Perkembangan Janin Minggu Ke-1

By Faras Handayani, Kamis, 2 Februari 2017 | 07:00 WIB
Perkembangan Janin Minggu ke-1 (Faras)

Bila dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), maka minggu pertama sejak hari konsepsi dianggap sebagai minggu ke-3 HPHT. Begini perkembangan janin di minggu ke-1 yang dimulai dari zigot lalu embrio.

Perkembangan Embrio: 

Ketika suami dan istri berhubungan intim, sekitar 200—500 juta spermatozoa dipancarkan ke dalam vagina, namun hanya 1 yang dibutuhkan untuk pembuahan. Pertemuan sel sperma dengan sel telur ini membentuk kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia, 23 kromosom dari ibu dan 23 koromosom dari ayah. Hasil pembuahan ini kemudian dinamakan zigot. Pembuahan atau konsepsi adalah peristiwa bersatunya dua sel kelamin yang sudah masak (sel ovum dan sel sperma). Di hari pembuahan terjadi, di hari itu juga zigot terbentuk. Zigot adalah sel yang terbentuk sebagai hasil pembuahan. Dari zigot inilah embrio terbentuk, yang nantinya embrio akan tumbuh menjadi janin.

Hanya dalam beberapa jam setelah konsepsi terjadi (sekitar 30 jam), zigot mulai membelah diri menjadi 2 sel kembar. Jika diperbesar, sel ini seperti  gumpalan yang bersusun longgar. Selanjutnya sel ini membelah diri lagi sesuai angka kelipatannya menjadi 4, 8, 16, dan seterusnya. Kumpulan sel-sel ini disebut blastomer. Pada hari ke-3 jumlahnya telah mencapai 16 sel dan bentuknya menyerupai rentetan buah murbei yang disebut morula.

Pada hari ke-4 sampai ke-5 terbentuklah rongga berisi cairan, disebut blastokista (blastula). Pada hari ke-4, blastokista sudah mencapai rongga rahim tapi belum menempel. Barulah pada hari ke-5 sampai ke-6, blastokista mulai menempel dan tertanam di dalam dinding rongga rahim (endometrium), disebut implantasi (nidasi). Peristiwa yang berlangsung dalam satu minggu pertama ini terjadi di saluran telur dan rongga rahim. Sel-sel morula terus membelah dan berkembang menjadi embrio.

Saat pembuahan terjadi, jenis kelamin anak sudah ditentukan. Yang menjadi penentunya adalah sel sperma, bukan sel telur. Sel sperma yang dimiliki ayah adalah pembawa kromosom seks X dan Y (XY),  sedangkan sel telur yang dimiliki ibu membawa kromosom X dan X (XX). Artinya, jika sperma X yang membuahi sel telur, maka zigot yang terbentuk memiliki pasangan kromosom XX. Pasangan kromosom XX akan membentuk bayi perempuan. Sebaliknya, jika sperma Y yang membuahi sel telur, maka zigot yang terbentuk memiliki pasangan kromosom XY yang nantinya membentuk bayi laki-laki.

Kondisi Calon Ibu: Pada minggu pertama kehamilan ini relatif tak ada gejala dan tanda yang dirasakan oleh calon ibu. Meskipun kadar hormon kehamilan hCG (human Chorionic Gonadotropin) mulai masuk ke dalam darah calon ibu sejak blastokista tertanam dalam endometrium, namun kadarnya masih rendah. Itulah mengapa, bila dilakukan uji kehamilan melalui tes urine di akhir minggu pertama ini, hasilnya negatif. Hormon hCG dihasilkan oleh plasenta, kadarnya mencapai puncaknya pada umur kehamilan 2-2,5 bulan, selanjutnya semakin rendah pada akhir kehamilan.

Baca juga: Perkembangan Janin Minggu Ke-2

Baca juga: Perkembangan Janin Minggu Ke-3

Baca juga: Perkembangan Janin Minggu Ke-4

Baca juga: Perkembangan Janin Minggu Ke-5

Baca juga: Perkembangan Janin Minggu Ke-6