Minum Susu Agar Badanku Tinggi

By Ipoel , Selasa, 30 Desember 2014 | 01:00 WIB
Minum Susu Agar Badanku Tinggi (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com- Badanku tinggi? Mau banget. Lebih gagah, kuat, sehat, dan keren. Aku bisa jadi andalan saat bermain basket di sekolah, juga bisa lebih diperhitungkan saat bermain bola, karena bisa menjadi kiper handal serta jago bermain bola-bola atas saat jadi bek. Anak yang tinggi juga lebih disukai dan disegani. Berpeluang besar menjadi pemimpin upacara. Guru di sekolah juga suka mempercayakan ketua kelas kepada anak yang badannya tinggi. Anak yang tinggi lebih dipercaya untuk memimpin teman-temannya, juga lebih percaya diri dan menarik.       

Kata ayah, supaya badanku tinggi, aku sebaiknya rutin minum susu. Apa istimewanya minuman berwarna putih ini? Ternyata, susu mengandung kalsium yang tinggi. Dalam secangkir susu yang kita minum, ada 350 mg kalsium di dalamnya. Dengan konsumsi dua gelas sehari, maka kebutuhan kalsium harianku tercukupi. Ya, kebutuhan kalsium untuk anak 1-6 tahun berkisar 650 – 1000 mg (Permenkes No. 75 tahun 2013).  

Kalsium adalah makanan bagi seluruh tulang di tubuhku. Ingat, sebagian besar tulang mengandung kalsium serta 90 persen kalsium di tubuh ada pada tulang dan gigi. Asupan kalsium yang cukup akan membuat tulang tumbuh, memanjang, serta memadat, sehingga aku dapat memperoleh tinggi badan maksimal.

Ingat, tulang adalah kerangka tubuh. Pertumbuhan tinggi badan anak jelas dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang belulangnya. Kalau dilihat dari luar, ya bentuk tulang tidak berubah. Padahal, bila dilihat dari dalam, sejatinya setiap hari ada proses pergantian sel-sel tulang. Sel tulang yang sudah tua digantikan oleh sel tulang yang baru. Sama saja dengan tabungan juniorku di bank. Ada pengambilan, tapi ada juga penyetoran uang. Supaya tabungan tulangku bagus, maka setiap hari aku harus mencukupi kebutuhan kalsiumku. Sebab, saat anak-anak dan remaja, pertumbuhan tinggi badan sedang pesat-pesatnya, sehingga inilah saatnya untuk menabung tulang, salah satunya dengan minum susu dua kali sehari. Anak 3-12 tahun yang normal dan sehat, rata-rata tubuhnya bertambah tinggi 7,5-10 cm/tahun.

Kenapa harus susu? Kan banyak makanan bergizi kaya kalsium lainnya. Jawaban Ayah, kalsium yang ada pada susu lebih mudah diserap dibandingkan bahan makanan lain seperti sayuran atau kalsium sintetis dalam kemasan yang banyak dijual di apotek atau supermarket. Begini, 1 cangkir susu segar mengandung 350 mg kalsium, 30 persen kalsium itu akan diserap oleh tubuh. Yuk, bandingkan dengan sumber kalsium lain seperti bayam yang dalam 1 cangkirnya terdapat 30 mg kalsium. Dari jumlah kalsium pada bayam, hanya 13 persennya yang diserap tubuh. Beda jauh, kan?

Selain kalsium, susu merupakan salah satu lauk hewani (protein) terbaik. Protein sendiri berperan dalam tinggi tubuhku. Sebab, protein protein mengandung asam amino yang diperlukan untuk hormon pertumbuhan, dan sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang, otot, jaringan, organ, kulit dan gigi.

Oh iya, vitamin juga berperan dalam pertumbuhan tinggi badan. Kabar baiknya, susu sarat dengan vitamin penting untuk pertumbuhan seperti vitamin D yang berperan dalam penyerapan kalsium untuk tulang yang kuat dan sehat. Juga ada vitamin A yang berguna untuk mempertahankan kalsium dalam tubuh. Juga ada vitamin B1 dan B2, yang diperlukan untuk pertumbuhan badan yang normal. Pokoknya, lengkap deh. Nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan ada dalam segelas susu.

Selain itu, ujar Ayah, manfaat susu untuk membantu tinggi badan anak juga sudah dibuktikan lewat berbagai penelitian. Penelitian selama 2 tahun pada anak-anak usia 10 tahun di Cina menunjukkan mereka yang mengonsumsi susu tumbuh lebih tinggi, memiliki jumlah dan kepadatan mineral dalam tulang yang lebih banyak. Begitu pula penelitian yang dilakukan di New Zeland pada anak usia 3-10 tahun. Mereka yang tidak mengonsumsi susu ternyata asupan kalsiumnya lebih rendah, cenderung lebih gemuk bahkan obesitas, memiliki jumlah dan kepadatan mineral dalam tulang yang lebih sedikit, tulang lebih rapuh sehingga banyak yang pernah mengalami patah tulang, dan tubuhnya lebih pendek. (Tempo, 30/12/2014).

Memang, Ayahku tidak memungkiri, tinggi badan seseorang mengikuti potensi genetik. Artinya, tinggi badan anak dipengaruhi tinggi badan Ayah dan Ibunya. Meski begitu, faktor genetik bukan satu-satunya penentu, karena nutrisi juga berperan besar. Kalau asupan nutrisiku cukup dan faktor lainnya juga dipenuhi, aku bisa lebih tinggi 8,5 cm dari ayah. Luar biasa bukan.  

Terima kasih Ayah sudah memintaku untuk menabung tulang sejak kecil, sehingga kelak tinggi badanku bisa optimal.

Salam sayang,

Anakmu