Apa Itu Diagnostik Prenatal Invasif dan Tindakan di Dalamnya

By Ipoel , Minggu, 10 Maret 2013 | 21:00 WIB
Ketahui apa itu diagnostik prenatal invasif dan beberapa tindakan yang diperlukan. (Pexels)

Nakita.id - Jika dalam pemeriksaan non-invasif ibu masuk dalam kategori risiko tinggi maka ibu harus melanjutkan ke pemeriksaan invasif.

Pemeriksaan invasif adalah suatu tindakan dengan memasukkan jarum/alat ke dalam rahim untuk mendapatkan sampel cairan amnion, plasenta, atau darah tali pusat.

Tindakan ini biasanya menimbulkan rasa sakit dan dapat menyebabkan risiko keguguran sekitar 0,5%.

Risiko lainnya berupa infeksi ataupun pecah ketuban.

Bila tindakan ini tidak dilakukan sesuai prosedur, maka bukan tidak mungkin dapat menyebabkan cacat janin.

Ada beberapa tindakan dalam prosedur invasif:

1. Amniosentesis

Pengambilan cairan amnion/ketuban.

Waktu dilakukan: Pada usia kehamilan 15-16 minggu.

Teknik: Menusukkan jarum melewati rongga perut menembus kantung amnion. Cairan amnion diambil kurang lebih 15–20 ml. Kemudian sampel dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan analisis kromosom.

Risiko: dilakukan ketika usia kandungan 13 minggu atau lebih karena kurang dari itu menimbulkan risiko kelainan janin seperti talipes equinovarus atau telapak kaki yang miring.

2. Chorionic villus sampling