Moms Wajib Tahu, 6 Hal Ini Bisa Menjadi Penyebab Kegagalan Toilet Learning pada Anak

By Ipoel , Rabu, 27 Juni 2012 | 22:00 WIB
Kegagalan toilet learning pada anak berusia 18 bulan sampai 2 tahun. (Freepik/jcomp)

Nakita.id - 1. Terlalu Awal Memulai

Idealnya, toilet learning dimulai ketika anak berusia 18 bulan sampai 2 tahun.

Bila Anda terburu-buru memulai sebelum waktunya, boleh jadi kegagalanlah yang didapat.

Waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama dan berat sekali saat harus melaksanakan program tersebut.

Umumnya, anak sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut di usia 18 bulan sampai 2 tahun.

Bahkan, sebagian ada yang baru menunjukkan tanda-tanda tersebut di usia 4 tahun.

Patut diingat, anak memiliki kemampuan dan kesiapan yang berbeda, tak bisa disamaratakan.

Sedikitnya, untuk menerapkan toilet learning dibutuhkan waktu 3 bulan.

Dituntut kesabaran dan sportivitas bila Anda gagal menerapkan dalam waktu tersebut.

Ini dapat dijadikan pertanda, anak Anda belum siap. Tunggulah beberapa minggu lagi, barulah mulai untuk mencoba kembali.

Baca Juga: Toilet Training Bisa Cegah Anak Kena Konstipasi, Begini Cara Tepat untuk Mengenalkannya Pada Si Kecil

2. Memulai Di Waktu Yang Tidak Tepat

Bila Anda memulainya di saat yang tidak tepat, seperti seminggu sebelum kelahiran adik bayi, baru ganti pengasuh atau baru pindah rumah, bisa dipastikan kegagalanlah yang akan dicapai.

Begitu pun bila terjadi perubahan rutinitas. Ketika terjadi perubahan, anak butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan rutinitas baru tersebut.

3. Pemaksaan

Ketika si Kecil sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan dan tertarik untuk memulai toilet learning, tak jarang orangtua memaksanya untuk segera melaksanakan secepat mungkin.

Padahal, pemaksaan ini hanya akan membuat anak stres yang ditandai dengan tak bisa buang air besar (konstipasi/sembelit).

Yang terbaik, biarkan si Kecil mengikuti iramanya sendiri dan menjalani program toilet learning setahap demi setahap.

Tindakan paling bijaksana adalah tetap memberikan motivasi. Namun, ketika anak mogok, jangan sekali-sekali dipaksakan.

Baca Juga: Nycta Gina Nyesal Remehkan Sang Putra Bakal Gagal Saat Toilet Training, Istri Kinos Kini Merasa Bersyukur: 'Masya Allah Mas'

4. Ikut-ikutan

Begitu mendengar cerita kenalan atau saudara tentang keberhasilan program toilet learning yang diterapkan pada anaknya, orangtua lantas ikut-ikutan melakukan hal itu pada buah hatinya.

Ingat, setiap anak adalah unik. Tak mungkin menyamaratakan perkembangan semua anak meskipun usianya sama.

Langkah paling bijaksana adalah menunggu kesiapan anak.

5. Memberikan Hukuman

Ketika anak gagal melakukan toilet learning, orangtua pun menghukumnya.

Bisa jadi hukuman tersebut dirasa memberatkan anak dan membuatnya trauma.

Akibatnya, anak tidak mau memulai kembali toilet learning karena teringat akan hukuman yang diberikan.

Baca Juga: Cara Mudah Lakukan Potty Training pada Balita, Yuk Moms Coba!

6. Tidak Konsisten

Ketidakkonsistenan dalam hal apa pun akan membuahkan kegagalan.

Jadi, kalau memang sudah memutuskan untuk melaksanakan toilet learning, bersikaplah konsisten.

Laksanakan latihan itu bukan hanya saat siang, tapi juga malam.

Tentu secara bertahap, diawali dengan kesuksesan melaksanakan toilet learning di siang hari, lalu dilanjutkan pada malam hari.

Orangtua harus konsisten membangunkan anak di malam hari untuk BAK di kamar mandi, ataupun menggunakan potty training di kamar tidur.