Si Kecil Lebih Suka Main Sendiri di Rumah? Kenali Penyebabnya

By Yoan A.D. Nayoan, Kamis, 14 Juni 2018 | 19:00 WIB
Bila si kecil senang bermain sendiri di rumah. Moms dapat membantunya bergaul dengan mengenali penyebabnya (nutranger)

Nakita.id - Pada usia sekolah, umumnya Si Kecil sudah pandai bergaul.

Tak heran, begitu tiba di rumah seusai sekolah, si kecil masih ingin bersenang-senang dengan teman-temannya.

Entah bermain lego bersama, pergi bermain bola di lapangan, atau bermain boneka di rumah anak tetangga.

Kendati demikian, ada juga anak yang cenderung bermain sendiri di rumahnya.

Hal ini membuat orangtua heran sekaligus khawatir, mengapa anak saya seperti itu?

BACA JUGA : Suka Bermain Sendiri

Menurut Erviane Cicilia, M.Si dari LPT UI, Jakarta seperti dikutip dari Tabloid Nakita, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan anak lebih suka bermain sendiri di rumah, yaitu :

Anak memiliki karakter soliter

Ia merasa kurang nyaman berinteraksi dengan orang lain, terlebih saat bermain.

Namun bukan berarti anak tidak mau atau tidak dapat berinteraksi.

Hanya saja, ia perlu dibantu orang dewasa secara bertahap agar dapat nyaman saat berteman.

Yang penting diingat, jangan mudah memberikan label pada anak tipe ini seperti anak introver (tertutup), "kuper", tidak gaul, dan sebagainya.

Jika label itu sudah diberikan, di kemudian hari kecil kemungkinan bagi orang lain untuk mengajaknya bermain di luar rumah.

Ini karena lingkungan sudah menganggap si anak introver (tertutup) atau sulit diajak bermain bersama.

Selain juga membuat anak itu sulit keluar rumah.

Terlebih lagi jika anak yang senang main sendiri diolok-olok sebagai anak autisme--salah satu ciri autisme adalah menghindari interaksi sosial dan senang main sendiri.

Jadi, hati-hati dengan labeling.

BACA JUGA : 5 Trik Agar Anak Mau Bermain Sendiri

Faktor teman

Umumnya karena :

*Anak merasa kurang cocok atau tidak nyaman dengan karakter atau pembawaan teman yang mengajaknya bermain.

*Usia teman-temannya terpaut jauh dengan anak, sehingga ia kesulitan atau tidak nyaman saat menjalin hubungan.

Akhirnya, ia pun malas bergaul.

Misal, karena ia sering dijadikan "anak bawang" oleh teman-temannya.

*Memiliki "konflik"dengan lingkungan.

Anak kecewa dengan lawan mainnya, entah karena dimarahi, dicurangi, disepelekan, dikasari lewat kata-kata dan perilaku, atau pendapatnya kurang diterima, dan sebagainya.

BACA JUGA : Agar Anak Sukses Berteman

Konflik seperti ini memang rentan terjadi pada anak usia prasekolah, karena mereka masih sangat familier dan berada pada zona hal-hal baik yang diajarkan orangtua dan guru, sehingga saat ada pihak lain yang keluar dari aturan dan norma yang ia pahami, hal tersebut menimbulkan konflik.

Permainan yang dimainkan teman-temannya kurang menarik baginya, sementara di rumah tersedia mainan atau permainannya lebih bervariasi, sehingga anak jadi lebih betah main sendiri di rumah.

BACA JUGA :Panduan Memilih Mainan Anak

Anak tak terbiasa main di luar rumah

Umumnya karena pola asuh dimana orangtua kerap melarang anak bermain di luar rumah.

Anak sedang tidak nyaman, sehingga ia tak mau main di luar.

Bisa karena tidak enak badan atau sedang bad mood.

Jadi saat itu dia tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain.