, menyudahi bermain, membereskan mainan, memintanya tidur siang, atau bangun tidur siang.

Baca Juga: Tips Menjaga Kehamilan Tetap Sehat untuk Cegah Risiko Stunting pada Anak, Ibu Hamil Wajib Catat Langkah-langkahnya!

Namun setelah sederet aktivitas itu menjadi rutinitas, kelak si batita akan lebih mudah melakukan semuanya sendiri.

3. Sehat Psikis

Pola kegiatan sehari-hari tanpa disadari membentuk rasa aman dan nyaman pada anak. 

Dari situ, kondisi psikis yang sehat dapat terbangun.

Anak yang terbiasa dengan rutinitas akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ada yang pastinya berlaku di mana-mana.

Bahkan di tempat bermain sekalipun.

4. Memahami Konsep Waktu

Kedisiplinan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari sangat berkaitan dengan waktu.

Nah, di sinilah anak mendapat pengetahuan mengenai konsep waktu. “Sudah pagi, bangun yuk!” atau “Ayo makan siang!” atau “Sudah malam, waktunya tidur!”

Baca Juga: 6 Tanaman Pengusir Nyamuk yang Wajib Moms Tanam di Rumah, Tak Perlu Pestisida

5. Memudahkan

Urutan aktivitas yang dilakukan secara teratur akan memudahkan semua pihak.

Coba bayangkan, jika tidak ada jadwal tidur siang, anak mungkin  akan tertidur di tempat bermainnya tanpa dapat menahan kantuk. 

Malam harinya, ia bisa saja tidur terlalu larut.

Esoknya ia bangun kesiangan sehingga aktivitas lain harus ikut mundur.

Jadwal orangtua pun akan terganggu.

Jika sebetulnya setelah pukul 21.00 orangtua bisa bersantai, karena anak belum juga tidur, mau tidak mau harus menemaninya hingga larut malam.

Jika anak dibangunkan paksa pada pagi harinya, ia akan rewel. Nah, repot, kan?